Senin, 14 Juni 2010

Menabrak, Korban Tewas, Truk Kabur

[ Senin, 14 Juni 2010 ]
TKP di Jl Lumajang, Ditangkap di Gending

PROBOLINGGO - Nasib tragis menimpa Waris, 31, warga Desa Suberbulu Kecamatan Tegalsiswalan Kabupaten Probolinggo. Dia tewas setelah disasak truk di Jl Lumajang, Sumbertaman Kota Probolinggo pada Sabtu (12/6) sekitar pukul 23.00. Ironisnya, truk yang menabraknya sempat kabur sebelum akhirnya berhasil diamankan polisi.

Setelah disasak truk, Waris tewas di tempat kejadian perkara (TKP). Jenazahnya pun dievakuasi ke kamar mayat RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo. Setelah dilakukan visum, jenazah korban dibawa pulang keluarganya malam itu juga.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, malam itu Waris melitas di Jl Lumajang dengan mengendarai sepeda onthel. Ia bersama saudaranya, Waras. Mereka sama-sama pulang dari bekerja mencari belut.

Mereka santai ngontel beriringan melintasi ruas Jl Lumajang dari arah utara. Posisi Waras di depan, Waris di belakang. Sampai di TKP di sekitar jembatan Sumbertaman, dari arah berlawanan muncul truk bernpol N 2517 NA.

Truk yang kemudian diketahui dikendarai oleh Taufik, 35, warga Krejengan Kabupaten Probolinggo itu, berusaha mendahului sebuah truk. Posisi truk sampai makan lajur jalan untuk arah berlawanan. Alhasil, truk yang disopiri Taufik itu menubruk Waris.

Sontak Waris terpelanting dan langsung tewas di TKP. Truk yang menabrak bukannya berhenti, tapi malah kabur. Warga sekitar berdatangan menolong korban dan melaporkan kejadian itu ke polisi. Selanjutnya, polisi mendatangi TKP dan mencari informasi tentang truk yang melarikan diri itu.

Dari keterangan para saksi itulah, diketahui kalau truk yang menubruk Waras adalah truk berwarna kuning dan hijau. Serta ada tulisan yang sangat mencolok yakni Ponpes Syeh Abdul Qodir Al-Jailani Santri Setia Gus Dur. Truk tersebut bermuatan ibu-ibu berbusana muslim seperti habis dari acara pengajian.

Berbekal keterangan itulah, kemudian polisi melakukan koordinasi dengan Polres Probolinggo. Akhirnya, truk yang dikendarai oleh Taufik itu berhasil ditemukan dan ditangkap di daerah Kecamatan Gending. Kemudian, Taufik bersama truknya dibawa ke pos polisi di Bentar.

Tapi, tidak mudah polisi untuk menangkap Taufik. Dia terus mengelak telah menubruk Waris. Sampai akhirnya, polisi membawa sebanyak empat orang saksi ke Bentar. "Awalnya tidak mau mengaku. Akhirnya, saksinya kami bawa ke sana (Bentar), dia (Taufik) pun mengaku," ujar seorang sumber di kepolisian.

Begitu Taufik mengaku, polisi langsung menggelandangnya ke mapolresta, berikut truknya. Setelah menjalani pemeriksaan, terungkaplah bahwa Taufik benar-benar berusaha lari dari masalah tersebut. Dia sempat mengganti spion dan lampu riting truknya yang pecah. "Katanya, itu diganti di daerah Randupangger," jelas sumber tersebut.

Rupanya setelah tabrakan, spion dan lampu riting kanan truk yang dikendarai Taufik pecah. "Pecahannya itu tercecer di TKP. Kami juga membawa itu sebagai bukti," lanjutnya.

Dalam pemeriksaan, polisi juga menemukan pelanggaran lain pada Taufik. Ia ternyata tidak bisa menunjukkan SIM (surat izin mengemudi) dan STNK truk tersebut. "Katanya SIM-nya ada di rumahnya," jelas sumber Radar Bromo.

Kini Taufik harus mendekam di tahanan mapolresta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. "Dia sempat mengelak, padahal penumpangnya ada yang bilang kalau dia memang nabrak," ujar salah seorang saksi.

Dari keterangan saksi tersebut diperoleh informasi kalau malam itu Taufik memuat rombongan yang akan pulang dari acara pengajian di Desa Muneng Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.

Sementara, malam itu keluarga Waris langsung mendatangi rumah sakit. Mereka pun histeris mendapati Waris sudah menjadi mayat. Menurut Abdul Bahri, salah seorang patugas di kamar mayat, akibat kecelakaan itu Waris mengalami luka berat pada punggung dan kepala. "Kepala hancur dan tulang punggung sisi kanan patah," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164321

Tidak ada komentar:

Posting Komentar