Selasa, 18 Mei 2010

Wali Kota Turun ke Sungai - Setelah Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir

[ Selasa, 18 Mei 2010 ]

PROBOLINGGO - Pemkot Probolinggo bergerak menyikapi kondisi pascabanjir melanda kota, Sabtu (15/5) lalu. Pemkot berjanji melakukan perbaikan-perbaikan pada infrastruktur yang mengalami kerusakan. Untuk itu, saat ini Dinas PU masih melakukan pendataan. Selain itu, pemkot juga menyerahkan bantuan kepada para korban banjir.

Penyerahan bantuan pemkot untuk para korban banjir dilakukan kemarin (15/5) dipimpin langsung Wali Kota Buchori. Sekitar 4 ribu paket bantuan disebarkan dalam 12 titik selama dua hari. Bantuan tersebut berupa beras, mie instant dan minyak goreng.

Hari pertama kemarin, bantuan digelontor di tujuh titik. Kelurahan Pilang 618 KK (kepala keluarga), Curahgrinting 109 KK, Mangunharjo 388 KK, Jati 259 KK, Sukoharjo 243 KK, Jrebeng Lor 285 KK dan Mayangan 400 KK.

Hari ini giliran lima kelurahan yang juga diterjang banjir yaitu Kebonsari Kulon 844 KK, Kebonsari Wetan 88 KK, Tisnonegaram 372 KK, Kanigaran 280 KK dan Sukabumi 114 KK.

Saat berkeliling menemui warga dan membagikan bantuan, Wali Kota Buchori berulang-ulang mengingatkan warga. Mereka diminta mengambil hikmah dari kejadian banjir Sabtu lalu.

"Kita semua harus introspeksi. Penyebab banjir bisa banyak hal. Pemkot juga introspeksi. Pemkot akan merevitalisasi sungai supaya tidak dangkal. Tapi, warga jangan seenaknya sendiri. Jangan buang sampah sembarangan, apalagi di sungai. Sampai-sampai dari sungai itu ada dua truk sampah," tutur Buchori kepada warga di Kelurahan Pilang.

Melihat kondisi aspal jalan di Jl Flamboyan yang rusak kena banjir, Buchori memerintahkan Dinas PU agar segera memperbaikinya minggu depan. "Masyarakat harus sabar ya," katanya.

Bagaimana dengan rumah-rumah yang sempat mengalami kerusakan karena banjir? "Untuk rumah rusak, pemiliknya betul-betul warga miskin, akan dipertimbangkan untuk diberi bantuan," imbuhnya.

Sementara itu, di Kelurahan Mangunharjo, Wali Kota Buchori mengatakan bahwa jalan di perkampungan yang rusak akan segera diperbaiki. Ia juga mengimbau masyarakat di sekitar Kali Banger ikut menjaga lingkungan dan tidak buang sampah sembarangan.

"Kalau membuang kotoran jangan seenaknya sendiri. Itu namanya kardiman, karepa dibik man menyaman (semaunya sendiri). Sungai itu jangan dianggap tempat sampah. Kalau sampai terjadi banjir, yang disalahkan pemerintah. Kali Banger akan dikeruk," tegas Buchori.

Ia juga menegur masyarakat yang mendirikan bangunan di atas stren kali. Itu bisa mengganggu aliran sungai. "Sungai adalah aset pemerintah. Kalau sampai ada yang mendirikan bangunan (di atas stren kali), bisa kena sanksi. Pemkot masih sabar. Pokoknya jangan sampai ada bangunan baru," imbuhnya.

Setelah dari Kelurahan Mangunharjo, Wali Kota bersama sejumlah kepala dinas melanjutkan ke Jl Melati, di Kelurahan Sukoharjo dan Kelurahan Jrebeng Lor. Wali kota didampingi beberapa kepala dinas.

Yakni Kepala Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset (DPPKA) Imam Suwoko, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Imanto. Lalu, Kepala Bappeda Budi Krisyanto, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Edi Sutrisno, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD) Bambang, Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtiyo, serta para. Sedangkan Wawali Bandyk Soetrisno turun ke Kampung Dok Mayangan membagikan 400 paket bantuan pemkot untuk warga korban banjir.

Tapi, Wali Kota Buchori kemarin rupanya tak puas dengan hanya memberikan bantuan. Sekira pukul 10.30, Wali Kota turun ke Kali Umbul (sebelah PT Eratex). Dengan masih mengenakan kaos dan topi, Buchori turun dari mobil dinas.

Saat itu di lokasi sudah menunggu staf BLH dan beberapa kepala satker. Antara lain, Kepala Bappeda Budi Krisyanto, Kepala BLH Imanto, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sunardi dan Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtiyo.

Begitu kaki menginjak trotoar, Wali Kota langsung melorot celana panjangnya yang sudah didobeli celana pendek. Ada sepatu boot yang sudah disiapkan. Tapi dia tidak mau memakainya. Wali Kota benar-benar niat turun langsung ke kali Umbul itu.

Mestinya, ia turun ke sungai buthek itu dari sisi barat. Tapi, Buchori tetap nekat turun dari sisi timur. Melihat Wali Kota nekat ingin turun ke sungai, sejumlah orang pun bengok-bengok. Mereka sungguh mengkhawatirkan kondisi Wali Kota yang masih cedera di pundak kanannya. Belum lagi deras dan dalamnya air sungai.

Tapi, Wali Kota seperti malah menantang orang-orang yang mengkhawatirkannya. "Kenapa kok takut semua?" katanya. Buchori kemudian mengambil ranting pohon untuk mengukur kedalaman air sungai itu. Ranting didekatkan di tubuhnya. Hasilnya, kedalamannya setinggi dada orang dewasa.

Buru-buru Buchori langsung turun lalu mendekat ke bawah jembatan. Di sana terdapat pipa besar permanen, batang pohon lengkap dengan akarnya, ranting pohon cukup besar dan sampah. Wali kota mengomandoi sejumlah orang yang sudah mencebur ke sungai.

Budi Krisyanto dan Rey Suwigtiyo turun hanya menggunakan kaos tanpa lengan. Imanto masih berpakaian korpri ikut membantu. Beberapa saat kemudian, dengan kekuatan mencapai 10 orang, sebuah ranting yang melintang dan terjepit pipa berhasil diangkat. Kemudian mereka berusaha mengambil batang kayu besar di bawah jembatan.

Nah, waktu itu sudah kelihatan Wali Kota nyengir. Entah karena menarik batang pohon yang sangat berat ditambah derasnya arus atau merasakan nyeri di tangan kanannya. Sesekali ia diam dan memegang pundak kanannya. Tidak mau menyerah Buchori ikut menarik pohon dengan tangan kirinya. "Ini yang menghalangi arus," ucap Buchori seperti lega berhasil bareng-bareng mengangkat penyumbat sungai itu.

Di bawah jembatan itu memang banyak pipa dan kotoran yang nyangkut. Hingga menghalangi air dan sampah yang mengalir. Buchori lalu kembali ke plengsengan waktu dia turun ke sungai. Dia berusaha naik. Tak mau dibantu, menggunakan kedua tangannya pegangan pada kawat untuk naik ke atas plengsengan. Sempat bergelantungan tapi akhirnya Buchori berhasil. Sesampai di atas Buchori diam, menunduk dan memegangi pundak kanannya.

Kepada wartawan, wali kota mengatakan, ia harus turun ke sungai karena sungai tersebut merupakan salah satu penyebab banjir beberapa hari lalu. Ia ingin tahu ada apa di bawah jembatan tersebut. Buchori juga mengeluhkan bau busuk akibat sampah saat membersihkan sungai.

"Di bawah jembatan itu banyak kotoran besar. Sungai juga dangkal. Rencananya satu sampai dua bulan akan ada pengerukan, revitalisasi sungai. Melalui PU, PAK (perubahan anggaran keuangan) nanti saya minta anggaran prioritas untuk itu (pengerukan sungai dan jalan pemukiman rusak akibat banjir)," jelas suami dari anggota DPR RI Rukmini itu.

Mengenai berapa kerugian yang disebabkan banjir, Buchori mengaku masih belum tahu karena belum bisa dihitung. PU saat ini tengah melakukan pendataan untuk mengetahui kerusakan-kerusakan infrastruktur akibat banjir. Secepatnya, provinsi bakal meninggikan jembatan di Jl Soekarno Hatta tersebut.

Yang mengejutkan, selesai ikut membersihkan sungai, Buchori kembali ke rumah dinasnya di Jl Panglima Sudirman tidak naik mobil dinas. Ia hanya mengambil uang dari dompet, menitipkan semua barang kepada ajudan lalu, naik angkot sampai ke rumah dinas. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=158997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar