Kamis, 22 Juli 2010

Dikejar Orang Misterius, Bocah Trauma

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
PAJARAKAN - Gara-gara dikejar oleh sosok misterius seorang bocah asal Desa Sukomulyo, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo mengalami trauma. Bocah bernama Mohammad Firdaus, 10, itu jadi ketakutan setiap bertemu orang asing.

Peristiwanya terjadi Jumat (16/7) lalu. Siang itu, sepulang salat Jumat, Firdaus meminta uang kepada ibunya. "Untuk pergi bermain," jelas Sulaini, ibu bocah saat menjelaskan alasan anaknya meminta uang.

Setelah mendapat sangu Rp 1.000 dari ibunya, murid SD di Desa Rondoningo itu pun pergi bermain. Awalnyaa dia bermain di dekat rumah dengan anak-anak tetangga. Kemudian ia bertemu dengan kedua teman lainnya, Herul dan Sandi.

Bersama kedua temannya itu Firdaus sempat mengejar layang-layang putus. Saat itu layangan terlihat jatuh di sebuah perkarangan. Letaknya di sebelah timur Griya Indah Sukomulyo, yang tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah Sulaini. Perkarangan tersebut cukup luas dan dipenuhi tanaman pisang dan beberapa jenis tanaman lainnya.

Firdaus lalu mencoba masuk ke pekarangan tersebut. Sedangkan kedua temannya menunggu di luar. Saat hendak mengambil layangan tersebut, tiba-tiba muncul seorang pria yang berlari mengejar Firdaus, sambil membawa celuit. Ciri-ciri pria tersebut diketahui memakai pakaian berwarna hitam dan berpostur tinggi.

Firdaus pun takut, ia langsung berlari untuk meyelamatkan diri. Bahkan ia sempat terjatuh, namun tidak sampai tertangkap pria tersebut. Sambil berlari, Firdaus berteriak minta tolong. Ia berteriak seraya menangis ketakutan.

Setelah berhasil keluar dari perkarangan, Firdaus bertemu dengan warga yang baru pulang salawatan. Spontan Firdaus memegang kedua kaki warga tersebut, dan tak henti-hentinya menangis. Saat itu tidak terlihat pria yang mengejar Firdaus ke luar perkarangan.

Setelah itu, Firdaus diantarkan pulang ke rumahnya. Sesampai di rumah bocah ini tak henti-hentinya menangis." Menangis terus," tutur Sulaini. Sulaini pun mencoba menayakan apa yang telah terjadi. Namun, Firdaus hanya diam ketakutan. " Itu sambil mendekapkan kakinya," jelas Sulaini. Setahu Sulaini, perkarangan tersebut tidak ada penjaganya. Pemiliknya tinggal di luar kota.

Sejak peristiwa itu Sulaini mengaku tak langsung bisa mendapatkan keterangan dari Firdaus. Selama beberap hari Firdaus terlihat seperti anak yang shock. Kemudian Sulaini membawa anaknya ke salah seorang ustadz yang ada di daerahnya.

Dengan sedikit terapi dari ustadz tersebut, Firdaus akhirnya mau bicara. Dan sedikit demi sedikit Firdaus bercerita mengenai kejadian pengejaran itu.

Saat Radar Bromo hendak bertemu Firdaus, ia masih terlihat trauma bertemu orang asing. Firdaus tidak berani keluar dari kamarnya. Akhirnya, Sulaini bisa meyakinkan anaknya untuk keluar dari kamar dan bertemu wartawan. Sambil memeluk erat ibunya, ia tidak berani menatap dengan siapa orang yang datang melihatnya.

Pasca kejadian itu Firdaus tidak berani bermain di luar rumah, ia memilih untuk berdiam di dalam rumah." Sekarang kalau sekolah minta diantar," terang Sulaini. Ia juga menjelaskan, sebelum kejadian itu, Firdaus selalu berangkat sekolah sendiri dan sering bermain bersama teman-temanya.

Dari kejadian itu, Sulaini tidak melaporkannya ke aparat desa maupun polisi. Alasannya, Firdaus selamat dari peristiwa pengejaran itu (d7x/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171116

Tidak ada komentar:

Posting Komentar