Selasa, 18 Mei 2010

Pistol Dimodifikasi, Ada Fotokopi KTP

Selasa, 18 Mei 2010 | 10:34 WIB

PROBOLINGGO - Meski belum seorang pun menjadi tersangka, pengungkapan kasus pembunuhan Hartono (30), warga Desa Andungsari, Kec. Tiris, Kab. Probolinggo diwarnai teka-teki dan kejutan. Pistol FN kaliber 4,5 mm yang ditemukan pada potongan mayat belakangan diketahui sudah dimodifikasi menjadi kaliber 9 mm.

Selain itu, polisi juga menemukan selembar fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atas nama Serma Niman, prajurit TNI yang juga warga Dusun Kongsi, Desa Andungsari. Serma Niman juga diketahui sebagai pemilik kebun kopi di Dusun Segaran Duwas, Desa Andungsari, tempat mayat Hartono ditemukan, Selasa (11/5) lalu.

”Belum ada tersangka, tetapi temuan ini semua kami dalami,” ujar Kapolres Probolinggo, AKBP A.I. Afriandi, Senin (17/5).

Kapolres yang didampingi Kasat Reskrim, AKP Heri Mulyanto mengatakan, hasil Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Surabaya menunjukkan, sebuah peluru menembus dada Hartono. ”Pihak Labfor menyatakan, peluru yang menembus dada korban berkaliber 9 milimeter,” ujar AKBP Afriandi.

Setelah dicek, ternyata pistol FN kaliber 4,5 mm itu sudah dimodifikasi menjadi kaliber 9 mm. ”Sehingga diduga kuat, peluru kaliber 9 milimeter yang bersarang di dada korban berasal dari pistol FN modifikasi itu,” ujar mantan Kapolres Bondowoso.

Modifikasi pistol FN tersebut juga ditandai dengan adanya sejumlah pegas di luar senjata api buatan Belgia itu. Sebanyak 11 butir peluru yang ditemukan bersama pistol FN itu juga berkaliber 9 mm.

Pistol FN, 11 butir peluru, dan dua utas tali dari kain doreng itu ditemukan dalam bungkusan kain yang diletakkan pada potongan paha korban (Hartono). Selain ”benda-benda militer” itu, polisi juga menemukan barang-barang yang diduga milik korban seperti sejumlah pengasah gergaji (kikir) dan sebuah obeng.

Fotokopi KTP

Yang mengejutkan, selain ”benda-benda militer” itu di dalam bungkusan kain motif kembang-kembang itu juga ditemukan lembaran fotokopi KTP atas nama Serma Niman. Juga ditemukan slip setoran (pembayaran) bank BCA senilai Rp 900 ribu atas nama Serma Niman.

Niman sendiri sudah diperiksa Pasi Intel Kodim 0820 Probolinggo, 13-15 Mei lalu. ”Atas perintah Danrem, yang bersangkutan (Serma Niman) kemudian diperiksa di Makorem Malang, pada 15-17 Mei,” ujar Pasi Intel Kodim, Kapten Inf. Matali kepada wartawan, Senin (17/5).

Disinggung soal keberadaan fotokopi KTP tersebut, kata Kapten Matali, Serma Niman dalam pemeriksaan di Makodim sudah menjelaskannya. Dikatakan Serma Niman selama ini biasa dimintai tolong sejumlah warga Andungsari untuk mencairkan uang di bank.

Seperti diketahui sejumlah warga Andungsari yang bekerja sebagai TKI/TKW di luar negeri biasa mengirim uang kepada keluarganya. ”Serma Niman sering dimintai tolong mencairkan uang kiriman itu di bank,” ujar Kapten Matali.

Agar warga percaya, Serma Niman pun meninggalkan fotokopi KTP. ”Saat diperiksa Serma Niman pun mengaku, sejumlah warga memegang fotokopi KTP-nya,” ujar Pasi Intel Kodim.

Dalam pemeriksaan terhadap Serma Niman, juga istrinya di Makodim juga terungkap, hubungan suami-istri itu sudah tidak harmonis. Keduanya sejak beberapa bulan lalu pisah ranjang.

Polisi pun kini berusaha memperdalami hubungan keseharian istri Serma Niman itu dengan Hartono-Misnati. Juga aksi Misnati yang dua kali menampar pipi suaminya (Hartono) gara-gara Hartono dipergoki berduaan di rumah Fatimah, istri Ali. Tiga pasang suami-istri itu memang tinggal bertetangga di Dusun Kongsi, Desa Andungsari. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=e0bd056ad00e30db167713b2fe6432b7&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar