Jumat, 17 September 2010

Bangun Rusunawa Lagi

[ Kamis, 16 September 2010 ]

Lokasi di Jl Brantas dan Jl Raden Fatah

PROBOLINGGO - Pada 2009 lalu Kota Probolinggo dapat program pembangunan rusunawa (rumah susun sederhana sewa) Bestari yang berlokasi di jalan lingkar utara (JLU). Kini pemkot kembali dapat program serupa. Dua rusunawa senilai Rp 24 M bakal dibangun di dua lokasi berbeda.

Dari APBN tahun anggaran (TA) 2010-2011 Kota Probolinggo mendapat dua twin blok rusunawa. Pemerintah pusat mengistilahkannya rusunawa Probolinggo I dan Probolinggo II. Rusunawa Probolinggo I bakal dibangun di Jl Brantas. Sedangkan rusunawa Probolinggo II di Jl Raden Fatah, bersebelahan dengan rusunawa Bestari.

Menurut Kabid Perumahan dan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum (PU) Amin Fredy, kucuran dana di proyek rusunawa tersebut jumlahnya berbeda. Probolinggo I dianggarkan Rp 12 M sementara Probolinggo II agak mahal Rp 12.900.000.000.

"Kenapa berbeda? Karena di Probolinggo II itu membutuhkan pengurukan. Yang awalnya pengurukan ditanggung oleh pemkot akhirnya pendanaan di-back up oleh pusat senilai Rp 900 juta. Luas lahannya pun berbeda," katanya.

Lahan rusunawa Probolinggo I sekitar 6.840 M2. Probolinggo II hanya sekitar 4.000 M2. Luas yang berbeda karena lahan yang digunakan untuk Probolinggo II jadi satu dengan rusunawa Bestari yang sudah dimanfaatkan sebelumnya.

Penentuan lokasi rusunawa diserahkan sepenuhnya kepada pemkot. Dua lokasi itu yang dipilih lantaran tanah tersebut merupakan aset milik pemkot dan disesuaikan dengan sasaran penghuni.

Proses pembangunan kedua rusunawa dimulai pada bulan ini. Senin (27/9) mendatang bakal digelar ceremonial peletakkan batu pertama rusunawa Probolinggo I dan II oleh Wali Kota Buchori.

Peletakkan batu pertama difokuskan di Jl Brantas namun pelaksanaan pembangunan dilakukan bersamaan. Ditargetkan pembangunan dua rusunawa selesai dalam kurun waktu 8 bulan.

"Kualitas, desain dan strukturnya sama seperti rusunawa Bestari yang sekarang. Masing-masing rusunawa ada 96 unit ruang. Kementerian PU mempercayakan program pembangunan rusunawa ini karena Kota Probolinggo dianggap berhasil dengan rusunawa pertama," jelas Amin kepada Radar Bromo.

Fasilitas di rusunawa yang akan dibangun pun sama. Ada musala, ruang serbaguna, ruang konvensi, ruang pengelola, hunian untuk orang cacat (difable) sampai parkir kendaraan.

Amin membeberkan, kedua rusunawa itu punya peruntukkan yang berbeda. Di Jl Brantas diperuntukkan bagi buruh pabrik. Oleh karena itu lokasi berada di wilayah industri. Kalau di Probolinggo II khusus untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) bisa saja seperti pemulung atau PKL (pedagang kaki lima).

Pemkot memiliki alasan sendiri mengapa salah satu rusunawa disediakan untuk buruh pabrik. Pasalnya, Bappeda sudah menyebarkan quisioner kepada para buruh pabrik. Dari sekian banyak quisioner yang disodorkan, 200 diantaranya bersedia menghuni rusunawa tersebut.

"Jelas yang diutamakan adalah warga kota. Yang MBR, sudah ada waiting list sekitar 150 orang," ujar Amin yang juga sebagai ketua tim teknis pelaksana pembangunan dua rusunawa tersebut.

Tim teknis ini terdiri dari gabungan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dan Kementerian PU. Mereka tugasnya melakukan pengawasan pekerjaan yang dilaksanakan rekanan dari PT Gariand Niaga Utama Jakarta.

Karena anggaran pembangunan fisik rusunawa dari sokongan dana APBN, jelas APBD kota masih memberikan kontribusi. Melalui APBD 2011 pemkot yang menyediakan prasarana dasar seperti jaringan listrik, PDAM dan IMB (izin mendirikan bangunan). "Kalau APBD 2010 ini untuk pagar rusunawa Bestari," pungkasnya. (fa/yud)

Sumber : http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179406

1 komentar:

  1. Hebat tuh Probolinggo yang peduli hunian bagi rakyat yg berpenghasilan rendah.

    BalasHapus