Minggu, 11 Juli 2010

Mangga "Berbuah" Tabung Elpiji

[ Sabtu, 10 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - Ada pohon mangga "berbuah" tabung elpiji 3 kg di Jl Pattimura Gg 5 Kelurahan Mangunharjo, Mayangan Kota Probolinggo. Tentu itu bukan buah betulan. Tabung itu sengaja digantung di pohon mangga tersebut oleh Sukaryo, seorang warga setempat karena dilanda kepanikan dan ketakutan.

Kontan saja ulah unik Sukaryo menarik perhatian warga. Kebetulan elpiji yang digantungkan itu tepat berada di depan rumah Camat Mayangan Hasan. Tidak sedikit warga yang semakin ketakutan dan trauma dengan tabung elpiji.

Ceritanya, Kamis (8/7) sekitar pukul 09.30 Sukaryo membeli tabung elpiji ukuran 3 kg di toko dekat rumahnya. Setelah digunakan untuk memasak, elpiji masih belum ada masalah. Lalu pukul 17.30 Sukaryo hendak berangkat ke warung tempatnya berjualan ayam bakar.

Sebelum meninggalkan rumah, Sukaryo melepas regulator elpiji seperti yang biasa dilakukannya setiap hari jika keluar rumah. "Waktu saya lepas, pentil yang ada di ujung tabungnya tidak bisa balik. Akhirnya mengeluarkan gas terus. Ngowos. Langsung saya bawa keluar rumah," jelasnya.

Di luar rumah justru para tetangga yang ikut panik. Ada yang membawa kayu untuk memukul ujung tabung. Sampai ada yang membawa sabun mandi ditempel ke tabung supaya gasnya tidak bocor. Terakhir, seorang tetangga bernama Darmaji membawa tampar dan menyarankan agar elpiji digantung ke pohon.

Sukaryo pun naik ke atas pohon mangga besar di sebuah pekarangan yang tepat berada di depan rumah pak camat. Rumah Sukaryo tepat berada dibelakang rumah camat Hasan. Mulanya ia letakkan di atas garasi mobil, tapi yang punya garasi marah-marah.

"Akhirnya saya gantung saya di atas. Dari pada di bawah nanti malah meledak dan kena banyak orang. Sore kemarin (kamis) banyak anak-anak juga di sini. Banyak orang merokok. Saya saja sampai pusing kena gasnya itu," ungkap Sukaryo yang sudah tiga bulan menggunakan elpiji ukuran 3 kg di rumahnya.

Kemarin, kabar digantungnya elpiji itu menjadi perhatian masyarakat dan pihak kelurahan. Sekretaris Lurah Mangunharjo Agus Joni Nirwana langsung mendatangi lokasi yang sudah dipadati oleh warga. Ia mengaku terkejut mendengar kejadian itu dari laporan pegawai kelurahan.

Menurutnya, wilayah Mangunharjo sudah ada pendataan untuk konversi mitan (minyak tanah) ke gas elpiji, tapi pendistribusian masih belum dilaksanakan. "Lebih baik tidak usah didistribusikan dari pada warganya jadi korban. Lebih baik tetap pakai minyak tanah saja. Nanti akan kami rapatkan dulu, apa warga masih mau menerima atau tidak," ujar Agus kepada Radar Bromo.

Sementara itu, seorang warga setempat Lilik mengatakan, ia mengaku trauma dengan kejadian tersebut. Jika mendapatkan jatah konversi dari pemerintah, ia akan menerimanya tapi tidak dipakai. "Saya trauma, banyak kejadian juga di televisi. Kalau dapat tetap saya terima tapi tidak dipakai atau nanti dijual. Enak pakai minyak tanah saja," keluh Lilik pagi itu. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=169084

Tidak ada komentar:

Posting Komentar