Kamis, 26 Agustus 2010

Aburizal Cerita Pengalaman Jadi Menko Kesra

Kamis, 26 Agustus 2010 | 09:33 WIB
Ical dan Mutawakil

PROBOLINGGO-Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, mengungkapkan pengalaman berharganya saat menjadi Menko Kesra ketika berkunjung ke Ponpes Zainul Hasan Genggong Kab. Probolinggo, Rabu (25/8) malam.

”Saya jadi lebih mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi rakyat, soal kemiskinan, hingga orang sakit yang tidak bisa berobat,” ujar Ical, panggilan akrabnya..

Bahkan saat mengunjungi Papua, Ical mengaku prihatin dengan cara warga setempat menanam ketela. ”Mereka menanam ketela hanya dengan alat batang kayu. Kalau ada cangkul dianggap modern,” ujarnya.

Setelah menjadi Menko Kesra, Ical mengaku tidak mau lagi ketika ditawari menjadi menteri lagi. ”Saya ingin mengabdikan diri saya dengan membesarkan Partai Golkar,” ujarnya.

Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin pun ikut curhat ke Ical. Mulai soal perlunya pelebaran eks-jalan Daendels ruas Pasuruan-Probolinggo-Banyuwangi, masalah sejumlah dusun yang gelap karena belum ada listrik hingga dana BOS (bantuan operasional sekolah).

”Sejak dulu, eks-jalan Daendels sempit, sopir-sopir harus ekstra sabar. Saya mengusulkan agar diperlebar di kanan-kiri 4 meter. Jalan ini penting karena termasuk trans Jawa-Bali,” ujar bupati.

Bupati juga prihatin, meski Probolinggo “pabrik”-nya listrik dengan keberadaan PLTU Paiton, sejumlah dusun masih gelap. ”Saya usulkan agar perusahaan-perusahaan di PLTU memberikan community development (CD)-nya bukan dalam bentuk uang, tetapi proyek untuk menerangi dusun-dusun gelap itu,” ujarnya.

Bupati juga mengkritisi BOS yang pemberiannya main pukul rata untuk semua siswa. ”Saya tidak setuju, semua siswa dapat BOS. Bayangkan anak saya, anak Kiai Mutawakkil dapat BOS. Seharusnya BOS hanya untuk siswa miskin,” ujarnya.

Terkait infrastruktur jalan eks-Daendels dan listrik, Ical kemudian meminta Satriya Yudha (anggota DPR RI) menindaklanjutinya. ”DPR RI juga bisa memanggil PLN untuk membicarakan community development untuk proyek listrik di dusun-dusun gelap seperti yang dikeluhkan Pak Bupati,” ujarnya.

Soal BOS, Ical sependapat dengan bupati, perlu direvisi. ”Benar, cucu saya juga dapat BOS, ini salah sasaran,” ujar Ical.

Safari Ramadan DPP Partai Golkar di Jatim demikian padat. Mulai ujung timur pantai utara Jatim di Situbondo, Pesantren Mambaul Hikam (KH Shufyan As’ad) dan Pesantren Walisongo (KH Cholil As’ad).

Setelah ke Pesantren Genggong, Probolinggo dilanjutkan peresmian posko aspirasi di Kab. Probolinggo dan Kota Probolinggo. Malam harinya ke Pesantren Sidogiri, Kab. Pasuruan. “Juga ke Pesantren Ploso Kediri, Pesantren Lirboyo, Kediri, Pesantren Darul Ulum. Terakhir nanti Pal Ical dan rombonga ziarah ke makam Gus Dur,” ujar Hasan Irsyad. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=e441bb87cb73f43eac84e966ea0b47b2&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c


Tidak ada komentar:

Posting Komentar