Jumat, 17 September 2010

Menghindar, Khawatir Diamuk Massa

[ Kamis, 16 September 2010 ]
Pengakuan Pegawai PA usai Tabrak Motor

PROBOLINGGO- Rasa trauma masih menghantui Sjaiful Bakri, 52, akibat kecelakaan yang dialaminya, Selasa (14/9) lalu. PNS di Pengadilan Agama (PA) Kota Probolinggo itu masih menunjukkan kesedihan yang mendalam.

Saat ditemui di kantornya, di Jl Panjaitan Kota Probolinggo kemarin (15/9), Sjaiful terlihat kuyu. Kepalanya, masih terlihat memerah seperti habis menyundul sesuatu yang sangat keras. "Ini membentur kaca," ujarnya sambil menunjukkan kepalanya.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Sjaiful harus berurusan dengan polisi setelah mobil sedan yang dikendarainya menabrak motor yang dikendarai oleh Butran, 41, warga Desa Sumberkerang, Gending, Kabupaten Probolinggo.

Akibatnya, Butran sempat terlempar ke atas kaca depan mobil yang dikendarai Sjaiful. Butran pun harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka cukup serius pada kepala, pipi dan dagunya.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo saat itu, Butran keluar rumah hendak membeli tali bawang di Desa Curahwaso, Gending. Dari rumahnya, Butran berangkat seorang diri mengendarai motor Honda Suprafit melintas di Jl Raya Gending.

Butran beriringan dengan sebuah mobil sedan Sephia yang dikemudikan oleh Sjaiful. Dengan tenang, Butran mengemudikan motornya berada di depan mobil warga Desa Jabung Sisir, Paiton Kabupaten Probolinggo itu.

Entah apa sebabnya, tiba-tiba saja mobil bernopol P 1652 TL yang dikemudikan Sjaiful itu menubruk motor yang dikendarai oleh Butran. Karena benturan yang sangat keras, sampai-sampai Butran terlempar ke atas kaca depan mobil berwarna biru tua itu. Kepala Butran membentur kaca mobil tersebut hingga pecah.

Mobil sedan itu pun terus melaju dan menubruk tembok di pinggir jalan. Motor bernopol N 5401 PI milik Butran pun ringsek, terjepit antara mobil dan tembok. Tak ayal, kejadian itu langsung mengundang perhatian warga dan pengguna jalan.

Warga langsung merapat ke tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan pertolongan, dengan melarikan Butran ke rumah sakit. Sedangkan Sjaiful, waktu itu langsung pergi meninggalkan mobilnya.

Nah, saat ditemui di kantornya kemarin, Sjaiful mengaku saat itu dirinya bukan hendak lari dari tanggung jawab. Tapi, dirinya hanya menghindar dari kemungkinan massa yang marah.

Sjaiful mengaku, saat itu dirinya dibonceng oleh salah seorang pengendara motor sampai di salah satu pom bensin di Gending. Sampai di pom bensin itu, ia menelepon seorang temannya dan meminta pertolongan. "Saya hanya menghindar, karena khawatir diamuk massa," ujarnya.

Wakil sekretaris di PA Kota itu, mengatakan kalau saat itu dirinya tidak ngantuk atau ada gangguan lain. Bahkan, Sjaiful mengaku dirinya dalam keadaan sangat fit. Hanya saja, waktu itu ada salah pengertian antara Sjaiful dan Butran.

Menurutnya, waktu itu dirinya melihat Butran menghentikan laju motornya. Dan, posisinya seperti akan menyeberang ke kanan jalan. Mendapati itu, Sjaiful memilih hendak mendahului Butran dari sisi kiri. Ternyata, Butran tidak jadi menyeberang jalan.

Akibatnya, mobil sedan yang dikemudiakan oleh Sjaiful menubruk motor yang dikendarai oleh Butran. "Mungkin ini sudah apesnya saya. Keluarga saya juga kaget mendengar saya tubruan. Mereka mengira saya membawa motor dan menubruk tembok," ujarnya.

Atas kejadian itu, oleh keluarganya Sjaiful tidak diperbolehkan masuk kerja dulu. Ia diminta untuk istirahat. Tapi, Sjaiful memaksakan diri untuk terus bekerja. Tapi, ia kini tidak mengemudikan motor atau mobil, Sjaiful memilih naik bus. "Dada saya masih terasa sakit, karena waktu itu membentur setir," ujarnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar