Kamis, 17 Juni 2010

Selebaran Meresahkan Ditarik

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
SDN Tisnonegaran 2 Kumpulkan Wali Murid

PROBOLINGGO-Selebaran imbauan menghindari penculikan yang sempat meresahkan warga Kota Probolinggo akhirnya ditarik Sabtu (12/6) lalu. Pihak SDN Tisnonegaran 2 Kota Probolinggo sebagai pengedar selebaran penculikan itu, mengundang wali murid dari kelas I sampai V. Pihak sekolah meminta maaf atas beredarnya selebaran penculikan itu.

"Kami kumpulkan para wali murid dari kelas I sampai V, padahal yang menerima selebaran itu hanya dari kelas I sampai III. Itu untuk mengantisipasi agar mereka tidak resah juga," ujar Sri A, salah seorang guru di SDN tersebut didampingi Feri, seorang TU yang mendapat SMS isi dari selebaran tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Rabu (9/6) lalu, SDN Tisnonegran 2 mengedarkan selebaran berisi berita adanya penculikan. Selebaran itu diedarkan kepada para murid kelas 1 sampai III.

Selebaran itu berisi peringatan tentang kejahatan penculikan anak yang pernah terjadi di Bedono, Kebondalem, Gembongan. Melihat judulnya saja, selebaran itu sangat menakutkan; Pengumuman penting bagi orang tua warga besar SDN Tisnonegaran 2 waspadalah !!!. Dalam selebaran itu juga tertulis sebuah nomor HP, yang menandakan tulisan dalam selebaran itu berasal dari nomor tersebut.

Isinya; Info dari kami untuk anda seluruh masyarakat bila melihat ZUZUKI APV dengan plat nomor polisi L 18xx GU mohon dihimbau kepada warga bagi yang mempunyai akan kecil / dewasa agar berhati-hati dengan ZUZUKI APV warna silver dengan plat tersebut dicurigai sebagai penculik anak-anak. untuk diambil hati dan matanya. Dari Polres Banjarnegara harapa disikapi, waspadalah dan disebarkan kepada teman-teman anda. Karena ini sudah benar-benar terjadi di daerah BEDONO KEBONDALEM, GEMBONGAN, dan daerah sekitarnya. Terima kasih

Dalam selebaran itu juga tertera tanggal, Probolinggo, 9 Juni 2010 juga ada tanda tangan kepala SDN Tisnonegaran 2, Sanusi dan dilengkapi stempel sekolah tersebut. Sanusi, mengakui telah mengeluarkan selebaran tersebut. Selebaran itu disebarkan kepada muridnya yang duduk di bangku kelas 1-3, untuk disampaikan kepada walinya.

Kabar dalam selebaran itu, berasal dari sebuah SMS (Short message service) yang masuk pada nomor HP Feri, TU sekolah tersebut. SMS itu, dikirim oleh salah seorang wali muridnya. Lalu, diketik, digandakan dan disebarkan kepada siswa kelas 1-3.

Dengan beredarnya selebaran menakutkan itu, komisi A DPRD juga angkat bicara. Aparat kepolisian juga tidak tingggal diam. Setelah melakukan langkah-langkah, polisi memastikan isi dari selebaran tersebut hanya isu belaka. Polisi pun meminta, untuk tidak mudah percaya dengan adanya SMS yang isinya ganjil.

Pihak SDN Tisnongeraan pun mengakui kalau telah melakukan kekeliruan dengan menyebarkan isu tersebut. "Dalam pertemuan itu, intinya kami menyampaikan kalau kami tidak ada maksud untuk meresahkan. Itu hanya sebatas imbauan supaya lebih hati-hati," ujar Sri.

Menurut Feri, pertemuan dengan para wali murid pada Sabtu itu memang dikhususkan untuk membahas masalah selebaran tersebut. Itu supaya tidak ada lagi keresahan pada para wali murid. "Sabtu itu, acara memang khusus itu (selebaran). Tapi, tidak ada yang membawa selebaran tersebut. Mereka kami minta untuk membakarnya," jelas Feri.

Saat ditanya kemana Sanusi, kepala SDN Tisnonegaran 2, Sri dan Feri sama-sama menjawab kalau Sanusi sedang sakit. "Pak Sanusi tidak masuk, beliau sedang sakit," jelas Sri diamini Feri. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164846

Tidak ada komentar:

Posting Komentar