Kamis, 03 Juni 2010

Buchori: Ada Bukti, Laporkan ke Polisi

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
Buchori: Ada Bukti, Laporkan ke Polisi
Soal Kasus Pengemplangan Beras

PROBOLINGGO - Kabar adanya oknum Bulog Sub Divre VIII Probolinggo ngemplang ratusan ton beras milik mitra (pengusaha) sudah terdengar oleh Wali Kota Probolinggo Buchori. Ia justru menyarankan pihak pengusaha yang merasa dirugikan segera melapor ke polisi.

"Saya dilapori. Sampai di sini, katanya tidak ada kelanjutan. Saran saya, kalau ada bukti, langsung laporkan saja ke polisi. Mereka (Bulog) juga kan pemerintah, bagaimana bisa sampai merugikan masyarakat (pengusaha) seperti itu," ujar Buchori di sela kesibukannya mendampingi wisatawan asal Belanda yang datang ke Kota Probolinggo, kemarin (2/6).

Seperti diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Didit Adi Wijaya membeberkan ulah oknum Bulog berinisial DY. DY dituding ngemplang beras 108 ton atau senilai sekitar Rp 546.480.000 dan duit cash Rp 75 juta. Korbannya bukan hanya Didit tetapi juga mitra dari Sidoarjo dan Pasuruan.

Pada 2009 lalu Didit dari UD Akas Probolinggo diminta duit sebesar Rp 75 juta oleh DY yang saat itu jadi kepala Gudang Curah Petung Lumajang. Dalihnya, dengan uang itu Didit bakal dijanjikan beras 15 ton. Duit diberikan, beras tak juga datang. Lalu, Didit menitipkan beras 15 ton ke Gudang Curah Petung atas permintaan DY, walaupun tanpa kontrak. Beras sudah masuk, tapi tak juga terbayar.

Sekitar Februari-Maret 2010 ada pemeriksaan dari Bulog Jatim ke gudang di Curah Petung, hasilnya klop. Beberapa hari kemudian giliran Bulog Probolinggo yang mengecek ke gudang yang sama. Ada temuan stok beras kurang sekitar 122 ton.

Untuk menutupi kekurangan itu DY sebagai kepala gudang minta beberapa mitra memasukkan beras, lagi-lagi tanpa surat kontrak. Mitra dari Pasuruan Anshari 41 ton dan Kholiq 8 ton. Sedangkan mitra dari Sidoarjo Uripan 20 ton, Khojin 16 ton dan Sumantri 8 ton.

Hingga saat ini DY masih belum membayar uang beras untuk para mitra tersebut. Merasa dibohongi para korban kemudian meminta pertanggungjawaban ke DY dan Kepala Bulog Sub Divre VIII Probolinggo Nawaf Rudianto. Namun, Didit mengaku dipingpong.

Atas kasus ini Selasa (1/6) lalu wartawan mengonfirmasi Nawaf. Kepala Bulog Sub Divre VIII itu mengaku tidak tahu soal apa yang dilakukan DY dengan Didit. Menurutnya, Didit sudah memasukkan beras secara tidak prosedural dan itu terjadi karena pertemanan antara DY dan Didit.

Sementara itu, Wali Kota Buchori menyampaikan, upaya melaporkan oknum Bulog ke kepolisian tidak ada salahnya. Sebab, pengusaha harus mendapatkan haknya. "Pengusaha juga harus dilindungi. Bagaimana bisa kota menjadi kondusif jika ada yang berulah tidak baik, dan itu instansi vertikal atau horisontal. Ini jelas sudah bertentangan dengan visi misi saya," tegasnya.

Buchori juga menentang keterangan dari Nawaf Rudianto yang mengaku itu urusan pribadi anak buahnya dan Didit. "Kalau bilang pribadi (pertemanan), itu sudah tidak bener. Seret saja yang di bawah. Ya nggak bisa sih. Itu kan berasnya masuk di gudang, ya jadi urusan Bulog. Kecuali kalau berasnya ditaruh di rumah, itu baru pribadi. Sudah tidak sejalan ini," ujar Wali Kota.

Untuk itu, jika pengusaha yang jadi korban memiliki bukti, Buchori menyarankan segera melaporkan ke kepolisian. Supaya ada tindak lanjut dan pertanggungjawaban dari pihak DY dan Bulog.

Menurutnya, pemerintahan dengan semangat otonomi daerah seharusnya berkesinambungan antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal. Sebagai wali kota, Buchori merasa perlu memberikan saran karena ulah oknum tersebut bisa menodai image Kota Probolinggo. Terlebih, pengusaha pemasok beras berasal dari berbagai daerah.

Sedangkan Didit Adi Wijaya saat dikonfirmasi kemarin mengaku heran dengan pernyataan Kepala Bulog Sub Divre VIII Nawaf. "Masih belum ada sikap dari Pak Nawaf, tapi kami semua punya barang bukti kalau beras masuk di Curah Petung. Kami ada niatan melaporkan masalah ini ke polisi secara resmi," ungkap Didit yang saat dihubungi kemarin berada di Sidoarjo bersama pengusaha lain yang juga jadi korban. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162091

Tidak ada komentar:

Posting Komentar