Rabu, 15 September 2010

Kena Bius, Harta Dikuras

[ Rabu, 15 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Aksi kejahatan tak mengenal waktu lebaran. Simak saja yang dialami Anwari, warga Sukojambe, Jember. Senin (13/9) malam, ia menjadi korban pembiusan di dalam bus.

Peristiwa itu dialaminya ketika dalam perjalanan dari Surabaya menuju Jember. Karena kejadian itu, Anwari tak sadarkan diri dan harus opname di RSUD Dr Moh Saleh Kota Probolinggo. Tapi kemarin (14/9) Anwari sudah diperbolehkan pulang.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, Senin (13/9) sekitar pukul 23.00, Anwari menumpang sebuah bus dari Surabaya. Tujuannya, pulang ke rumahnya di Sukojambe, Jember. Sampai di Teminal Bayuangga Kota Probolinggo, kondektur bus yang ditumpangi Anwari menghampirinya.

Sang kondektur hendak menanyakan Anwari mau turun di mana. Nah, pada saat itu sang kondektur mendapati Anwari seperti orang yang sedang tidur dengan sangat pulas. Sang kondektur mencoba membangunkannya.

Berkali-kali dibangunkan tak juga membuahkan hasil. Ternyata, Anwari bukan tidur biasa, tapi semaput. Kondektur dibantu awak bus yang lain menurunkannya dan melaporkan kasus tersebut ke pospam (pos pengamanan) di terminal Bayuangga.

Oleh petugas di pospam, Anwari langsung dilarikan ke RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo. "Wajahnya kelihatan pucat dan tidak sadarkan diri. Karena, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dibawa ke rumah sakit," ujar sumber koran ini.

Saat ditemukan tidak tak sadarkan diri, tidak ada satu pun barang berharga yang dibawa Anwari. Bahkan, untuk dompet atau sekedar kartu identitas pun tidak ada. "Mungkin dia (Anwari, Red) dibius saat berada di (jalan, red) tol Surabaya," ujarnya.

Sejak itu pula, Anwari menginap di IRD RSUD. Kemarin (14/9) pagi, Ia masih tidak sadarkan diri. Omongannya masih ngelantur dan tidak bisa dimintai banyak keterangan. Tapi, ia ngotot minta pulang meski jalannya masih sempoyongan. "Saya mau pulang. Iya saya mau bayar, tapi tidak sekarang. Saya masih belum punya uang. Saya mau pulang dulu," ujarnya.

Aksi Anwari pun sepat mengundang perhatian para penunggu pasien lainnya. Sebab, ia terus meronta minta pulang. Sedangkan pihak RSUD, belum memperbolehkan lantaran kondisinya masih belum betul-betul pulih.

"Iya, nanti pulang setelah kamu benar-benar sembuh. Sekarang kamu kan masih pusing. Nanti di jalan kalau ketubruk mobil bagaimana. Ini, bukan masalah bayar atau tidaknya. Semua biayanya sudah ditanggung rumah sakit," jelas salah seorang satpam.

Meski mendapat penjelasan itu, Anwari tetap saja ngotot minta pulang. Padahal, kondisinya belum benar-benar pulih. Jalannya saja masih sempoyongan seperti orang mabuk berat.

Direktur RSUD, dr Budi Poerwohadi menduga obat bius yang digunakan adalah jenis beazepam. Menurutnya, pengaruh dari obat bius tersebut bisa membuat orang tak sadarkan diri antara 8-12 jam. "Tidak perlu diberi obat, cukup diobservasi. Nanti kalau sudah sembuh atau kembali normal silahkan pulang," ujarnya.

Dokter Budi mengatakan, karena tidak bisa membayar maka biaya perawatannya ditanggung RSUD. Itu, diambilkan dari dana jamkesmas. Sebab, dalam dana jamkesmas juga ada dana untuk gelandangan dan orang terlantar. Dan, Anwari masuk pada kategori orang terlantar. "Tapi, jangan terlalu sering, karena rumah sakit bisa bangkrut," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar