Rabu, 22 September 2010

Banyak Satker Absen

[ Rabu, 22 September 2010 ]
Tak Ikut Gelar Budaya Kerja

PROBOLINGGO-Pemkot Probolinggo kembali menggelar kelompok budaya kerja (KBK). Sayangnya, tidak semua satuan kerja (satker) mengikuti kegiatan yang mencerminkan penyelesaian suatu permasalahan di masing-masing satker. Dari 46 satker di lingkungan pemkot, hanya 34 yang menyerahkan risalah, 3 di antaranya tidak ikut gelar.

"Hanya 31 peserta saja yang ikut gelar. Gelar budaya kerja kami laksanakan dua hari, sekarang (kemarin) 15 peserta. Sisanya besok (hari ini). Memang ada satker yang tidak ikut, tapi ada satker yang mengeluarkan dua peserta seperti RSUD," terang Kasubag Kinerja Pelayanan Publik di Bagian Organisasi Eka Pujianti.

Satker yang tidak ikut gelar budaya kerja antara lain Bagian Humas dan Protokol. Padahal tahun lalu ikut KBK mewakili sekretariat pemkot. "Sementara istirahat, masih banyak pekerjaan yang belum bisa ditinggal dan ditunda-tunda," terang Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtyo.

Gelar budaya kerja dimulai kemarin (21/9) di ruang Puri Manggala Bhakti pemkot. Nomor tampilan peserta ditentukan secara lotre sesaat setelah gelaran tersebut secara resmi dibuka. Peserta hanya memiliki waktu 20 menit. Lima menit untuk yel-yel, 10 menit presentasi, dan 5 menit tanya jawab.

Eka menjelaskan, juri diambil dari PT Semen Gresik yaitu Timotius Suprapto dan Widya Wahyu serta dua juri pendamping dari pemkot M Abbas (Bagian Umum) dan Prijo Djatmiko (Badan Kepegawaian Daerah).

"Kegiatan ini didasari instruksi wali kota. Instruksi itu harus diimplementasikan oleh SKPD (satuan kerja perangkat daerah) tapi ada yang tidak ikut. Kalau yang sudah menang tahun lalu boleh ikut asal nama kelompok dan risalahnya berbeda," tuturnya saat ditemui di Puri Manggala Bhakti, kemarin siang.

Masih menurut Eka, ada dua kategori penilaian lomba KBK ini yaitu KBK kreatif dan KBK prestasi. Kriteria KBK kreatif meliputi yel-yel, atraksi, kostum dan kekompakan. Sedangkan KBK prestasi dinilai risalah, presentasi hingga wawancara saat tanya jawab berlangsung. KBK prestasi yang berhasil menjadi juara 1 dan 2 bakal maju ke tingkat provinsi.

Melalui KBK tersebut dapat diketahui bagaimana menyelesaikan permasalahan di SKPD tersebut. "Dengan KBK diharapkan bisa meningkatkan profesionalitas aparatnya. KBK juga dapat menjadi kelompok pengendali mutu di SKPD-nya. Digelarnya ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan KBK di SKPD tersebut," jelas Eka kepada Radar Bromo.

Efektifkah adanya KBK di SKPD? "Sejauh ini yang terlihat (efektif) di SKPD bidang jasa. Karena pemasalahan di SKPD bidang jasa lebih mudah diketahui dari pada pelayanan administrasi," jawabnya.

Kali pertama yang mendapat kesempatan beraksi dari Bappeda. KBK Prima dari Bappeda mengenakan pakaian adat Jawa yang bernuansa hijau. Risalah yang dibawakan mengenai sistem perencanaan pembangunan kota kita (SP2K2). Tim juri tidak hanya bertanya ke mereka yang presentasi. Anggota yang ikut yel-yel pun tak luput dari pertanyaan dewan juri.

Kesempatan kedua jatuh pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Probolinggo. KBK Bolodewo ini mengenakan kostum kerajaan Majapahit. Yel-yelnya pun kreatif diadopasi dari lagu Keong Racun yang sedang hits saat ini. Bolodewo menggarapan makalah tentang ketertiban administrasi berupa surat menyurat. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180416

Tidak ada komentar:

Posting Komentar