Kamis, 23 September 2010

Lagi, Perampokan di Kota

[ Kamis, 23 September 2010 ]
Bobol Koperasi, Sikat Rp 20 Juta, 2 HP dan Perhiasan

PROBOLINGGO - Aksi perampokan kembali terjadi di wilayah Kota Probolinggo. Kali ini yang jadi sasarannya adalah rumah sekaligus kantor koperasi simpan pinjam (KSP) Mitra Jaya di Jl Mastrip Kelurahan/Kecamatan Kanigaran.

Koperasi itu kemarin (22/9) dini hari dibobol perampok. Dari koperasi itu, kawanan perampok berhasil menggondol duit sebesar Rp 20,7 juta, dua buah handphone (HP), satu gelang dan satu cincin emas. Kasus itu pun dilaporkan ke Polresta Probolinggo dan kini masih dalam penyelidikan.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, bila malam koperasi itu tidak ditinggal begitu saja. Ada dua orang yang menungguinya. Mereka adalah Ita, 20, seroang karyawan koperasi tersebut dan seorang pembantu, Leny, 30.

Sebelum kejadian itu, Selasa (21/9) sekitar pukul 23.00, mereka masih makan malam. Baru sekitar pukul 24.00 mereka beranjak ke tempat tidur masing-masing. Ita berada di kamar samping dan Leny tidur di kamar depan. Tak lama kemudian, dua wanita itu sama-sama terlelap.

Sekitar satu jam kemudian, mereka dibangunkan oleh tiga orang yang tidak dikenalnya. Mereka pun kaget. Pasalnya tiga orang itu tiba-tiba saja sudah berada di dalam kantor.

Ternyata, para pelaku itu masuk ke dalam area kantor dengan cara melompat pagar tembok setinggi sekira 3 meter di bagian belakang. Begitu berhasil masuk ke area kantor, para perampok itu langsung menuju jendela di bagian belakang kantor.

Perampok berusaha masuk ke dalam kantor dengan cara mencongkel salah satu daun jendela. Congkelannya langsung mengenai kunci jendela berupa grendel. Begitu berhasil membuka jendela, dengan leluasa mereka masuk ke dalam kantor.

Dari dalam ruang belakang itu, mereka langsung menuju kamar depan tempat Leny, tidur. Lalu, pelaku membangunkan Leny dan mengalungi celurit. Para pelaku, juga mengancam Leny agar tidak berteriak atau melawan.

Oleh pelaku, Leny dibawa ke ruang belakang yang dijadikan musala. Di sana, para perampok mengikat tangan dan kaki Leny menggunakan kain gorden. Mulutnya juga disumpal dengan kain.

Berhasil melumpuhkan Leny, kawanan perampok itu menuju kamar Ita. Mereka juga melumpuhkan Ita dengan cara yang sama. Yakni mengancam dan mengalungi celurit. Tapi, Ita tidak langsung dibawa ke musala.

Para perampok itu, memaksa itu untuk membuka kunci brankas koperasi. Kebetulan, brankas itu juga berada di dalam kamar di mana Ita tidur. Karena takut dengan ancaman tiga kawanan itu, Ita pun menuruti perintah pelaku.

Brankas pun terbuka, dengan leluasa mereka dapat menggondol isinya. Dari dalam berankas itu mereka berhasil mendapatkan duit sebesar Rp 20,450 juta. Rupanya, para perampok itu benar-benar ngraggas.

Buktinya, meski sudah mendapatkan duit puluhan juta rupiah mereka juga belum juga puas. Mereka masih terus mengacak-ngacak isi kantor. Dan, akhirnya mereka menemukan duit sebesar Rp 100 ribu di dalam sebuah lemari. "Uang itu (Rp 100 ribu, Red) sisa belanja," ujar M Khozin, penanggung jawab koperasi tersebut.

Berhasil mendapatkan duit, Rp 20,550 juta, mereka belum juga puas. Mereka masih terus mengancam Ita untuk menyerahkan semua hartanya. Mereka pun berhasil mendapatkan duit Rp 150 ribu. "Itu (Rp 150 ribu, Red) uang pribadi Ita," ujarnya.

Rupanya, para perampok itu benar-benar tamak. Meski sudah mendapatkan duit puluhan juta rupiah, mereka belum juga puas.

Mereka masih memereteli perhiasan yang dipakai oleh Ita, berupa gelang dan cincin. Untung saja, dua perhiasan itu bukan terbuat dari emas tapi monel. "Cincinya, harganya Rp 50 ribu sedangkan gelangnya Rp 150 ribu," jelas Khozin.

Duit dan perhiasan belum juga memuaskan pelaku. Mereka juga membawa kabur dua buah HP milik Ita dan Leny. Usai mendapatkan harta itu, lalu mereka mengikat tangan dan kaki Ita. Mulutnya, juga disumpal dengan kain.

Para perampok itu, juga mengancam mereka untuk tidak berteriak. "Logatnya, logat Madura," jelas Khozin. Para perampok itu, juga kabur dari dalam rumah yang disulap menjadi kantor sejak 1,5 tahun lalu itu.

Begitu para pelaku kabur, Ita dan Leny berusaha melepas ikatan tangan dan kakinya. Tapi, usaha mereka tak langsung berhasil. Butuh waktu sekitar 2 jam bagi mereka untuk melepas ikatan para pelaku. Baru sekitar pukul 04.00, mereka berhasil melepas ikatannya.

Begitu berhasil melepas ikatannya, mereka langsung kabur menuju rumah tetangga. Mereka menceritakan kejadian yang telah dialaminya. Tak ayal, kejadian itu mengagetkan pra tetangga. Mereka juga langsung melaporkan kasus tersebut kepada polisi.

Khozin mengatakan pihaknya baru menerima duit sebssar Rp 15 juta dari kantor pusatnya di Malang, Senin (20/9). Dan, selebihnya itu merupakan hasil tagihan selama dua hari terakhir. "Biasnya kami tidak pernah menyimpan uang banyak. Begitu dapat uang, biasnya kami langsung transfer," jelasnya.

Kemarin Khozin, Ita dan Leny langsung menjalani pemeriksaan di mapolresta. Kapolresta Probolinggo AKBP Agus Wijayanto melalui Kasatreskrim AKP Agus I Supriyanto mengatakan, kalau Ita dan Leny tidak disekap. Tapi, mereka hanya diikat dan dikumpulkan berada di ruang belakang. "Dari hasil olah TPK, tersangka memang menguasai medan," ujarnya.

Kasatreskrim mengatakan, hasil dari olah TKP polisi belum menemukan barang bukti (BB) yang mengarah kepada korban. Dan, dari tiga orang pelaku hanya satu orang yang membawa celurit. "Kami masih terus melakukan penyelidikan kasus ini," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180584

Tidak ada komentar:

Posting Komentar