Selasa, 05 Oktober 2010

Pemeriksaan Kesehatan Terhadap CJH 2010

Reporter : Dody Kasman
KRAKSAAN - Pemerintah Kabupaten Probolinggo terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada para Calon jamaah Haji (CJH) yang akan berangkat ke tanah suci tahun ini. Selain memfasilitasi pelaksanaan manasik haji massal di Miniatur Ka’bah beberapa waktu lalu, peningkatan pelayanan kesehatan juga ikut mendaptakan perhatian.

Jika tahun lalu pemeriksaan kesehatan CJH Kabupaten Probolinggo dipusatkan di Rumah Sakit Waluyo Jati Kraksaan, maka mulai tahun ini pemeriksaan kesehatan dilaksanakan di lima tempat terpisah berdasarkan wilayah masing-masing CJH.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) dr. Diah Kuncarawati menjelaskan pemeriksaan kesehatan yang terbagi menjadi lima tempat ini dimaksudkan untuk memberi kemudahan kepada para CJH sehingga mereka tak perlu berjubel dan antri memeriksakan kesehatannya di RSUD Waluyo Jati.

“Para calon jamaah haji bisa lebih dekat ke tempat pemeriksaan. Selain itu pemeriksaan juga lebih spesifik dan familiar dengan pasien”, terang dr. Diah.

Pemeriksaan kesehatan untuk para CJH dilaksanakan dua tahap. Pemeriksaan tahap pertama sudah dilakukan beberapa bulan sebelumnya di Puskesmas terdekat dengan domisili para CJH. Pemeriksaan tahap pertama ini sifatnya pembinaan, dengan harapan semua CJH dapat berangkat ke tanah suci.

“Jika ada yang ditemukan sakit, maka bisa langsung diambil tindakan dengan memberikan pengobatan sehinga saat akan berangkat nanti sudah sehat betul”, terang dr. Diah. Pemeriksaan di tahap pertama ini dilakukan oleh dokter Puskesmas setempat.

Sedangkan untuk pemeriksaan tahap kedua adalah pemeriksaan tingkat Kabupaten yang dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan dan RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Untuk mempermudah pelayanan, pemeriksaan dibagi menjadi lima wilayah di lima Puskesmas yang ditunjuk.

Pemeriksaan pertama dilaksanakan di Puskesmas Leces, Kamis (23/9), meliputi Kecamatan Leces, Tegalsiwalan, Bantaran, Kuripan, Sumber dan Dringu dengan jumlah CJH 126 orang. Pemeriksaan kedua dilaksanakan di Puskesmas Kraksaan, Selasa (28/9) meliputi Kecamatan Kraksaan, Besuk, Krejengan, Pajarakan dan Gading dengan jumlah 181 CJH.

Pemeriksaan berikutnya dilakukan di Puskesmas Sumberasih untuk CJH dari wilayah Kecamatan Sumberasih, Wonomerto, Tongas, Lumbang dan Sukapura dengan jumlah CJH sebanyak 148 orang. Selanjutnya pemeriksaan untuk CJH di wilayah Kecamatan Paiton, Kotaanyar dan Pakuniran yang dipusatkan di Puskesmas Paiton, Senin (4/10). Jumlah CJH yang dilayani sebanayak 138 orang.

Terakhir, pemeriksaan kesehatan dilakukan di Puskesmas Maron dengan jumlah CJH 131 orang dari Kecamatan Maron, Banyuanyar, Tiris, Krucil dan Gending.

Pemeriksaan di lima tempat tersebut merupakan pemeriksaan tingkat Kabupaten atau pemeriksaan tahap akhir setelah pemeriksaan tahap pertama di Puskesmas setempat. “Pemeriksaan tahap akhir ini dilakukan untuk menyiapkan kondisi kesehatan calon jamaah haji agar layak untuk berangkat”, jelas dr. Diah.

Pada pemeriksaan ini dilihat apakah masalah kesehatan yang terdeteksi pada pemeriksaan pertama sudah terkendali atau tidak. Juga dilakukan pemberian imunisasi, baik imunisasi wajib yaitu imunisasi Meningitis dan imunisasi yang disarankan yaitu imunisasi Influenza.

“Imunisasi Meningitis ini gratis dan sifatnya wajib harus dilakukan setiap calon jamaah haji. Jika tidak maka CJH tidak boleh berangkat dan pemerintah Arab Saudi juga tak akan memperbolehkan jamaah yang bersangkutan masuk ke negaranya”, imbuh mantan Kepala Puskesmas Wonomerto ini.

Selain itu pada CJH perempuan juga dilakukan pemeriksaa kehamilan. Jika didapati hamil maka pasien tersebut tidak dapat diberangkatkan. Logikanya menurut dr. Diah, jika akan berangkat CJH harus mendapatkan imunisasi Meningitis, sedangkan ibu hamil tidak diperbolehkan mendapatkan imunisasi tersebut.

Khusus untuk CJH yang usianya diatas 60 tahun, setelah mendapatkan pemeriksaan tahap pertama di Puskesmas setempat langsung diarahkan untuk diperiksa di RSUD Waluyojati pada dokter spesialis sesuai penyakit yang diderita. Setelah itu baru dapat mengikuti pemeriksaan tahap kedua seperti biasa.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Endang Astuti menjelaskan, untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada CJH kabupaten Probolinggo, tahun ini pemerintah daerah mengikutsertakan 1 orang dokter sebagai Tenaga Kesehatan Haji Daerah (TKHD) yakni dr. Asrul dari RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Satu orang dokter daerah ini nantinya akan mendampingi dokter yang ditugaskan pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada jamaah haji Kabupaten Probolinggo. “Harapannya dengan adanya dokter lokal ini dapat lebih memahami karakteristik jamaah Kabupaten Probolinggo”, terang dr. Endang.

Keikutsertaan dokter daerah beserta perlengakapan dan obat-obatan yang juga dibiayai pemerintah daerah ini merupakan tindak lanjut dari petunjuk Bupati Probolinggo tahun lalu.

Ketika itu Bupati Hasan meminta agar dokter daerah ikut serta dengan kelengkapan dan obat-obatannya untuk memberikan pelayanan ksesehtan kepada CJH Kabupaten Problinggo, setelah melihat pelayanan kesehatan CJH yang ketika itu dinilai masih kurang.

Pemeriksaan kesehatan tak hanya dilakukan saat CJH akan berangkat ke tanah suci, namun juga dilakukan saat jamaah haji sudah kembali ke tanah air. “Nantinya akan ada petugas dari tim surveillance Puskesmas setempat yang melacak setiap jamaah haji ke rumah mereka masing-masing”, jelas dr. Diah.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencegah masuknya virus satau bibit penyakit yang kemungkinan terbawa oleh para jamaah haji sepulang dari menunaikan ibadah haji. (d0d)

Sumber: http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php?option=com_content&task=view&id=4528&Itemid=92

Tidak ada komentar:

Posting Komentar