Kamis, 03 Juni 2010

Tak Boleh Paksa Tanam Tembakau

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]

Petani yang Sawahnya Tak Berpotensi


KRAKSAAN - Menghadapi musim tanam tembakau 2010, Dinas Perkebunan dan Pertanian (DPP) Pemkab Probolinggo melakukan sosialisasi rencana areal tanam tembakau. Salah satu yang ditekankan, yakni petani yang sawahnya tidak berpotensi tidak boleh memaksakan diri menanam tembakau.

Sosialisasi dilakukan di gedung Islamic Center Kraksaan, kemarin (2/6) sekitar pukul 09.30 WIB. Sebagai pilot project, yakni DPP pemkab. "Karena ini masalah lahan kami," kata salah satu peserta.

Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin beserta sejumlah pejabat pemkab. Juga hadir pimpinan DPRD Kabupaten Probolinggo dan seluruh anggota Komisi B DPRD.

Sosialisasi sendiri difokuskan pada petani tembakau di tujuah kecamatan. Yakni, Paiton, Pakuniran, Kotaanyar, Besuk, Kraksaan, Krejengan, dan Gading. Sebab, kecamatan-kecamatan merupakan lokasi yang direkomendasikan untuk menanam tembakau.

Karena itu, para camat dan kepala desa dari masing-masing kecamatan juga hadir. Tidak ketinggalan, para petani tembakau, pemiliki gudang, blandang dan kelompok terkait. Total jumlah keseluruhan yakni sekitar 700 orang.

Total tahun ini kebutuhan lahan untuk bertanam tembakau seluas 7.923 hektar. Lahan terluas ada di Kotaanyar, yakni 1.820 hektar. Sementara terendah di Kraksaan, yakni 754 hektar saja.

Begitu dibuka, peserta langsung mendapat suguhan presentasi dari Dr. Saraswati, seorang peneliti di lembaga penelitian dan peluruhan radikal bebas, Malang. Menurut Saraswati, tembakau sangat erat kaitannya dengan rokok. Sebab, tembakau adalah bahan bakar rokok. "Bapak-bapak di sini rupanya kebanyakan perokok," tuturnya.

Lebih lanjut dikatakannya, lembaganya telah banyak melakukan penelitian tentang rokok. Menurutnya, di setiap bungkus rokok terdapat peringatan tentang bahaya merokok. Hal itu kata Saraswati, lebih sebagai imbauan. "Saya fokus di penelitian tembakau sajalah," ujarnya.

Selanjutnya Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin dalam sambutannya mengatakan, rokok memang sering diperdebatkan. Bahkan, beberapa kalangan sudah menyatakan rokok itu haram. "Itu fatwa mereka," tutur Hasan.

Namun kata Hasan, rokok sebenarnya memiliki banyak manfaat. Di antaranya, sebagai salah satu pemasukan pajak terbesar ke negara. Karena itu kata dia, fatwa bahwa merokok haram harus dipikirkan ulang. Sebab kata Hasan, efeknya besar. "Saya ini juga perokok," tuturnya disambut tawa hadirin.

Sementar itu Kepala DPP Nanang Trijoko menegaskan, sosialisasi ini memiliki beberapa tujuan. Yakni, mengantisipasi dan menjembatani masalah antar petani dan gudang.

Selanjutnya kata Nanang, agar terjadi keseimbangan antara supply dan demand (penawaran dan permintaan). Itu perlu dilakukan agar tidak terjadi over produksi. Sebab akibatnya akan sangat merugikan. Yakni, jatuhnya harga tembakau.

Sementara setiap tahun dikatakannya, produksi tembakau terus meningkat. Tembakau Probolinggo bahkan merupakan komoditas perkebunan unggulan. Nilai ekonomis tembakau sangat tinggi. Hal itu membuat animo petani untuk menanam tembakau cukup tinggi.

Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah produksi tembakau, DPP sudah menetapkan batas produksi. Artinya kata Nanang, petani yang sawahnya tidak berpotensi tidak boleh memaksakan diri untuk menanam tembakau.

Sebab jika produksi semakin meninggi, maka harga tembakau akan turun. "Agar tidak menyesal di kemudian hari," ujar Nanang. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162081

Tidak ada komentar:

Posting Komentar