Rabu, 15 September 2010

Sampai Rela Berdiri di WC

[ Rabu, 15 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Padatnya penumpang arus balik pada H+4 lebaran kemarin (14/9), sangat terasa di stasiun kerata api (KA) Kota Probolinggo. Saat tiba di stasiun Probolinggo KA kelas ekonomi sudah overload.

Akibatnya, petugas harus berupaya memasukkan penumpang dari pintu kereta yang sudah penuh sesak. Tempat duduk yang disediakan sudah penuh. Tidak sedikit yang rela berdiri walau di dalam WC. Bahkan, banyak pula yang membahayakan diri berdiri di dekat pintu.

Sebenarnya suasana di stasiun KA Kota Probolinggo kemarin tidak begitu ramai. Hanya ada puluhan penumpang yang hendak naik KA. Tapi, setiap KA kelas ekonomi yang singgah di stasiun kota sudah dalam keadaan penuh.

Maklum, jumlah penumpang memasuki masa liburan lebaran selalu melonjak. Sehingga, hal itu juga membuat KA sering datang terlambat. Kemarin (14/9) misalnya, KA Sri Tanjung yang dijadwalkan datang pukul 11.00, terlambat sekitar 90 menit.

Baru sekitar pukul 12.30 KA yang mulai bergerak dari Banyuwangi itu tiba dengan muatan penuh. Seluruh tempat duduk yang disediakan sudah terisi. Penumpang juga banyak yang rela berdiri atau duduk di depan pintu gerbong.

Ridwan, salah seorang petugas loket di stasiun KA mengatakan, terlambatnya KA itu juga disebabkan lonjakan penumpang. Yakni, molornya waktu pada saat proses turun naiknya penumpang. "Proses turun naiknya itu yang lama," ujarnya.

Menurutnya, memang tidak ada aturan yang melarang pihaknya menghentikan penjualan tiket jika KA sudah penuh. Malah, bila sampai menghentikan penjualan tiket itu bisa keliru. "Pokoknya, meski penuh tetap saja dijual. Tapi, itu harus dikomunikasikan dulu kepada calon penumpang," ujarnya.

Meski demikian, calon penumpang bisa mengembalikan tiketnya jika tidak jadi berangkat. Asalkan, kesalahan itu terletak pada pihak PJKA. Misalnya, KA datang terlambat dan KA dalam keadaan penuh. "Tapi, ada saja yang ngotot ikut meski sudah dibilang penuh," jelasnya.

Lonjakan jumlah penumpang, semakin hari semakin banyak. Bahkan, bisa dikatakan mencapai 120 persen jika dibanding hari-hari biasa. Misalnya, pada (12/9) lalu, jumlah penumpang KA Probowangi mencapai 179 orang, pada (13/9) ada 172 orang dan kemarin (14/9) mencapai 184 orang.

Begitu pula dengan KA Lohgawa, pada (12/9) lalu, jumlah penumpangnya mencapai 106 orang, pada (13/9) ada 144 orang dan kemarin (14/9) mencapai 153 orang. Padahal pada hari-hari biasa, jumlah penumpangnya berkisar antara 55-60 orang saja.

Untuk mengatasi itu, pihak PJKA sudah melakukan penambahan gerbong. Yakni, dari yang biasanya satu loko hanya membawa 6 gerbong ditambah menjadi 10-11 gerbong. Tapi, ternyata hal itu masih belum bisa membuat para penumpang nyaman.

Masih banyak di antara mereka yang tidak bisa menikmati perjalannya. "Maksimal memang 11 gerbong, kalau lebih dari itu tidak kuat. Dan, kalau ditambah lagi otomatis harus nambah loco," jelas Ridwan.

Ridwan memperkirakan, jumlah penumpang itu akan terus melonjak hingga akhir pekan nanti. Dan, sampai itu pula rangkai 11 gerbong itu akan dioperasikan. "Akan dioperasikan selama masa liburan ini," ujarnya.

Meski KA yang datang sudah dalam keadaan penuh, tapi masih ada saja para penumpang yang memaksakan diri ikut. Meski pada akhirnya, mereka harus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.

Dan, jelas saja para penumpang dari stasiun KA Probolinggo tidak kebagian tempat duduk. Pasalnya, setiap KA yang datang rata-rata sudah penuh. Dan, sudah banyak para penumpang berdiri sampai di dalam WC. "Saya mulai dari Banyuwangi, beridiri di sini (WC, Red). Habis tidak ada tempat lain," kata lelaki berjaket jins kemarin.

Ada juga seorang penumpang yang membahayakan dirinya berdiri di pintu. Laki-laki itu, mengaku kakinya mulai terasa kesemutan karena sejak dari Banyuwangi berdiri. "Saya berharap, sampai di Jember dapat tempat duduk. Tapi, ternyata sampai di sini (Probolinggo, Red) belum dapat juga," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179294

Tidak ada komentar:

Posting Komentar