Sabtu, 22 Mei 2010

Suparmo Ditemukan Tewas Mengambang

[ Sabtu, 22 Mei 2010 ]
KREJENGAN - Dugaan bahwa Suparmo hilang terseret arus akhirnya terbukti. Setelah dicari sejak Rabu malam (19/5), warga Dusun Kasengan, Desa Sumberkatimoho, Krejengan itu ditemukan tewas mengambang, kemarin (21/5).

Dia ditemukan mengambang di sungai Rondoningo, Dusun Kedungwringin, Sentong, Krejengan. Tepatnya, sedikit di luar perbatasan Desa Bulu-Sentong. Yakni, sekitar 3 kilometer dari lokasi korban diperkirakan hanyut pada Rabu malam.

Mayat korban sendiri ditemukan sekira pukul 09.00 WIB dalam kondisi telungkup. Dia ditemukan empat warga Dusun Krajan, Sentong. Yakni Supandi, Ririn, Hasan dan Pak Su.

Mereka berempat sudah melakukan pencarian sejak Rabu malam. Namun tidak membawa hasil. Sebab meski tinggi air sudah diturunkan, arus masih tetap deras. Apalagi di beberapa bagian sungai ada tempat yang cukup dalam. Yakni, sekitar 5-6 meter.

Dan kemarin, mereka akhirnya melihat sesosok mayat mengapung yang diyakini sebagai tubuh korban. Keempatnya langsung berenang menghampiri mayat tersebut. Mayat lantas dibawa ke pinggir sungai. Setelah dilihat, empat warga memastikan mayat tersebut adalah korban.

Saat itu juga, tubuh korban langsung diangkut dengan mobil ambulans oleh tim PMI. Rencananya, tubuh korban dibawa ke RSUD Waluyojati Kraksaan. Namun, aparat desa tidak berkenan.

Setelah dirembug, akhirnya mayat korban langsung dibawa ke rumahnya. "Ini sesuai permintaan pihak keluarga," ujar Koordinator PMI Kabupaten Probolinggo, Haryanto.

Seperti diberitakan Radar Bromo, korban hilang mulai Rabu. Saat itu sekira pukul 16.30 WIB, Rusmina istri korban bingung mencari suaminya itu. Sebab, korban belum juga pulang setelah bekerja membuat bedeng di sawah milik Zaini.

Sementara Zaini sudah pulang. Padahal, Zaini pulang bersama korban. Saat itu, korban dan Zaini pulang dengan melintasi sungai Pandan Laras. Karena itu, diduga korban hilang terseret arus.

Kabar itu langsung terdengar cepat. Saat itu juga, warga Sumberkatimoho langsung melakukan pencarian. Polsek dan Koramil Kecamatan Krejengan juga langsung menyisir jalur sungai Pandan Laras. Bahkan, pencarian dilakukan hingga sungai Rondoningo dan laut.

Namun, hingga Kamis (20/5) korban belum ditemukan. Padahal untuk memudahkan pencarian, saat itu tinggi air sungai sudah diturunkan oleh penjaga air.

Kamis sekitar pukul 16.00 WIB, tim SAR dan PMI Kabupaten Probolinggo datang membantu. "Sebenarnya telat Mas. Masak baru tiba 24 jam kemudian," ujar Kades Sentong, Rekso Ijoyo.

Rekso sendiri mengaku langsung menurunkan warga Sentong untuk melakukan pencarian sejak Rabu malam. Itu dilakukan sebagai bentuk rasa kemanusiaan. Hingga akhirnya mayat korban ditemukan warga Sentong. "Apalagi tetangga desa, Mas," ujar Rekso. (eem/hn)

Keluarga Tak Mau Diotopsi

Sementara itu rumah korban di Dusun Kasengan, Desa Sumberkatimoho, Krejengan, kemarin dipenuhi warga. Begitu ada berita tubuh korban ditemukan tewas mengambang, warga menunggu kedatangan mayat korban di rumah itu.

Ambulans yang membawa tubuh korban tiba, tidak lama setelah ada berita korban ditemukan. Begitu tiba di rumah korban, mayat langsung dibawa masuk. Di rumah itu sudah menunggu istri dan anak korban, yakni Rusmina, 42, dan Misnadi, 25.

Namun, petugas sempat kesulitan membawa tubuh korban masuk. Sebab, saat itu warga berjubel ingin menyaksikan mayat korban. Tak sedikit pula yang menangis.

Beberapa saat kemudian, petugas medis Puskesmas Krejengan tiba di rumah korban. Mereka langsung memeriksa mayat korban.

Kepala Puskesmas Krejengan dr. Agus Cipto Santoso saat dikonfirmasi mengatakan, korban ditemukan sudah meninggal. Di sekujur tubuhnya terdapat banyak luka. Yang paling parah, yakni di bagian mulut dan pelipis. Sebagian lagi di dada.

Luka itu menurut Agus terjadi, karena dimakan biota sungai. Misalnya ikan sungai. Sebab menurutnya, sebagian ikan di sungai memang makan daging. Kemungkinan lanjut Agus, tubuh Suparmo dimakan oleh ikan-ikan tersebut. "Selain itu, juga karena terbentur batu-batu sungai," lanjutnya.

Namun dari hasil visum luar, Agus memastikan korban meninggal karena hanyut. Menurutnya, kematian korban tidak ada disebabkan oleh hal lain. "Kalau visum dalam, saya tunggu keputusan keluarga," katanya.

Keluarga akhirnya sepakat tidak melakukan visum dalam pada korban. Keputusan keluarga ini disampaikan Kades Sumberkatimoho Mohammad Dapir. "Biarlah. Cukup sampai ini saja," ujar Dapir.

Untuk memperkuat kemauan keluarga, pihak desa membuatkan surat pernyataan. Isinya, keluarga menyatakan tidak mau mayat korban diotopsi. Surat tersebut ditanda tangani istri dan anak korban, Rusmina dan Misnadi. Juga Kades Sumberkatimoho Mohammad Dapir. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=159857

Tidak ada komentar:

Posting Komentar