Kamis, 23 September 2010

Hendak Mengajar, Guru SD Meninggal

[ Kamis, 23 September 2010 ]
BESUK - Dunia pendidikan di Kabupaten Probolinggo berduka. Ari Sunarya, seorang guru olahraga di SDN Alastengah III Kecamatan Besuk mendadak tutup usia. Lelaki 53 tahun itu tutup usia saat hendak mengajar, dalam posisi duduk.

Kejadian itu membuat SDN Alastengah III sontak dipadati warga sekitar. Sampai sekitar pukul 10.00, para guru, wali murid dan warga sekitar tumplek blek di sekolah yang berdekatan dengan kantor Desa Alastengah itu.

Ari dinyatakan meninggal sekitar pukul 07.30. Dari informasi yang dihimpun, saat itu Ari sebenarnya hendak memberi pelajaran. Tapi, ia sempat berbincang dengan tiga rekan guru, yakni Agus Suwido, Abdul Latif, dan Abu. "Kami berbincang ringan," kata Agus.

Tapi, saat itu Agus melihat ada yang tidak baik padai diri rekannya itu. "Pak Ari terlihat kurang sehat," ujar Agus.

Sekitar pukul 07.30 itu, ada seorang siswa kelas III masuk ke kantor guru. Siswa itu kemudian memberitahukan pada Ari, waktunya untuk pelajaran olahraga. Rencananya menurut Agus, Ari akan memberikan pelajaran di luar kelas. Maka Ari mengiyakan ucapan siswa itu. "Beliau (Ari) kemudian menyuruh siswa itu berangkat lebih dulu. Selanjutnya beliau akan menyusul," kisah Agus.

Ari tidak langsung beranjak keluar ruangan. Ia sempat kembali berbincang dengan Agus dan rekan-rekannya. Saat itulah Ari sedang duduk di kursi kantor tersebut. Tak lama setelah itu tiba-tiba kepala Ari jatuh tertunduk ke arah samping.

Agus Suwido, Abdul Latif dan Abu terkejut. "Sebab sebelumnya masih ngobrol enak," kata Agus.

Agus berusaha memanggil dan membangunkan Ari. Bahkan Agus mencoba menyentuh tubuh Ari yang masih dalam posisi duduk itu. Karena tak ada respon, Agus kemudian memanggil petugas pos kesehatan desa (poskesdes) yang juga bersebelahan dengan sekolah itu.

Petugas kesehatan bergegas datang dan memeriksa Agus. Hasil pemeriksaan sungguh mengejutkan. "Setelah diperiksa, saat itulah (Ari) dinyatakan meninggal," tutur Agus.

Rekan sesama guru di luar SD itu juga turut hadir. Hadir pula kepala Cabang Dinas Pendidikan (Dispendik) Kecamatan Besuk Ramli. Serta sejumlah kepala SDN se-Kecamatan. "Dari 23 kepala SDN di sini (Besuk) semuanya sudah datang. Kami turut berduka cita," sebut Ramli.

Dalam pantauan Radar Bromo, jenazah Ari masih berada di kantor SD tersebut. jenazahnya hanya ditutupi kain jarik. Di kantor tersebut, ada kepala SDN Alastengah III Agus Suwido, Kapolsek Besuk AKP Mahmud, serta sejumlah dewan guru dan anggota polisi. Di pintu masuk, sudah terpasang police line. Di dekat jenazah Ari, Sri Rahayu, 50, istri dari Ari sedang menunggui jenazah suaminya itu.

Menurut Kapolsek Besuk AKP Mahmud, sesuai musyawarah, pihaknya masih menunggu kedatangan saudara kandung Ari. Hal itu dilakukan untuk mmusyawarahkan, dimana jenazah Ari akan dimakamkan dan dimandikan. "Biar ada rembug antar keluarga. Ini prosedur standar," kata AKP Mahmud.

Dalam waktu cepat, suasana duka menyeruak di sekolah tersebut. Warga sekitar berdatangan. Pihak sekolah kemudian menghubungi Cabang Dispendik besuk. Selain itu juga menghubungi beberapa orang terkait. Termasuk Sri Rahayu, istri dari Ari Sunarya. Sri Rahayu sendiri adalah seorang guru di SDN di Kecamatan Bantaran.

Begitu tiba di SDN Alastengah III, Sri Rahayu langsung menangis histeris di depan jasad suaminya yang disemayamkan di atas meja dan ditutupi kain. Bahkan Sri tetap menangis hingga jenazah diberangkatkan ke rumah duka.

Di antara tangisnya, Sri sempat menceritakan hal yang dilakukan suaminya sejak pagi. Ari kata Sri, sempat minum obat yang merupakan resep dokter. "Minum obat, tapi dia (Ari) ndak sarapan. Cuma minum air saja," tutur Sri sambil sesenggukan.

Setelah minum obat, dengan mengendarai motor Ari mengantarkan Sri ke SD tempatnya mengajar di Bantaran. Dari Bantaran, Ari langsung melaju ke SDN Alastengah III.

Saban harinya, Ari memang harus menempuh perjalanan jauh. Dia dan istrinya tinggal di Perumahan Bentar Asri di Kecamatan Dringu. Selain mengajar di Besuk, tak jarang Ari mengantar istrinya ke Bantaran. Seperti dilakukan kemarin.

Padahal, belakangan Ari didera penyakit jantung, asam urat dan darah tinggi. "Jadi faktor jarak mungkin bisa berpengaruh. Bisa saja karena kecapekan," kata Agus Suwido mengira-ngira.

Kemarin sampai sekitar pukul 10.40, jasad Ari masih di SDN Alastengah III. Saat itu Slamet, kakak kandung Ari, datang ke sekolah tersebut. Slamet pun tak kuasa menahan air matanya. Datangnya Slamet dijadikan momen pengambilan keputusan, akan dikemanakan jasad Ari.

Kapolsek Besuk AKP Mahmud memulai pembicaraan. "Jenazah Pak Ari harus segera diurus. Baiknya bagaimana?" katanya. Lalu terjadilah pembicaraan cukup lama.

Slamet berkeras membawa jenazah adiknya itu langsung ke Kebonsari Kulon, Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Sebab, Ari memang berasal dari Kebonsari Kulon. "Saya punya hak. Saya kakak kandungnya," ujar Slamet.

Namun, sang istri, Sri rupanya kurang berkenan. Sri rela suaminya dimakamkan di Kebonsari Kulon. Tapi, ia meminta agar jenazah Ari lebih dulu mampir di Perumahan Bentar Asri. Akhirnya disepakati jenazah Ari lebih dulu mampir di Perumahan Bentar Asri untuk dimandikan. Sedangkan pemakamannya di Kebonsari Kulon.

Sekitar pukul 11.00, jenazah Ari dievakuasi dengan mobil ambulans RSUD Waluyojati Kraksaan. Di Perumahan Bentar Asri, sudah disiapkan untuk pemandian Ari. Tapi ternyata terjadi perubahan. Jasad Ari bukannya dibawa ke Perumahan Bentar Asri, melainkan dibawa ke rumah kakaknya, Robi Lahak, 62, di Gg Aruman, Kebonsari Kulon.

Di rumah keluarga asal Ari itulah akan dilakukan pemandian. "Nanti (kemarin, Red) dimakamkan di sini (Kebonsari Kulon), di pemakaman keluarga," ujar Robi Lahak kepada Radar Bromo di sela-sela kesibukannya menyiapkan pemandian sang adik bungsunya. (eem/qb)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180576

Tidak ada komentar:

Posting Komentar