Selasa, 25 Mei 2010

Partisipasi PAUD Tertinggi, Prospek Bagus Pendidikan Pamekasan

Partisipasi PAUD Tertinggi, Prospek Bagus Pendidikan Pamekasan
Senin, 24 Mei 2010 | 10:13 WIB

PAMEKASAN - Pamekasan memiliki prospek pendidikan yang bagus, karena memiliki basis anak muda yang potensial untuk maju dan berprestasi. Demikian dikatakan Menteri Pendidikan Nasional Prof Dr M Nuh DEA, saat menjadi Key Note Speaker dalam Seminar Pendidikan dan Pembangunan Madura di Gedung Islamic Center Pamekasan, Minggu (23/5).

Seminar yang dilaksanakan oleh ICMI Orsat Pamekasan bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Madura itu diikuti 500 peserta dari kalangan mahasiswa, santri, politisi, LSM, ulama, guru, dan pejabat pemerintah daerah tingkat II se Madura. Seminar ini dibuka Bupati Pamekasan Drs KH Khalilurrahman SH MSi.

Indikasi Pamekasan memiliki prospek pendidikan yang bagus ke depan adalah adanya angka partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ada di Pamekasan. Menurut Nuh, angka partisipasi PAUD di Pamekasan masuk daerah lima besar tertinggi di Jatim dan di atas rata rata partisipasi nasional. Prestasi PAUD di Jatim di atas 89% sedangkan rata-rata nasional hanya 5%.

Sementara dari tingkat pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, Pamekasan dan daerah lain di Madura yakni Bangkalan dan Sampang termasuk partisipasi rendah. Untuk angka partisipasi pendidikan tingkat SD/MI misalnya, Jatim 96% di atas rata-rata nasional yang 95%. Namun, di Jatim ada 5 daerah berada di bawah rata rata nasoinal, di antaranya yang paling rendah adalah Pamekasan.

“Begitu juga dengan tingkat SMP. Jatim masih di atas rata rata nasional, namun ada 5 daerah tingkat II di Jatim yakni kabupaten Sampang, Bangkalan, Probolinggo, Pamekasan dan Banyuwangi. Sementara untuk tingkat SMA, sekalipun Jatim masih di atas rata rata nasional namun dua daerah di Madura yakni Sampang dan Pamekasan masuk terendah dengan rata rata 23,3 %,” ungkap Nuh.

Mantan Rektor ITS ini juga mengungkapkan data kemiskinan daerah. Dari aspek ekonomi, kata Nuh, Jatim memiliki angka kemiskinan yang lebih tinggi dari rata –rata nasional. Angka rata-rata kemiskinan di Jatim mencapai 18 %, sedangkan rata rata nasional adalah 15 %. Di Jatim ada daerah yang kemiskinannya tertinggi yakni kabupaten Sampang dengan jumlah rakyat miskin mencapai 34 %. Kemudian disusul Bangkalan, Probolinggo, Sumenep dan Pamekasan.

Menghadapi kondisi tersebut, Nuh menyarankan bahwa tidak ada jalan lain bagi Pamekasan dan daerah lainnya di Madura kecuali melakukan langkah cepat, terencana, terpadu dan sistematis dalam mengatasi masalah pendidikan dan kemeskinan. Menurut Nuh hampir semua daerah tingkat II di Madura masuk katagori lemah dari ekonomi dan pendidikan.

Meski berupaya untuk melangkah cepat dalam menangani masalah pendidikan dan ekonomi, Nuh menyarankan agar jangan sampai Madura terjebak dalam diskriminasi pendidikan. “Artinya pendidikan umum dan agama harus sejalan dan seimbang. Lulusan pesantren harus menguasai tehnologi dan ilmu umum, sedangkan lulusan SMA harus menguasai moralitas dan sikap keagamaan yang bagus juga,” katanya. mas

Sumber : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=b390a5c96dc3c24d11b40f0226f74379&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc


Tidak ada komentar:

Posting Komentar