Rabu, 19 Mei 2010

Polres Tunggu Pemeriksaan TNI

[ Rabu, 19 Mei 2010 ]
KRAKSAAN - Penyelidikan atas kasus mutilasi Hartono alias To, 30, warga Dusun Kongsi Desa Andungsari, Tiris Kabupaten Probolinggo masih belum menemukan titik terang. Sampai hari ke-8 pascapenemuan tubuh Hartono yang termutilasi jadi sembilan bagian, polres masih belum menemukan tersangka pelaku maupun motifnya.

Motor china merek Tosa yang digunakan terakhir oleh korban sampai kemarin juga masih belum diketahui keberadaannya. "Sekarang kami masih melangkah penyelidikan di lapangan. Kami cari data sebanyak-banyaknya," kata Kasatreskrim AKP Heri Mulyanto.

Menurut Kasatreskrim, sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil Labfor Mabes Polri cabang Jatim secara keseluruhan. "Hasil labfor atas barang bukti masih belum turun," ujar Kasatreskrim.

Keberadaan hasil labfor tersebut cukup penting untuk mengetahui apakah ada sidik jari pada beberapa barang bukti yang ditemukan. Seperti pada pistol FN atau barang bukti lainnya.

Adanya identitas Serma Niman anggota Kodim 0820/ Koramil 12 Krakasan juga masih belum bisa memberi petunjuk pelaku kasus tersebut. "Kami masih menunggu hasil laporan pemeriksaan dari TNI untuk kami cocokan dengan hasil temuan kami (Polres)," beber Kasatreskrim.

Sementara itu sampai berita ini diturunkan, Serma Niman masih terus diperiksa di Korem Malang sejak 15 Mei lalu. "Yang meriksa itu dari intel Korem. Jadi saya sendiri juga masih belum tahu perkembangannya," kata Pasi Intel Kodim 0820 Kapten inf. Matali saat dikonfirmasi Radar Bromo kemarin.

Seperti diberitakan sebelumnya, Hartono alias To, 30, ditemukan tewas dengan tubuh termutilasi hingga jadi sembilan bagian. Hartono adalah warga Dusun Kongsi, Desa Andungsari. Tapi, tubuh bapak satu anak -istrinya kini hamil anak kedua- itu ditemukan termutilasi di tengah hutan kopi di Dusun Segaran Duwes, Desa Andungsari.

Sembilan bagian tubuh Hartono ditemukan dikubur terpisah di lima lubang. Potongan-potongan tubuhnya ditemukan pada Selasa (11/5) sebanyak enam potongan dan Rabu (12/5) sebanyak 3 potongan.

Meski sudah mendapatkan hasil otopsi dari jenazah korban, dan menemukan sejumlah barang bukti, termasuk fotokopi KTP Serma Niman, namun itu belum berarti apa-apa. Polres belum menentukan tersangka pelaku dan motifnya. "Kami minta doanya saja agar kasus ini segera terungkap," harap Kasatreskrim.

FUIB Dukung Polres

Sementara itu, kasus mutilasi Tiris ini mengundang keprihatinan beberapa tokoh masyarakat. Salah satunya disampaikan aktivis Forum Umat Islam Bersatu (FUIB). "Ini (mutilasi Tiris) bukan kasus pembunuhan biasa. Selain korban dimutilasi, di mayat korban ternyata juga ada luka tembakan," kata H Yasin, humas FUIB Kabupaten Probolinggo.

Dari pengamatannya kasus mutilasi Tiris ini merupakan yang terbesar di Kabupaten Probolinggo usai kasus mutilasi yang dilakukan Mbah Jiwo Kraksaan, beberapa tahun lalu.

Karena itu Yasin berharap kasus tersebut mendapat perhatian besar dari Polres. Sehingga kasus tersebut bisa segera terungkap. "Adanya kasus ini membuat masyarakat Tiris dan sekitarnya menjadi takut sebelum kasus ini benar-benar terungkap," kata Yasin.

"Karena FUIB beserta jajaran masyarakat Kabupaten Probolinggo sangat mendukung Polres dan Kodim untuk berhasil mengungkap kasus mutilasi itu. Ini menjadi PR yang harus segera diselesaikan," harapnya. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=159188

Tidak ada komentar:

Posting Komentar