Senin, 06 September 2010

Pasuruan Rawan Macet Dan Kecelakaan

Minggu, 05 September 2010

Pasuruan- Wilayah Pasuruan yang merupakan perlintasan jalur mudik dan balik pantura ke arah timur dan selatan wilayah Jatim, sangat rawan kemacetan dan kecelakaan.

Kondisi tersebut hampir merata di seluruh jalur, mulai Gempol- Pandaan-Purwosari-Purwodadi hingga perbatasan Lawang Malang. Juga jalur Gempol-Bangil-Pasuruan-Nguling-hingga Probolinggo. Hal serupa juga terjadi di jalur Pasuruan-Purwosari kearah Malang.

Di jalur Gempol-Pandaan-Purwosari hingga perbatasan Lawang Malang, meski kondisi jalannya sudah lebar dengan empat lajur, tapi juga masih tetap rawan kemacetan, demikian pantauan ANTARA, Minggu.

Kemacetan sering terjadi mulai dari simpang tiga Gempol, serta di simpang tiga Kejapanan.

Dua titik kemacetan ini akibat imbas kemacetan dari ruas Jalan Raya Porong, yang “diancam” luapan lumpur Lapindo. Kemacetan juga sering terjadi di simpang Pandaan, dan simpang tiga Purwosari. Di Purwosari ini jeda lampu pengatur lalu lintas sudah tidak imbang lagi dengan jumlah kendaraan yang lewat, sehingga terjadi kemacetan yang cukup panjang.

Kemacetan lalu lintas di Purwosari ini terjadi akibat pertemuan arus kendaraan baik dari arah Surabaya, Malang, maupun Pasuruan. Sebab wilayah Pasuruan merupakan daerah pertemuan arus mudik dari berbagai daerah, baik yang mau meninggalkan Surabaya maupun yang akan masuk ke Surabaya.

Jalur antara Gempol hingga Lawang Malang ini selain rawan kemacetan juga rawan kecelakaan.
Sedangkan kemacetan yang terjadi di jalur Gempol-Bangil- Pasuruan hingga Probolinggo terjadi mulai dari simpang Gempol, simpang tiga pasar Gondanglegi, Beji akibat pasar tumpah.

Serta alun-alun Bangil karena seluruh kendaran, baik kendaraan dalam kota maupun pelintas antarkota menggunakan satu jalar yang sempit ini. Sementara kota Bangil belum memiliki jalur lingkar alternatif.

Di jalur antara Gempol-Bangil ini meski badan jalannnya sudah lebar dengan empat lajur, pengguna jalanjuga masih harus waspada, karena masih banyak lajur yang menyempit.

Sedangkan jalur antara Bangil-Pasuruan sudah lebar dengan empat lajur. Meski kondisi kondisi jalan telah lebar dan mulsus, di jalur ini juga rawan kecelakaan. Sementara jalar antara Pasuruan -Purwosari, meski jalan ini bisa disebut juga sebagai jalan alternatif juga rawan kemacetan karena di wilayah Wonorejo sering terhambat pasar tumpah.

Jalur yang paling memprihatinkan adalan jalur antara Pasuruan hingga Probolinggo. Di sepanjang jalur ini kondisi badan jalannnya sempit, hanya terdiri dua lajur saja. Praktis anatara Pasuruan- Probolinggo ini kendaraan akan mengalami kesulitan saling mendahului.

Kondisi jalan antara Pasuruan hingga Probolinggo selain jalurnya sempit, juga aspalnya banyak yang bergelombang.

Masih ditambah lagi di simpang tiga Pasar Ngopak sering terhambat pasar tumpah. Di ruas jalan antara Rejoso-Grati, pengguna jalan juga harus waspada terhadap banyaknya konvoi para pengendara sepeda motor maupun pancal yang mengangkut rumput.

Para pencari rumput tersebut tidak akan libur meski dalam kondisi Lebaran, karena merupakan kebutuhan pokok bagi ternaknya. Konvoi pencari rumput ini sering menyita badan jalan, karena antara Pasuruan-Probolinggo hanya dua jalur saja.

Kapolres Pasuruan AKBP Syahardiantono mengatakan, untuk mengantisipasi kerawanan kemacetan dan kecelakaan tersebut, Polres Pasuruan selain menggelar Operasi Ketupat Semeru, juga menggelar Operasi Ketupat Khusus 2010, yakni melakukan memberikan pelayanan pengamanan dan pelayanan kepada para pemudik.

Sebab, lanjut Kapolres, berdasar pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, banyak terjadi kecelakaan serta perampokan terhadap para penggunaka kendaraan roda dua.

Untuk operasi tersebut, Polres Pasuruan menerjunkan 354 personel polisi dan dibantu 1 peleton Brimob, serta Dishub, Senkom Mitra Polisi, dan masyarakat sekitar. Serta menerjunkan personel khusus di daerah-daerah rawan tersebut.ant

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/09/05/pasuruan-rawan-macet-dan-kecelakaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar