Jumat, 06 Agustus 2010

Akses Sulit, Siswa Jalan Kaki 4 Km

[ Kamis, 05 Agustus 2010 ]
Sudah Disetujui, Tak Juga Direalisasikan

SUKAPURA - Akses jalan masih menjadi kendala di Kecamatan Sukapura. Setidaknya inilah yang dirasakan warga Dusun Bobor, Desa Kedasih. Khususnya siswa SD dan SMP Satu Atap. Karena akses jalan sulit, mereka harus berjalan kaki sejauh 4 kilometer untuk bersekolah di Dusun Gedangan, desa setempat.

Jumlah mereka cukup banyak. Total ada 170 siswa, terdiri dari 50 siswa SMP dan 120 siswa SD. Dengan kondisi geografis yang berbukit, jalan di desa ini memang banyak yang menanjak. Kondisi tersebut diperparah oleh jalan yang belum beraspal.

" Kondisi jalan makadam dan menanjak," jelas Kepala Desa Kedasih, Musiyanto saat ditemui Radar Bromo di kantor kecamatan setempat. Padahal, jalan tersebut menurutnya biasa digunakan pelajar untuk bersekolah.

Saat ini menurut Musiyanto, minat belajar warga di daerahnya cukup tinggi. Sayang, mereka harus berjuang lebih keras menuju sekolah. Padahal, hadirnya sekolah tersebut bagi warga Kedasih merupakan sebuah kebanggaan. Sebab, warga sudah mulai menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka

Warga akhirnya sering mengeluhkan akses jalan yang sulit di desa mereka. Terutama para wali murid. Sebab, anak-anak mereka harus berjalan sejauh 4 km setiap hari untuk sekolah. Parahnya, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses dari Dusun Bobor menuju ke sekolah SD/SMP Satu Atap,

Salah satu murid SMP Satu Atap, Sugiarto,16, mengatakan, setiap hari ia harus berangkat lebih awal. "Berangkat Jam 05.30," jelasnya. Dengan menempuh jarak 4 km, ia membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam-2 jam menuju sekolah.

Sugiarto mempunyai harapan, suatu saat jalan menuju sekolahnya bisa diaspal. "Minta diaspal. Jadi kalau jalan tidak susah," harapnya.

Tidak hanya Sugiarto, rata-rata semua siswa sekolah Satu Atap berjalan kaki menuju sekolah mereka. Hanya beberapa siswa saja yang kadang diantar menggunakan motor.

Mereka harus berjalan kaki, karena tidak ada transportasi umum di Desa Kedasih. "Tranportasi umum ada, namun untuk ke lokasi wisata saja," jelas Musiyanto. Yakni, hanya melayani rute dari Bromo ke Kota Probolinggo.

Tidak jarang, para pelajar gandol truk yang akan mengambil sayuran di Dusun Gedangan. Itupun tidak berlangsung setiap hari. Sebab, truk pengangkut sayuran hanya datang saat sayuran sudah siap panen.

Musiyanto sendiri mengaku sudah menyampaikan aspirasi warga pada pemkab. Bahkan anggota DPRD setempat. "Mulai Ribut Fadilah dari Fraksi PKB serta Lis Indrawati dari Fraksi Hanura," jelas Musiyanto. Namun, hasilnya sampai sekarang belum ada realisasi.

Lebih jauh menurut Musiyanto, sebetulnya aspirasi tersebut pernah masuk dalam sidang paripurna. Saat itu usulan untuk membangun jalan di desarnya sudah diterima dan disahkan untuk direalisasikan. Namun, sampai sekarang belum ada realisasi tersebut.

Karena itu Musiyanto berharap agar Bupati Probolinggo Hasan Aminudin mau datang dan melihat kondisi mereka. Sehingga realisasi jalan beraspal itu bisa segera dilaksanakan. (d7x/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=173485

Tidak ada komentar:

Posting Komentar