Rabu, 19 Mei 2010

Dewan Pantau Unas Ulangan

[ Rabu, 19 Mei 2010 ]

PROBOLINGGO
- Pelaksanaan Ujian Nasional (unas) ulangan SMP/MTs jadi perhatian komisi A DPRD Kota Probolinggo. Dewan mengaku terkejut melihat angka ketidaklulusan di tingkat SMP yang lebih banyak dibanding SMA.

Kemarin (18/5) sejumlah anggota komisi A berkeliling ke sekolah yang ketempatan melaksanakan unas ulangan. Tiga sekolah yang dikunjungi yaitu SMP Negeri 3, SMP Negeri 9, dan MTs Negeri Kota Probolinggo.

Data yang diperoleh oleh komisi A, untuk unas ulangan mapel Bahasa Indonesia ada 105 peserta. Bahasa Inggris 245 peserta, Matematika 128 peserta dan IPA 129 peserta. Total seluruh peserta unas ulangan sebanyak 607 peserta.

Ketua komisi A Asad Anshari mengaku agak terkejut dengan pelaksanaan unas ulangan SMP ini. "Agak mengejutkan. Dibandingkan SMA jumlah peserta yang tidak lulus sekarang sampai 200 orang. Padahal kalau dilihat persiapannya, yang maksimal justru SMP. Mereka masih sempat try out. Ada keluhan pada soal mapel Bahasa Inggris yang grade soalnya agak tinggi," jelasnya saat berada di MTs Negeri.

Berdasarkan pantauan komisi A, pelaksanaan baik dari pengamanan hingga pengawas ruangan, dirasa tidak ada masalah. Asad yakin teknis pelaksanaan bisa berjalan dengan baik dan tidak jauh berbeda dengan unas utama.

Tingginya angka ketidaklulusan unas tingkat SMP diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi Dinas Pendidikan."Bagaimana SMP bisa setinggi ini (tidak lulusnya). Bahkan ada satu sekolah yang persiapan dan metode belajarnya luar biasa tapi banyak yang tidak lulus," ujar Asad.

Diketahui, selain siswa yang tidak lulus unas dan SMP Terbuka, unas ulangan yang berlangsung sampai besok (20/5) ini juga diikuti siswa yang nilai unasnya berada di ambang nilai 5,5. Di MTs Negeri ada dua siswa yang terpaksa harus mengulang karena nilai ujiannya mepet dengan nilai rata-rata.

Asad yakin kalau soal unas ulangan standarnya berbeda dengan unas utama. "Mendiknas mengatakan kalau standar soal ujiannya sama, kalau saya tidak yakin. Pastinya (soal unas ulangan) agak dibawah standar unas utama. Kalau dibuat sama, anak-anak tidak akan lulus lagi," tuturnya.

Pada kesempatan itu, komisi A juga mencari informasi terkait siswa yang tidak mampu sekolah dari kelurga miskin. Pasalnya, upaya itu dilakukan untuk meng-cover siswa yang tidak mampu agar bisa melanjutkan sekolahnya. Dewan berharap tidak ada orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya karena masalah biaya.

"Dewan punya ide, bagi siswa yang tidak mampu sekolah, barang kali bisa dibiayai melalui APBD pada tahun 2011 mendatang. Kalau BOS (bantuan operasional sekolah) kan dapat semua. Tapi, ini untuk pelajar yang benar-benar tidak mampu. Jangan sampai ada yang tercecer," harap Asad. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=159178

Tidak ada komentar:

Posting Komentar