Rabu, 10 November 2010

Kapasitas Produksi 7 Pabrik Gula di Jatim Sulit Ditingkatkan

Terhambat sempitnya lahan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Akibat rendahnya animo petani untuk menanam tebu, PTPN XI merasa kesulitan meningkatkan produksi gula di 7 pabrik gula (PG) di Jawa Timur yang dikelolanya.

Tujuh PG yang sulit digenjot produksinya itu adalah PG Olean, Wringinanom, Pandjie (Kabupaten Situbondo), PG Wonolangan, Padjarakan, Gending (Kabupaten Probolinggo), serta PG Kanigoro di Kabupaten Madiun.

Sekertaris Perusahaan PTPN XI, Adig Suwandi mengatan, kesulitan menggenjot produksi itu disebabkan 7 PG tersebut kekurangan bahan baku. “ Di kawasan tersebut, tebu kalah bersaing terhadap komoditas agribisnis lain,” kata Adig kepada Tempo, Selasa (9/11) kemarin.

Menurut dia, kompetisi dalam penggunaan lahan sangat ketat. Lokasi PG yang sangat dekat dengan kota juga rawan isu lingkungan hidup. Selain itu, juga letak geografisnya menjadi hambatan untuk mengembangkan tebu. “Contohnya PG Olean di Kabupaten Situbondo yang memang secara struktural, kapasitas gilingnya terlalu kecil (hanya 800 ton tebu per hari,” kata Adig.

Karena itu, PTPN XI juga sulit ekspansi areal karena sebelah utara PG Olehan berbatasan dengan Selat Madura, sebelah selatan ada PG Pradjekan, timur ada PG Pandjie dan PG Assembagoes, dan di sebelah barat PG. Olehan berhadapan PG Wringinanom dan PLTU Paiton. “Jadi masalahnya memang pelik,” katanya.

Saat ini 7 PG tersebut berkapasitas 9.500 ton tebu perhari (tth), dengan rincian Kanigoro (1.700 tth), Wonolangan (1.600 tth), Gending (1.600 tth), Padjarakan (1.200 tth), Wringinanom (1.000 tth), Olean (800 tth), dan Pandjie (1.600 tth). Menurut Adig, dengan asumsi lama giling minimal 150 hari, di 7 PG tersebut diperlukan tebu sebanyak 1.426.000 ton. “Tetapi yang tersedia secara hanya 320.000 ton. Jadi kita masih kekurangan 1.005.000 ton,” katanya.

Meskipun terus defisit tebut, Adig menyatakan, PTPN XI tidak akan menutup 7 PG tersebut. Dalam pertemuan dengan Gubernur Jatim Soekarwo awal November lalu, telah disepakati PTPN XI tidak akan menutup 7 PG tersebut, namun dengan syarat Pemprov Jatim bisa mengusahakan agar tidak terjadi kekurangan tebu.

Sementara ini untuk menutupi defisit, PTPN XI merevitalisasi 2 PG miliknya, yakni PG Jatiroto (Lumjang) dan PG Semboro (Jember). Dengan cara ini, PG Jatiroto yang semula berkapasitas 5000 tth dinaikkan menjadi 7500 tth. Begitu juga PG Semboro yang semula berkapasitas 4500 tth ditingkatkan menjadi 7000 tth.

Selain revitalisasi pabrik tua, PTPN XI juga berencana membangun PG baru di Kabupaten Banyuwangi. “Tapi masih terbentur lahan,” katanya. Selain itu, juga dijajaki membangun PG baru di sekitar Leces melalui sinergi BUMN antara PTPN XI dan PT Kertas Leces. Namun Adig belum bisa memastikan kapan 2 PG tersebut dibangun.

Yang jelas, kata dia, pembangunan 2 PG tersebut memerlukan lahan yang luas, minimal 10.000 hektar lahan untuk satu PG. “Jadi perlu dukungan pemerintah daerah, dan masyarakat,” ujar dia.

KUKUH S. WIBOWO.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/11/10/brk,20101110-290792,id.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar