Sabtu, 22 Mei 2010

Tekan Kematian Ibu Hamil

[ Jum'at, 21 Mei 2010 ]

PROBOLINGGO - Tingkat kematian ibu hamil di Kota Probolinggo tahun ini hingga Mei, tercatat ada tiga orang. Jumlah ini mendekati angka kematian ibu hamil pada 2009 yang mencapai empat orang.

Berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat untuk menekan angka kematian ibu hamil. Termasuk menjalin kemitraan dengan dukun bayi dan menganjurkan senam bagi ibu hamil. Seperti terlihat kemarin (20/5), Dinas Kesehatan menggelar senam masal yang diikuti ratusan ibu hamil se-Kota Probolinggo sekaligus sosialisasi kader gizi.

Acara itu dipusatkan di alun-alun kota. Para ibu dengan usia kehamilan bervariatif berkumpul dan senam bersama. Senam untuk ibu hamil dapat menekan angka kematian dan melancarkan proses persalinan. Senam juga bisa mengurangi kekakuan otot dan cedera pada bayi.

Sekira pukul 06.00 senam yang diinstrukturi oleh 3 orang dari Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Dispobpar) dan 6 orang dari Dinkes. Senam ibu hamil tidak memakan waktu lama. Hanya sekitar 10 sampai 15 menit. Senam ini tidak hanya dilaksanakan setahun sekali, tetapi di masing-masing puskesmas juga dilakukan seminggu sekali.

Penyebab meninggalnya ibu hamil di antaranya karena terjadi pendarahan hebat, kram pada kandungan dan sistemik jantung. "Tidak menutup kemungkinan juga karena rujukan yang salah, keterlambatan dibawa ke puskesmas atau bidan oleh dukun bayi atau keterlambatan penanganan," kata Kabid Kesehatan Keluarga dr Nurul Qomariyah.

Menurutnya, sekitar 10 persen ibu hamil di Kota Probolinggo masih menggunakan jasa dukun bayi saat proses melahirkan. Inilah yang menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi Dinas Kesehatan. Sejauh ini persentasenya menurun tapi belum mencapai nol.

"Seharusnya nol. Kami sudah sepakat dan menjalin kemitraan dengan dukun bayi. Dukun bayi tidak boleh melakukan persalinan, hanya diperbolehkan perawatan bayi saja. Masih ada ibu yang melahirkan ke dukun mungkin karena dukun itu sampai (perawatan) nifas. Kalau ke bidan atau puskesmas kan tidak," jelasnya saat ditemui di sela-sela acara senam masal.

Sementara itu, dalam sambutan acara kemarin Wawali Bandyk Soetrisno mengatakan kesehatan ibu hamil perlu mendapat perhatian khusus. Wawali juga membeberkan data ibu hamil yang meninggal dunia. Pada 2008 ada 6 orang meninggal. Pada 2009 ada 4 meninggal. Dan tahun ini sampai Mei, 3 orang meninggal.

Tidak hanya fokus pada ibu hamil, kemarin Dinas Kesehatan juga memberi sosialisasi pada kader gizi. Sebab, Dinkes memiliki data cukup mengejutkan. Di Kota Probolinggo saat ini terdapat 410 balita kurang gizi. Cirinya, bayi yang lahir dengan berat badan bayi rendah yaitu kurang dari 2.500 gram.

Menurut dr Nurul, dari 410 balita kurang gizi, 200 diantaranya termasuk keluarga miskin (gakin). Mereka telah dibantu PMT (pemberian makanan tambahan) selama 90 hari atau tiga bulan terhitung sejak bulan Mei hingga Juli.

Identifikasi balita kurang gizi dapat dilihat dari berat badan dan tinggi badan, atau berat badan dan umur. Penyebab kurang gizi antara lain karena salah asupan gizi dari makanan yang di konsumsi, infeksi dan SDM (sumber daya manusia) orang tua yang minim.

"Sejumlah 410 balita itu tidak semuanya berasal dari keluarga miskin. Beberapa diantaranya justru dari keluarga yang tergolong mampu. Sejumlah 200 balita bisa kami bantu melalui PMT, tapi sisanya itu kan harus dari kesadaran orang tua. Setelah PMT selama tiga bulan, perkembangan gizi anak bisa dilihat," terangnya. (fa/yud)


Sumber : http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=159575

Tidak ada komentar:

Posting Komentar