Jumat, 18 Juni 2010

Ada Indikasi Pembunuhan Berencana

[ Jum'at, 18 Juni 2010 ]
KRAKSAAN - Polres Probolinggo bekerja keras mengusut kasus tewasnya Mohammad Saiful Bahri, 45, warga Perumahan Semampir Indah Kelurahan Semampir Kecamatan Kraksaan. Dugaan bahwa guru MAN Pajarakan sekaligus sekretaris MUI Kraksaan itu dibunuh kian menguat. Bahkan polres mencium indikasi Saiful Bahri manjadi korban pembunuhan berencana.

Kapolres Probolinggo AKBP AI Afriandi melalui Kasatrekrim AKP Heri Mulyanto mengatakan, pihaknya sudah melakukan gelar perkara. Kegiatan tersebut dilaksanakan kemarin (17/6) di gedung eksekutif Polres Probolinggo. "Baru saja selesai," kata AKP Heri saat ditemui Radar Bromo di ruang kerjanya kemarin siang.

Dalam gelar perkara yang berlangsung pukul 11.00 hingga pukul 13.30 itu, polres membahas beberapa persoalan seputar kasus tewasnya Saiful Bahri. Menurut Kasatreskrim, polres sampai kemarin belum menerima hasil otopsi yang dilakuan tim medis RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Tapi, menurut Kasatreskrim, dugaan bahwa Saiful Bahri dibunuh sudah sangat kuat. Heri juga menyebut kemungkinan korban ditusuk dengan pisau. "Itu dilihat dari bekas luka di perut," kata AKP Heri lalu menunjukkan foto mayat korban di ponselnya.

Seperti diberitakan Radar Bromo kemarin, Saiful Bahri dikabarkan sudah menghilang dari rumahnya pada Selasa (15/6) pagi. Lalu pada Rabu (16/6) sekitar pukul 06.00, tubuh Saiful Bahri ditemukan tak bernyawa di sungai Rondoningo. Tepatnya bawah jembatan Desa Sentong, Krejengan.

Saiful Bahri tewas dengan tujuh luka tusuk dan bacok di sekujur tubuh. Kasatreskrim merinci, luka tusuk ada di dua bagian. Yakni di perut dan dada sebelah kanan. Sedangkan luka akibat bacokan terdapat di 4 bagian. Yakni di bagian dagu, 2 bacokan di dahi sebelah kiri, dan 1 bacokan di pelipis mata kiri. Bahkan kata Heri, bacokan di dahi bagian atas tembus hingga tempurung kepala terlihat.

Sementara 1 luka lainnya kata Heri, terdapat di ubun-ubun korban. Luka ini masih belum dipastikan penyebabnya. Sebab kata Heri, sepertinya bukan bekas tusukan. "Mungkin terbentur benda keras," sebut Heri.

Namun heri belum bisa memastikan hal tersebut. Sebab kata Heri, pihaknya masih belum menerima hasil otopsi. "Nanti lah, mudah-mudahan bisa cepat (hasil otopsi)," ujar Heri.

Sejauh ini, polres belum bisa memastikan motif pembunuhan ini. Sebab kata Heri, saat keluar rumah Saiful membawa sepeda motor dan HP. Padahal lanjut AKP Heri, kedua barang itu dinyatakan hilang. "Kalau dari situ motifnya adalah perampokan," ujar Kasatreskrim.

Namun, itu bukan kesimpulan. Sebab, menurut Kasatreskrim, polres justru mencium ada indikasi pembunuhan berencana dalam kasus ini. Menurutnya, jika motifnya perampokan, korban tidak perlu dibunuh setragis itu. "Diambil saja motornya, lalu kabur. Tapi yang ini korban malah dianiaya hingga tewas," tutur AKP Heri.

Berdasarkan pengamatan tersebut, AKP Heri menyebut ada indikasi pembunuhan berencana. Terlebih dengan adanya beberapa kejanggalan yang ditemukan. "Sementara alasannya masih belum bisa kami ungkap," terang Kasatreskrim.

Sampai kemarin, polres telah memeriksa sejumlah saksi. Yakni Ninik Maisaroh, istri korban, guru MAN Pajarakan dan seorang saksi yang menemukan mayat korban di TKP. "Prosesnya masih terus berlanjut," ujar AKP Heri.

Urung Bercerai

Sementara itu, di balik peristiwa ini terungkap bahwa korban dan istrinya sempat ada masalah dalam rumah tangganya. Kasatreskrim AKP Heri menyebut korban dan istrinya sempat akan bercerai.

Kasatreskrim mengaku mendapat informasi tentang itu dari unit PPA (perlindungan perempuan dan anak) polres. Namun, menurutnya, permasalah korban dengan istrinya itu terjadi bulan lalu. Dan masalah itu bahkan sudah didamaikan oleh polres. "Sudah didamaikan oleh pihak polres. Sekitar sebulan lalu. Jadi urung cerai," ujar AKP Heri.

Di luar itu, Radar Bromo juga mendapat informasi dari seorang advokat di Kabupaten Probolinggo. Menurutnya, sekitar 10 hari lalu dirinya bertemu dengan istri korban. Dalam pertemuan itu, istri korban minta bantuan. "Untuk membantu pengurusan perceraiaan dengan korban," kata sumber tersebut.

Untuk mendapat kejelasan soal itu, sekitar pukul 14.30 kemarin Radar Bromo menemui Ninik Maisaroh, istri mendiang Saiful Bahri. Siang itu di kediamannya, Ninik tampak menemui beberapa pelayat yang datang.

Kepada Radar Bromo Ninik mengatakan, sementara ini dirinya memilih menutup diri. Dirinya masih terguncang akibat kematian suaminya. Selanjutnya Ninik mengatakan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus kematian suaminya pada Polres Probolinggo. "Mohon maaf ya, Mas," ujar Ninik.

Sementara itu, ucapan prihatin atas tewasnya Saiful Bahri terus meluncur dari kalangan pengurus MUI. Kemarin Ketua MUI Kabupaten Probolinggo KH Moh. Hasan Saiful Islam menyatakan kehilangan salah satu pengurus terbaiknya. Menurutnya, korban adalah pengurus yang aktif.

Atas kasus ini, kiai Saiful Islam berharap Polres Probolinggo menanganinya secara serius. Terutama kepada Kapolres Probolinggo yang baru, AKBP Rastra Gunawan, kiai Saiful Islam menyatakan dukungan dalam pengungkapan kasus ini. "Nanti kami akan menghadap Kapolres secara resmi," sebut Saiful Islam. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165031

Tidak ada komentar:

Posting Komentar