Senin, 14 Juni 2010

Terdengar Sampai Radius 500 Meter

[ Minggu, 13 Juni 2010 ]
Ledakan tabung elpiji dari rumah Abdul Wahab terdengar hingga radius 500 meter. Makanya tak heran makin siang makin banyak warga yang datang ke lokasi. Mereka penasaran mendengar bunyi ledakan yang dahsyat itu.

"Uh ranying sarah, jhe' ka roma cek jellassah. Can engkok mi' gerdunah listrik. (Waduh bunyinya sangat keras, wong dari rumah saya sangat jelas suaranya. Saya kira travo listrik," ujar Masriah yang mengaku jarak antara rumahnya dan TKP sekitar 200 meter ini.

Mendengar ledakan itu, Masriah mengaku bersama warga sekitar langsung semburat mencari sumber suara tersebut. "Nyampek di sini (TKP) rumahnya memang sudah runtuh," ujar Masriah.

Hal senada juga disampaikan oleh Pandi, warga Kelurahan Pakistaji. Kebetulan waktu itu dia melintas di Jl Sunan Bonang dari arah selatan bersama dengan seorang anaknya. Saat melintas di jalan yang jaraknya sekitar 150 meter itu, Pandi mendengar ada suara ledakan keras.

Karena itulah, Pandi menghentikan laju motornya. Pandi langsung menuju sumber suara tersebut. Pandi pun mendapati rumah Abdul Wahab sudah hancur. Sedangkan korban masih berada di dalam rumah tersebut. "Saya langsung meminta tolong warga untuk membawa korban ke rumah sakit," ujar anggota TNI itu.

Tak hanya itu, karena semakin banyak warga yang datang bersama dengan warga Pandi memberi batas akses masuk untuk warga. Yakni, dengan cara menutup jalan dengan tangga dan alat seadanya. "Karena kami khawatir rumahnya ambruk, sehingga bisa memakan korban lagi," jelasnya.

Ledakan gas elpiji itu juga mengagetkan Sumar. Lelaki yang pernah menjabat sebagai Lurah Kelurahan Jrebeng Wetan ini mengaku mendengar ledakan itu cukup jelas sampai di rumahnya. Padahal, jarak antara rumahnya dan TKP sekitar 500 meter. "Terdengar sampai ke rumah, padahal sudah cukup jauh," ujarnya.

Di tengah-tengah kerumunan warga itulah terdengar rasa khawatir warga untuk memakai elpiji. Bahkan ada yang mengatakan lebih baik pakai kayu bakar dibanding dengan memakai kompor berbahan bakar gas elpiji.

"Nyamanan nganggui kajuh jegung. (lebih enak (aman) pakai kayu pohon jagung," ujar salah seorang perempuan. Kebetulan saat itu, dia sedang melintas di sekitar kebun jagung di sisi timur rumah Abdul Wahab.

Meledaknya tabung gas itu tentu sangat mengejutkan bagi Abdul Wahab dan keluarganya. Padahal, selama kurang lebih 3 tahun dia menggunakan elpiji tidak pernah mengalami hal buruk itu. Dan, gas elpiji yang meledak itu baru sehari diisi ulang. "Sudah 3 tahun, baru kali ini seperti ini (meledak)," ujar Abdul Wahab. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164206

Tidak ada komentar:

Posting Komentar