Sabtu, 22 Mei 2010

Janji Jual Aset Koperasi MBS

[ Jum'at, 21 Mei 2010 ]

PROBOLINGGO - Setelah kantornya yang terletak di Jl Hayam Wuruk Kota Probolinggo dilurug nasabah pada Rabu (19/5) lalu, manajer sekaligus pemilik koperasi Mulyo Bubaring Sengsoro (MBS) Krisdaryanto mereaksi positif. Manajer sekaligus pemilik koperasi MBS itu berjanji menjual asetnya untuk menyelesaikan masalah saat ini.

Saat ditemui wartawan kemarin (20/5), Krisdaryanto menegaskan tidak akan lari dari tanggung jawab. Ia berjanji akan segera menyelesaikan masalah tersebut. "Memang keadaan di dalam (koperasi) sedang tidak sehat. Tapi, itu sudah kami selesaikan secara bertahap," ujarnya.

Menurutnya, uang anggota yang ada dikoperasi itu sekitar Rp 400 juta. Dari uang sebanyak itu, tidak semuanya jatuh tempo. Sedangkan uang yang berada di tangan anggota yang lain, jumlahnya mencapai Rp 360 juta. "Sebetulnya, yang sudah jatuh tempo hanya beberapa orang saja," ujarnya.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, koperasi MBS pada Rabu lalu dilurug sejumlah nasabahnya. Mereka menuntut uang tabungannya dicairkan. Tapi, permintaan puluhan nasabah itu tidak terpenuhi. Akibatnya, para nasabah itu emosi dan mengamuk pada para karyawan yang saat itu berada di kantor.

Di antara para nasabah yang datang hari itu, salah satunya adalah Cuplik. Ia mempunyai tabungan sekitar Rp 30 juta. Uang itu terbagi dalam beberapa bentuk tabungan. Sebesar Rp 25 juta disimpan dalam bentuk deposito, selebihnya berupa tabungan biasa.

Ada juga Salamah, nasabah lainnya. Janda purnawirawan TNI ini, mempunyai deposito sebesar Rp 9 juta. Tabungan dua nasabah ini sudah jatuh tempo sejak awal Mei. Tapi, koperasi tersebut belum bisa mencairkan duit milik Salamah dan Cuplik dengan alasan belum ada uang.

Nah, Krisdaryanto berjanji akan segera menyelesaikan masalah tersebut. Tapi, Krisdaryanto tidak mau menjanjikan kapan uang para nasabah itu bisa dicairkan. "Kami masih mau menjual aset koperasi. Kalau itu, sudah laku pasti kami cairkan," ujarnya.

Menurutnya, sedikitnya ada tiga aset yang sudah direncakan akan dijual. Bila diuangkan, nilainya diperkirakan mencapai Rp 600 juta. Tiga aset itu berupa dua rumah dan satu bangunan yang kini jadi kantor MBS. "Target kami, salah satu dari tiga aset itu bisa terjual dalam bulan ini," ujarnya.

Krisdaryanto menyatakan, dengan dijualnya aset koperasi itu bukan berarti pihaknya akan menutup usahanya. Tapi, itu demi memenuhi kewajibannya kepada para anggotanya. "Tidak akan berhenti, tapi kami akan membuka di kantor yang lebih kecil, sesuai dengan sisa modal," ujarnya.

Dengan peristiwa itu, Krisdaryanto mengaku juga banyak kehilangan barang. Berupa komputer, kipas angin dan televisi. Tapi, mereka yang membawa kabur barang-barang dari kantor MBS dan dari rumahnya di Jl Nusa Indah itu, tidak jelas.

"Entah itu anggota atau bukan, saya tidak bisa memastikan. Kalau saya katakana mereka (yang mengambil) itu nasabah, saya khawatir keliru. Yang jelas, saya tidak akan lari dari tanggung jawab. Saya akan bayar semuanya, tapi saya minta waktu," ujarnya.

Menurutnya, bentuk tanggung jawabanya itu bisa dilihat dari keberadaanya saat ini dan masih tetap beroperasinya MBS. "Kalau memang saya mau lari, sudah dari kemarin. Kemarin saja saya tidak lari, saya di antara teman-teman. Sekarang koperasi tetap buka dan beroperasi," ujarnya kemarin.

Krisdaryanto mengatakan, kalau koperasinya itu beroperasi mulai pukul 08.00 dan tutup sekitar pukul 16.30. Tapi, saat Radar Bromo berkunjung ke MBS sekitar pukul 08.30 dan pukul 14.30, kantor MBS tertutup rapat. (rud/yud)

Sumber : http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=159578

Tidak ada komentar:

Posting Komentar