Kamis, 03 Juni 2010

Batik dan Keroncong di Bentar

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Obyek wisata Pantai Bentar di Gending Kabupaten Probolinggo Senin (31/5) malam lalu terlihat berbeda. Malam itu kawasan wisata tersebut meriah oleh gelaran peragaan busana batik bertema women in keroncong.

Gawe itu dihelat oleh Tim Penggerak (TP) PKK setempat bareng Disbudpar. Mereka menikmati malam bulan purnama dengan menyanyikan lagu keroncong ditambah peragaan busana batik.

Areal parkir Pantai Bentar pun disulap menjadi arena pesta terbuka. Selain ada panggung mini, juga ada catwalk sederhana dengan hamparan karpet merah.

Setelah beberapa anggota TP PKK menyanyikan lagu-lagu keroncong sejak pukul 19.00, sekitar pukul 20.00, acara tersebut dibuka dengan penampilan Ketua TP PKK Tantry Hasan Aminuddin beserta enam anggota. Mereka juga menyanyikan lagu keroncong.

Untuk memberi penghormatan pada mendiang Gesang, Tantry dkk menyanyikan lagu Bengawan Solo, dan langsung disambung lagu Jembatan Merah. Diketahui, dua lagu itu adalah ciptaan sang maestro keroncong, Gesang.

Kepala Disbudpar Tutug Edi Utomo mengakui, acara tersebut salah satunya memang untuk memperingati perjuangan Gesang. "Bagi kami, Gesang adalah pejuang budaya bangsa," kata Tutug.

Di saat Tantry dkk menyanyikan lagu keroncong tersebut, beberapa anggota TP PKK yang dikomandoi Wakil Ketua TP PKK Fatimah Salim Qurays mulai berjalan di atas catwalk. Istri Wabup Salim Qurays itu pun menjadi model dadakan.

Mereka membawakan busana batik dalam peragaan busana malam itu. Busana yang dikenakan malam itu merupakan busana koleksi pribadi tiap anggota TP PKK. "Dalam undangannya ada petunjuk memakai gaun batik yang paling keren," ujar Tutug sambil tersenyum.

Meski bukan model asli, namun aksi Fatimah dkk juga tak kalah dengan penampilan model profesional. "Latihannya itu sekitar lima hari," ujar salah satu anggota TP PKK kepada Radar Bromo.

Namun, selain istri pejabat, dalam fashion show tersebut juga ada model yang membawakan gaun hasil desain batik PKK, yakni Gaun Segaran. Gaun yang pernah diikutkan lomba desain batik Jatim itu diperagakan oleh Engga Dwi Zenia.

Sementara, dalam sambutannya, Ketua TP PKK Tantry mengatakan bahwa salah satu tujuan acara itu memang untuk menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Yakni batik dan keroncong. "Siapa lagi yang mau menjaga dan melestarikan budaya batik dan keroncong kalau bukan kita sendiri," kata Tantry disambut tepuk tangan para undangan.

Sedangkan Bupati Hasan Aminuddin yang juga datang pada malam itu memberi pesan kepada para musisi keroncong yang jadi pengiring acara tersebut. Hasan menantang musisi keroncong tersbut untuk menurunkan ilmu bermusiknya kepada generasi muda. Maklum saja, pemusik yang tampil malam itu rata-rata sudah sepuh.

Melihat acara yang dinilai cukup sukses malam itu, Tutug menyatakan bakal menjadikannya agenda tahunan. "Tidak menutup kemungkinan di tempat-tempat lain juga akan digelar event serupa," jelas Tutug.

Yang terdekat, kata Tutug, Disbudpar bakal ikut memeriahkan acara jazz gunung yang menjadi agenda rutin di Gunung Bromo setiap tahunnya. "Tidak menutup kemungkinan ada keroncong di Bromo atau tempat wisata lainya," ujarnya. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161918

Tidak ada komentar:

Posting Komentar