Selasa, 18 Mei 2010

Dua Sekolah Rugi Ratusan Juta

[ Selasa, 18 Mei 2010 ]
Sekolah-sekolah yang juga kebanjiran Sabtu (15/5) lalu mengalami kerugian materi yang tidak sedikit. Ini dialami MAN 2 dan SMAN 1 yang sama-sama berlokasi di ruas Jl Soekarno Hatta.

Saat banjir, dua sekolah itu kemasukan air sampai setinggi setengah meter. Banyak barang berharga basah dan rusak. Sampai kemarin (17/5) dua sekolah tersebut masih terlihat sibuk bersih-bersih pascabanjir. Ada yang membersihkan ruang kantor, ada pula yang menjemur dokumen-dokumen. "Sebenarnya sudah dari kemarin (Minggu, 16/5) kami bersih-bersih. Sekarang tinggal sisa-sisanya," ujar Kepala MAN 2 Misyanto.

Ia mengatakan, air tidak hanya masuk ke dalam kelas. Tapi, juga ke ruang tempatnya bekerja dan lab komputer, lab biologi dan fisika. Sehingga, diperkirakan kerugiannya cukup besar.

Di lab komputer saja ada 40 unit komputer yang terendam air. Sedangkan di ruang-ruang guru dan kantor bila ditotal ada 15 unit komputer. Itu lain peralatan-peralatan elektronik yang ada di lab biologi dan fisika. "Kalau misalkan 1 unit komputer dihargai Rp 3 juta. Kerugiannya sekitar Rp 165 juta," ujarnya.

Menurut Misyanto, itu baru komputer. Belum termasuk buku raport, buku induk, buku pelajaran, LKS (lembar kerja siswa) dan dokumen-dokumen penting lainnya. "Dari LKS saja, ada sekitar Rp 10 juta, belum yang lainnya," jelasnya.

Misyanto mengaku, musibah banjir itu akan dijadikan pelajaran yang sangat berarti baginya. Karenanya, Misyanto sudah merencanakan akan memindah ruang kantor, ruang guru dan ruang yang menyimpan docomune-dokumen penting ke lantai dua.

"Sebetulnya, itu sudah lama saya rencanakan, tapi belum saya realisasikan. Itu sebagai langkah antisipasi kejadian yang sama. Dan, itu akan lebih murah dibanding meninggikan lantai sekolah," jelasnya.

Misyanto pun berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan sungai-sungai yang ada di dekat sekolahnya. Utamanya kali Kasbah dan kali Umbulan. Menurutnya, kalau sungai-sungai itu dikeruk akan meminimalisir terjadinya banjir.

SMAN 1 juga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Itu juga belum secara total hanya hitungan kasar saja. Abdullah, kepala SMAN 1 mengatakan kerugian yang dialaminya sekitar Rp 25 juta.

Menurutnya, di sekolah tersebut ada 4 unit komputer yang terendam air. Selebihnya, adalah dokumen-dokumen penting. Diantaranya, buku raport, buku induk perangkat pengajar guru, dan foto copy ijazah sejak 1963 lalu. "Komputer itu, yang berada di ruang TU," jelasnya.

Menurut Abdullah, sejak 1971 sekolah tersebut memang langganan banjir. Tapi, tidak pernah separah banjir kali ini. "Kalau dulu banijir lokal, hanya air dari dalam likungan sekolah sendiri. Tidak ada air dari luar sekolah, dan itu hanya sebatas di halaman saja. Tidak pernah masuk ke dalam ruangan," jelasnya.

Abdullah mengatakan, banjir itu dikarenakan posisi sungai sudah lebih tinggi dibanding sekolah tersebut. Sehingga bila terjadi hujan deras bisa dipastikan sekolah tersebut akan tergenang air. Terlebih, pada saat air laut sedang pasang. "Kalau air lautnya tidak pasang, masih mendingan. Karena air akan mengalir ke laut," ujarnya.

Menurutnya, salah satu solusinya adalah mengeruk sungai-sungai yang ada di daerah tersebut, yakni kali Kasbah dan kali Umbulan. Abdullah juga menilai, adanya pipa yang melintas sungai juga menghalangi lancarnya arus air. "Pipa itu, bisa menghambat arus air. Banyak sampah yang nyangkut di situ," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=158998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar