Senin, 14 Juni 2010

Polisi Telusuri Selebaran Penculikan

[ Minggu, 13 Juni 2010 ]
Pastikan Hanya Isu
PROBOLINGGO-Selebaran penculikan yang dikeluarkan SDN Tisnonegaran 2 Kota Probolinggo menjadi perhatian serius pihak kepolisian. Setelah melakukan kroscek polisi memastikan bahwa kabar itu hanya sebatas isu belaka.

Kroscek itu dilakukan dengan cara mendatangi pihak sekolah dan meminta keterangan dari pihak-pihak terkait. "Kami sudah datang ke sana (SDN Tisnonegaran 2). Ternyata itu dilatari sikap khawatir yang berlebihan dari pihak sekolah," jelas AKP Agus I Supriyanto, Kasatreskrim Polresta Probolinggo.

Diberitakan sebelumnya, Rabu (9/6) lalu SDN Tisnonegran 2 mengedarkan selebaran berisi berita adanya penculikan. Selebaran itu, diedarkan kepada para murid kelas 1-3 SDN tersebut. Warga pun dibuat resah dan bertanya-tanya dengan beredarnya selebaran tersebut.

Selebaran itu berisi peringatan tentang kejahatan penculikan anak yang pernah terjadi di Bedono, Kebondalem, Gembongan. Melihat judulnya saja, selebaran itu sangat menakutkan; Pengumuman penting bagi orang tua warga besar SDN Tisnonegaran 2 waspadalah !!!. Dalam selebaran itu juga tertulis sebuah nomor HP yang menandakan tulisan dalam selebaran itu berasal dari nomor tersebut.

Isinya; Info dari kami untuk anda seluruh masyarakat bila melihat ZUZUKI APV dengan plat nomor polisi L 18xx GU mohon dihimbau kepada warga bagi yang mempunyai akan kecil / dewasa agar berhati-hati dengan ZUZUKI APV warna silver dengan plat tersebut dicurigai sebagai penculik anak-anak. untuk diambil hati dan matanya. Dari Polres Banjarnegara harap disikapi, waspadalah dan disebarkan kepada teman-teman anda. Karena ini sudah benar-benar terjadi di daerah BEDONO KEBONDALEM, GEMBONGAN, dan daerah sekitarnya. Terima kasih

Dalam selebaran itu juga tertera tanggal, Probolinggo, 9 Juni 2010 juga ada tanda tangan kepala SDN Tisnonegaran 2, Sanusi dan dilengkapi stempel sekolah tersebut. Sanusi, mengakui telah mengeluarkan selebaran tersebut. Selebaran itu disebarkan kepada muridnya yang duduk di bangku kelas 1-3, untuk disampaikan kepada walinya.

Sanusi mengaku mempunyai tujuan baik dengan selebaran tersebut. Yakni, untuk menghindari terjadinya hal seperti yang dikabarkan dalam selebaran tersebut. Kabar dalam selebaran itu, menurut Sanusi berasal dari sebuah SMS (Short message service) yang masuk pada nomor HP TU-nya, Feri. SMS itu, dikirim oleh salah seorang wali muridnya. Lalu, diketik, digandakan dan disebarkan.

Dengan beredarnya selebaran menakutkan itu, aparat kepolisian tidak tingggal diam. Mereka langsung mengambil langkah untuk mengetahui kebenaran kabar meresahkan tersebut. "Kalau dikatakan salah ya memang salah. Tapi, itu tidak ada unsur kesengajaan dan didasarkan pada rasa kekhawatiran yang berlebihan," ujar Kasatreskrim yang mantan Katim Riksa densus 88 ini.

Tak hanya itu, polisi juga sudah melacak nomor telepon yang menjadi sumber utama adanya kabar tersebut. Tapi, sampai kemarin (12/6) hasilnya masih belum diketahui lokasi pastinya.

Selain itu, polisi juga sudah berkoordinasi dengan kepolisian Banjarnegara. Karena disebutkan kabar tersebut berasal dari polres Banjarnegara. Sehingga, hal itu membuat polisi untuk mengkroscek kebenarannya. "Itu murni orang iseng yang mempunyai tujuan tertentu," ujar AKP Agus.

Belajar dari kasus itulah, AKP Agus meminta kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap SMS yang isinya ganjil. Menurunya, kalau mendapat SMS ganjil hendaknya dilaporkan terlebih dahulu kepada polisi untuk ditindaklanjuti. "Jangan mudah percaya, apalagi sampai disebarluaskan," harapnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164210

Tidak ada komentar:

Posting Komentar