Selasa, 18 Mei 2010

Marak Aksi Penipuan, Wadul Dewan

[ Selasa, 18 Mei 2010 ]
KRAKSAAN-Aksi penipuan bermodus undian berhadiah dan cek palsu semakin merajalela di Kabupaten Probolinggo. Anggota DPRD setempat pun sering mendapat sambatan dari konstituennya.

Slamet Riyadi, anggota DPRD dari PPP misalnya dalam seminggu ini ia dapat laporan tiga konstituennya terkait adanya penipuan tersebut. "Awalnya mereka lapor ke saya untuk menanyakan apakah itu memang benar atau penipuan," kata Slamet Riyadi.

Diceritakan Slamet Riyadi Rabu 12 Mei sekira pukul 12 siang lalu seorang warganya menemukan sebuah amplop coklat di pinggir jalan Gending. Dalam amplop tersebut terdapat beberapa data penting.

Yakni Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bernomor 77/ 79/ 1.824 dengan nama perusahaan PT Mulia Mandiri Internasional. Masih dalam amplop tersebut juga terdapat cek yang berisi Rp 2,7 M.

Di lembaran tersebut juga didapati nomor telpon pemilik. Nah, ketika warga yang menemukan form tersebut menghubungi nomor telpon itu, si pemilik berkas menjanjikan akan memberikan sejumlah uang kepada yang menemukan berkas tersebut.

Tetapi ada syaratnya, yakni si penelepon harus menyetorkan sejumlah uang melalui rekening. "Karena bingung, warga saya itu langsung mendatangi saya. Mau pinjam uang karena jumlah uang yang diminta untuk di transfer itu besar," kata Slamet.

"Beruntung saya sering baca koran. Di Koran kan sering muncul berita penipuan modus cek palsu seperti ini. Jadi langsung saya jelaskan kalau itu adalah penipuan," kata Slamet Riyadi sambil menunjukkan cek palsu tersebut.

Selain mendapati laporan dari konstituennya terkait penipuan bermodus cek palsu tersebut, dalam seminggu terakhir kemarin Slamet Riyadi juga mendapati laporan darikonstituennya terkait adanya hadiah undian dari produk cet dan biskuit.

Sama dengan modus cek palsu, dalam undian tersebut juga ada petunjuk menghubungi nomer tertentu. Nah, ketika dihubungi nomor itu mengatakan sebelum mendapatkan hadiah, harus menyetorkan sejumlah uang terlebih dahulu melalui nomor rekening tertentu.

"Untung juga dilaporkan ke saya dahulu. Jadi langsung saya cek kebenarannya. Dan ternyata undian itu juga tidak benar. Untung masih belum setor uang ke nomor rekening itu," jelas Slamet.

Semakin maraknya aksi penipuan tersebut membuat Slamet prihatin. "Saya berharap masyarakat tidak terlalu percaya dengan modus undian semacam itu. Apalagi harus menyetor uang terlebih dahulu," harap Slamet. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=159008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar