Rabu, 15 September 2010

Nelayan Kembali Melaut

[ Rabu, 15 September 2010 ]
KRAKSAAN - Setelah sekitar seminggu libur, mulai minggu ini para nelayan di Kraksaan dan sekitarnya kembali melaut. "Biar segera bisa dapat uang, Mas," ujar Imam, 55, nelayan Desa Kalibuntu, Kraksaan.

Saat ditemui Radar Bromo, Imam sedang duduk santai bersama Anis, 45, rekan kerjanya. "Masih nunggu teman-teman yang lain. Kita berangkat bersama-sama," kata Imam sambil menghisap rokok.

Imam dan Anis sehari-hari bekerja di perahu 'Berlian'. Menurut Imam, dirinya tak memiliki perahu. Jadi, dia memilih ikut kerja di perahu Berlian milik H Rozak.

Menurut Imam, biasanya sebuah perahu berangkat pukul 15.00 WIB untuk melaut. Namun hal itu disesuaikan dengan kondisi cuaca yang terjadi. Jika angin tidak berhembus kencang, maka perahu biasanya bisa berangkat. "Kalau (cuaca) buruk, biasanya (kami) tak mau (berangkat)," jelasnya.

Ditambahkan Anis, nelayan melaut biasanya selama semalaman. Jika berangkat sore, biasanya baru keesokan harinya datang. Itupun dengan catatan. Kalau mendapat tangkapan banyak, perahu bisa datang jam 04.00 WIB. "Kalau sepi (tangkapan), datang jam 06.00 WIB," ujar Anis.

Saat ini kata Anis, banyak nelayan mengeluh. Sebabnya, tangkapan selama Ramadan kurang menggembirakan. Hasil sedikit, sementara kebutuhan lebaran justru semakin banyak.

Tak ayal, kondisi ini membuat para nelayan kelabakan. "Bahkan untuk makan sehari-hari saja sering kurang. Untuk lebaran, saya bahkan menggadaikan barang," ujar Anis.

Anis menceritakan, sejak 26 Ramadan banyak nelayan tak melaut. Penyebabnya, bukan semata karena tangkapan yang sedikit. Namun lebih karena semua orang ingin merayakan lebaran di rumah. "Jadi libur dulu. Penat juga setiap hari harus kerja di laut. Istirahat dulu dengan keluarga," tuturnya.

Sejak nelayan libur, pedagang ikan juga ikut libur. "Yang mau dijualbelikan kan tidak ada," tambah Nono, 45, pedagang ikan setempat saat ditemui di tempat pelelangan ikan (TPI) desa setempat.

Nono menuturkan, beberapa bulan terakhir memang banyak nelayan mengeluh. Tak lain karena hasil tangkapannya sedikit. Sementara pengeluaran setiap kali melaut cukup banyak. "Pemilik perahu juga mikir-mikir mau berangkat," ujarnya.

Hal serupa dikemukakan Zubairi Ikrok, 42, warga setempat. Menurut Zubairi, kondisi ekonomi nelayan memang tengah menurun. Dulu Zubairi pernah memiliki perahu. Namun karena penghasilan yang tak sesuai pengeluaran, Zubairi terpaksa menjual perahunya. "Banting setir, alih profesi. Sekali keluar, hanya bisa utang solar," ujar Zubairi. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179291

Tidak ada komentar:

Posting Komentar