Rabu, 19 Mei 2010

BANYAK NELAYAN GANTI PEKERJAAN KARENA LUMPUR LAPINDO

Wednesday, 19 May 2010 22:37

LSM KIARA menyatakan banyak nelayan yang beralih pekerjaan karena menurunnya penghasilan sebagai nelayan sejak adanya luapan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Jakarta, 19/5 (Antara/FINROLL News) - LSM KIARA menyatakan banyak nelayan yang beralih pekerjaan karena menurunnya penghasilan sebagai nelayan sejak adanya luapan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

"Setiap harinya, ada 116 nelayan yang akhirnya beralih menjadi tukang ojek, atau buruh bangunan atau pekerjaan serabutan lainnya," kata Koordinator Program Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Abdul Halim disela-sela aksi unjuk rasa Koalisi Gerakan Menuntut Keadilan Korban Lapindo di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Halim mengatakan data tersebut merupakan data yang dihimpun KIARA pada 2009 di daerah Sidoarjo dan sekitarnya.

Mengutip data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Halim mengatakan ada sekitar tiga juta nelayan di Jawa Timur pada 2003, dan jumlahnya menurun menjadi 2,2 juta nelayan pada 2008.

Halim mengatakan dampak sosial ekonomi bagi masyarakat juga bertambah sejak lumpur Lapindo di buang ke kali Porong yang akhirnya merusak tambak, serta meracuni udang dan ikan di dalamnya.

Hal itu disebabkan Kali Porong merupakan sumber pengairan bagi lebih dari 4.000 hektar tambak di Kecamatan Jabon, Sidoarjo.

Padahal, perikanan tambak merupakan unggulan Kabupaten Sidoarjo, kawasan dengan luasan tambak organik terbesar di Indonesia.

Sekitar 30 persen ekspor udang Indonesia berasal dari tambak Sidoarjo dengan nilai produksi sekitar Rp800 miliar per tahun.

Dampak serupa juga akan dialami ribuan nelayan di pesisir Sidoarjo, Madura, Surabaya, Pasuruan, dan Probolinggo yang terancam kehilangan sumber penghidupan.

"Karena lumpur Lapindo itu, terjadi beresiko mengganggu sekitar 40 sampai 50 persen produksi perikanan laut Jawa Timur," lanjut Halim. empat tahun

Gerakan Menuntut Keadilan Korban Lapindo melakukan aksi di depan Istana Merdeka memperingati empat tahun luapan lumpur Lapindo pada 29 Mei 2010 dan mendesak kepada pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Gerakan Menuntut Keadilan Korban Lapindo menuntut antara lain agar pemerintah mendesak PT. Lapindo Brantas untuk segera menuntaskan kewajibannya

Mereka juga meminta pemerintah untuk melakukan pemulihan hak sosial, ekonomi, politik, budaya, pendidikan, kesehatan, dan religiusitas masyarakat, serta memobilisasi upaya untuk menangani luapan lumpur dan menghentikan pembuangannya ke laut.

Gerakan Menuntut Keadilan Korban Lapindo terdiri dari berbagai LSM antara lain KIARA, Walhi, JATAM, Solidaritas Perempuan, KONTRAS, YLBHI, IMPARSIAL, ICEL, Institut Hijau Indonesia, Lapis Budaya, LBHM, Teater KBM, dan Satu Dunia.

Mereka melakukan aksi unjuk rasa berupa aksi teatrikal yang menunjukkan kesulitan sosial ekonomi dari korban lumpur Lapindo.

(T.N006)

Sumber: http://news.id.finroll.com/bisnis/perikanan/267666-banyak-nelayan-ganti-pekerjaan-karena-lumpur-lapindo.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar