Kamis, 12 Agustus 2010

Alpukat-Mangga Probolinggo Raih Sertifikat Prima 3

Kamis, 12 Agustus 2010 | 08:19 WIB

PROBOLINGGO - Dua komoditas tanaman hortikultura (sayur dan buah) di Kab. Probolinggo meraih sertifikat aman untuk dikonsumsi karena bebas pestisida. Keduanya, alpukat produksi kelompok tani Joko Tarub, Ranugedang, Kec. Tiris dan mangga arumanis produksi kelompok tani Sumber Bumi, Alaskandang, Kec. Besuk.

“Alhamdulillah sudah ada dua petani hortikultura yang meraih sertifikat Prima 3. Sertifikat itu sebagai jaminan, produk hortikultura yang dilempar ke pasaran aman dimakan,” ujar Kabid Teknik Produksi pada Dinas Pertanian, Handaka Murwanto, Rabu (11/8).

Semakin canggih budidaya tanaman, semakin tinggi sertifikat yang diraih petani. “Prima 2 diberikan kepada petani yang mencatat sejak budidaya hingga asal-usul tanaman. Sementara Prima 1, masih ditambah syarat petani budidaya ramah lingkungan,” ujarnya.

Handaka yang didampingi Kasi Budidaya, Bandot Prawoto menilai, wajar kalau kedua petani di Kab. Probolinggo itu meraih Prima 3 yang dikeluarkan Dinas Pertanian Jatim. Tidak sebatas budidaya, produksi hortikultura kedua kelompok tani itu menembus pasar sejumlah kota besar, bahkan pasar ekspor.

Ketua Kelompok Tani Sumber Bumi, Desa Alaskandang, Kec. Besuk, Suli Artawi misalnya, selama ini dikenal sebagai petani dan pedagang mangga sukses. Selain mempunyai lahan mangga sekitar 62 hektare di Probolinggo, melalui UD Sumber Bumi, Suli membudidayakan dan membeli (kulak) mangga di Bali dan sejumlah daerah di Jatim.

Di musim mangga, UD Sumber Bumi mempunyai omzet penjualan mangga arumanis hingga Rp 1,5 miliar/bulan. Mangga yang dihasilkan kelompok tani dilempar ke sejumlah supermarket di kota-kota besar seperti, Jakarta, Surabaya, hingga Medan. “Mangga produksi kami juga diekspor ke berbagai negara seperti Singapura dan Malaysia,” ujar Suli.

Bahkan seperti diberitakan Surabaya Post, Rabu (11/8), Dinas Pertanian Jatim bakal menggandeng kelompok tani Sumber Bumi untuk memasarkan mangga arumanis ke Swiss. “Tahun ini kami akan menggandeng gabungan kelompok tani dan koperasi di Jatim untuk ekspansi ekspor ke Swiss,” ujar Kabid Pengolahan Hasil Pertanian, Dinas Pertanian Jatim, Bambang Heryanto.

Alpukat Mentega

Masih terkait sertifikat aman dikonsumsi, Edi Suboanto, Ketua Kelompok Tani Joko Tarub, Desa Ranugedang, Kes. Tiris, Kab. Probolinggo membenarkan kelompoknya baru menerima Prima 3. “Beberapa bulan lalu, kelompok tani Joko Tarub menerima sertifikat tersebut. Kami semakin bergairah membudidayakan alpukat,” ujar Edi saat dihubungi Rabu (11/8) malam.

Dengan adanya jaminan (sertifikat), alpukat yang dihasilkan aman dikonsumsi, pangsa pasar akan semakin terbuka. “Sejak meraih sertifikat Prima 3 kami memang belum mengirimkan alpukat karena sekarang baru berbuah kecil-kecil,” ujarnya.

Sebagai perbandingan, tahun lalu saat panen alpukat di akhir tahun, kelompok tani yang mempunyai 7 hektare kebun itu mampu mengirimkan alpukat 20 ton/minggu. “Karena daging buahnya mirip mentega, warga di sini menyebutnya alpukat mentega. Rasanya juga kesat dan gurih, sehingga digemari konsumen di Jakarta,” ujarnya.

November 2010 ini, kelompok tani Joko Tarub bakal kembali mengirimkan alpukatnya ke swalayan Superindo di Jakarta. Selain itu alpukat dengan harga sekitar Rp 7.000/Kg itu juga dilempar ke pasar lokal di Jatim.

Soal jaminan alpukatnya bebas pestisida, Edi membenarkan. “Alpukat kami ini asli gunung yang alami dan bebas pestisida,” ujar warga di lereng Gunung Arpuro dan Gunung Lamongan itu. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=607da1be0232db7258fb471f5098e70a&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

1 komentar:

  1. Kami tantang para semua yang suka bermain judi online
    dengan kemungkinan sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID gratis.
    kami-Online 24jam !!
    PIN BB : D61E3506
    👉 Whatsapp : +85598249684
    👉 L ine : Sinidomino
    raja poker

    BalasHapus