Kamis, 17 Juni 2010

Kasus Percobaan Pembobolan Kasda Pemkot

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
Dilaporkan Polisi
PROBOLINGGO - Pemkot Probolinggo akhirnya melaporkan kasus percobaan pembobolan kasda Rp 12,5 M ke polresta setempat, Selasa (15/6) lalu. Selanjutnya, polresta berkoordinasi dengan pemkot untuk mengusut kasus tersebut.

Kemarin (16/6) sekira pukul 09.00 pihak kepolisian melakukan koordinasi. Terutama untuk mencocokkan data yang telah diperoleh pihak kepolisian dengan data yang ada di pemkot. Dari koordinasi itu diharapkan ada temuan-temuan baru yang lebih mengarah terhadap pelakunya.

"Kami sudah melakukan koordinasi, mencocokkan hasil ivestigasi di lapangan dengan kenyataan yang ada di pemkot," jelas Kasatreskrim AKP Agus I Supriyanto.

Walau ada langkah koordinasi, AKP Agus mengaku masih terus melakukan investigasi. Baik terhadap pihak pemkot maupun pihak bank. Itu untuk mendapatkan bukti-bukti yang lebih konkrit. "Untuk meningkatkan kasusnya, perlu bukti-bukti yang konkrit. Bukan hanya keterangan-keterangan," ujarnya.

Menurutnya dalam kasus ini pihaknya lebih menekankan terhadap adanya pemalsuan surat-suratnya. Tidak sampai pada masalah tindak pembobolan itu masih sebatas percobaan. "Dari hasil investigasi itu, kalau sudah ada titik terang baru kami akan mengambil langkah selanjutnya," ujarnya.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Rabu (9/6) lalu kasda pemkot nyaris kebobolan duit Rp 12,5 M. Pelaku yang diduga adalah pegawai di lingkungan pemkot sendiri mencoba mencairkan dana dari kasda di kantor bank Jatim di pemkot. Pelaku mengajukan SP2D (surat perintah pencairan dana) ke kasda DPPKA sebesar Rp 12,5 M atas nama CV Altor Jaya. Ini untuk belanja modal konstruksi jalan, proyek yang ada di dinas PU.

Padahal untuk anggaran belanja itu kasda hanya menyediakan Rp 7.723.113.000. Kecurigaan petugas Bank Jatim muncul setelah berkoordinasi dengan kasda. Bahwa ternyata SP2D itu palsu. Pelaku memalsukan tandatangan para pejabat yang berwenang mencairkan dana termasuk Kepala DPPKA Imam Suwoko. Pelaku juga memalsukan form aplikasi milik BPKP.

Setelah dilacak, dalam SP2D tercantum rekening untuk mentransfer uang. Rekening di Bank Jatim atas nama Didik Kurniawan itu baru dibuka sehari sebelum pelaku menjalankan aksinya, Selasa (8/6). Sedangkan nama CV Altor Jaya juga tidak terdaftar dan proyek tersebut belum dilelang. Wali Kota Probolinggo Buchori telah menegaskan kalau pihaknya masih menunggu hasil telaah dari inspektorat baru kemudian melapor ke polisi.

Beberapa waktu lalu, ketika ditanya soal pelaku yang mencoba membobol kasda, Kapolresta AKBP Agus Wijayanto mengaku sudah mengetahuinya. Namun untuk memastikan apakah pelaku termasuk jaringan atau lebih dari satu orang, polisi masih menunggu perkembangan penanganannya. "Sudah ada gambaran," cetusnya.

Waktu itu, selain menunggu laporan resmi dari pemkot polisi juga menunggu hasil investigasi yang dilakukan inspektorat. Nah, menurut Kasatreskrim kemarin (16/6) pihak pemkot sudah melaporkan kasus tersebut kepada pihaknya.

Tapi, Kasatreskrim masih belum bisa menjelaskan secara detail hal apa saja yang dilaporkan. "Laporannya ya tentang pemalsuan data-datanya. Karena itu (kasda) belum cair, kalau sudah dicairkan bisa terhadap pembobolannya," jelasnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164861

Tidak ada komentar:

Posting Komentar