Jumat, 06 Agustus 2010

Otonomi Awards Disusul Green Awards

[ Jum'at, 06 Agustus 2010 ]

PROBOLINGGO - Tahun ini Kota dan Kabupaten Probolinggo benar-benar panen penghargaan. Setelah sama meraih penghargaan bidang lingkungan Adipura, Rabu (4/8) lalu Kota dan Kabupaten Probolinggo juga sama meraih penghargaan Otonomi Awards dari JPIP (Jawa Pos of Pro Otonomi). Kota Probolinggo bahkan menyabet tiga penghargaan sekaligus.

Tiga penghargaan Otonomi Awards yang diraih Kota Probolinggo ialah pertama kategori utama, daerah dengan profil paling menonjol bidang kinerja politik. Sedangkan di kategori khusus (silver trophy) Kota Probolinggo mborong dua penghargaan yaitu daerah dengan terobosan inovatif bidang pelayanan administrasi, kategori daerah dengan profil menonjol bidang partisipasi publik.

Wali Kota Probolinggo Buchori saat dikonfirmasi melalui Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtyo mengatakan keberhasilan pemkot tersebut adalah berkat inovasi masing-masing satker (satuan kerja). Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pelayanan Administrasi menilai pelayanan Kecamatan Mayangan dalam memberikan pelayanan satu pintu dengan cepat, akurat dan murah.

"Didukung dengan 9 jenis pelayanan di Kecamatan Mayangan yang sudah bersertifikasi ISO 9001, diberlakukan mulai tahun 2007. Sample tim penilai dari beberapa hal yang diarahkan, seperti Puskesmas Wonoasih. Yang dipilih tim Kecamatan Mayangan," jelasnya.

Berikutnya, gelaran Probolinggo Summit 2k9 yang baru digelar tahun lalu juga bisa menjadi program yang mengharuskan pemkot mendapat kategori khusus daerah dengan profil menonjol bidang partisipasi publik.

Gelaran Probolinggo Summit 2k9 mencerminkan partisipasi masyarakat terhadap semua program pemerintah. Acuannya sesuai dengan perda nomor 6 tahun 2003 tentang partisipasi publik. Melalui program tersebut dapat memberdayakan masyarakat dan melibatkan seluruh elemen.

Pada 2009, Kota Probolinggo hanya membawa pulang penghargaan Otonomi Awards untuk kategori daerah dengan terobosan inovatif bidang pemberdayaan ekonomi lokal, melalui program kartu kendali bagi PKL (pedagang kaki lima).

"Soal ekonomi Kota Probolinggo sudah tidak dapat penghargaan lagi karena fokus inovasi yang lain. Ke depan PR (pekerjaan rumah) pemkot minimal sama dengan mendapatkan tiga penghargaan tersebut. Pemkot punya potensi, tapi ada satker yang belum inovatif," jelas Tiyok, panggilan Rey Suwigtyo.

Dan sehari setelah meraih penghargaan dari JPIP, Kota Probolinggo kemarin (5/8) Kota Probolinggo kembali meraih penghargaan. Kali ini penghargaan Green Awards 2010 kategori Green City tingkatan Gold dari majalah bisnis & CSR. Penghargaan itu kemarin diterima oleh Kepala Bappeda Budi Krisyanto di acara Konferensi dan Pameran Indonesia Hijau di Gedung Smesco UKM Jakarta.

Sementara itu, Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin di malam penganugerahan Otonomi Awards di Surabaya pada Rabu (4/8) malam lalu tak pulang dengan tangan hampa. Ada satu penghargaan yang berhasil disabet. Yakni untuk kategori parameter khusus, daerah dengan terobosan inovatif bidang lingkungan hidup.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Dewi Korina mengatakan, keberhasilan pemkab kembali mendapatkan penghargaan itu tak terlepas dari beberapa faktor. "Yang jelas, semua itu berkat kerja sama dari semua elemen. Ini merupakan prestasi bersama," katanya.

Dewi merinci beberapa faktor penunjang pemkab meraih penghargaan tersebut. Yang pertama adalah pemkab dinilai berhasil dalam hal pengelolaan hutan lestari di Krucil, Tiris, Gading dan Pakuniran.

Dalam pengelolaan hutan lestari ini, pemkab melibatkan tokoh masyarakat setempat untuk mengelola hutan lestari yang kemudian diberi nama hutan rakyat.

Faktor lain yang menjadi nilai plus pemkab sehingga mendapatkan penghargaan adalah pemkab dinilai sukses dalam penyelamatan sumber air di desa Ranusegaran-Tiris dan Sumberkedawung-Leces.

Selanjutnya pemkab juga dinilai berhasil mengembangkan energy alternatif mikrohydrolic di desa Andungbiru-Tiris. Sehingga masyarakat setempat bisa menikmati listrik dari energy alternatif tersebut.

Proyek pipanisasi untuk Gili Ketapang yang sudah rampung juga ikut mendongkrak nilai pemkab. "Masyarakat Gili Ketapang yang sudah lama sulit air bersih sekarang sudah bisa mendapatkan air bersih dengan mudah," ujar Dewi.

Selanjutnya pemkab juga telah dinilai berhasil mengembangkan penegakan hukum lingkungan. Terakhir pemkab juga dinilai sukses melakukan replantasi (menanam kembali) terumbu karang di Paiton.

Meski sukses kembali mendapatkan penghargaan, namun Dewi menjelaskan saat ini pemkab masih mempunyai PR (pekerjaan rumah) untuk bidang lingkungan hidup. Yakni eksploitasi lingkungan dari galian C di desa Patalan, Wonomerto. "Ke depan kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengantisipasi hal tersebut. Koordinasi akan lebih kami tingkatkan lagi," ujar Dewi. (fa/mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=173627

Tidak ada komentar:

Posting Komentar