Rabu, 01 September 2010

Resah Perampok Bercadar di Asabri

[ Rabu, 01 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Warga Perum Asabri di Kota Probolinggo sedang resah oleh tindak kejahatan. Menurut warga, beberapa kali terjadi aksi perampokan. Sayang, pelaku tak juga tertangkap.

"Warga sudah resah dengan kejadian ini," ungkap Kiplani, salah satu warga Perum Asabri saat ditemui Radar Bromo kemarin (31/8).

Yang paling resah saat ini, menurutnya, adalah para ibu. Sebab, perampok yang beraksi kerap mengincar perempuan sebagai korbannya. "Selalu wanita yang dijadikan target," ungkap Kiplani.

Dalam aksinya, terang Kiplani, perampok menodongkan celurit ke korban. Selanjutnya, yang diburu adalah perhiasan, uang dan handphone (HP). Satu pelaku perampokan yang beraksi selalu menggunakan cadar, bertubuh kekar dan pendek.

Perampokan terjadi selalu di tengah malam. Saat warga tertidur pulas, perampok tiba-tiba sudah berada di dalam rumah. Setelah itu perampok membangunkan si penghuni wanit dan diancam dengan celurit.

Sebelumnya, perampok telah mengambil beberapa benda berharga milik korban. "Biasanya yang diambil uang dan HP, bahkan perhiasan juga," terang Kiplani. Anehnya dalam beraksi, pelaku tidak pernah mengambil kendaran bermotor atau benda berharga lainnya.

Warga Perum Asabri yang jadi korban terbaru adalah Sri Hartuti, warga RT 7. Dia jadi korban perampokan pada Jumat (27/8) dini hari lalu. "Sekitar pukul satu kejadiannya," terang Sri kemarin saat ditemui Radar Bromo.

Sri bercerita, saat itu dia tidur di ruang tamu dengan kedua anaknya. Sedangkan suaminya tidur di dalam kamar. Tiba-tiba ia dibangunkan oleh perampok. Ciri-cirinya sama dengan yang diungkapkan Kiplani.

Dini hari itu Sri diancam celurit oleh pelaku. Ia khawatir, jika berteriak, nyawa kedua anaknya menjadi taruhannya. "Saya tidak berani berteriak," ungkap Sri.

Pelaku mengancam Sri saat itu. "Pingin selamet gak.... Manut," tutur Sri mengulangi ucapan pelaku. Tidak hanya itu pelaku sempat berujar," Koen masio bengok, percuma, sepi".

Setelah itu pelaku menarik baju Sri dan menyeretnya keluar rumah. "Saya dibawa ke area persawahan," terang Sri. Di area sawah dekat perumahan, Sri dilepaskan begitu saja oleh pelaku. Ketika dilepaskan, spontan korban langsung berlari dalam keadaan was-was."Saya terus berlari. Saya kira akan dilempar dengan celurit tersebut," jelasnya.

Dalam kejadian itu Sri kehilangan uang Rp 1 juta dan sebuah HP. Namun, selesai kejadian itu, Sri tak langsung menceritakannya pada suaminya. Baru dua hari kemudian kejadian itu diadukan, lalu dilaporkan polisi.

Selain Sri, ada Mbah Ramut, juga warga RT 7 yang pernah nyaris jadi korban perampokan. "Perampokan itu juga terjadi pada saya," ungkap Ramut kemarin. Menurutnya, sekitar dua bulan lalu rumahnya disatroni perampok.

Kejadiannya juga pada tengah malam, pelaku pun hanya seorang. Saat itu Ramut sedang tidur di kamar bagian belakang. "Saya dengar ada suara yang berisik di luar," ungkap Ramut.

Ternyata pelaku ketika itu sudah berada di bagian belakang rumah Ramut. Korban bangun dan sempat melihat aksi pelaku dengan cara mengintip dari celah lubang pintu. Tapi, secara tidak sengaja pintu kamar terbuka.

Saat terbuka, pelaku memergoki korban dan berlari mendekat sambil mengayun-ngayunkan celurit. Karena ketakutan, Ramut bengok-bengok minta tolong. "Saya teriak ..maling..maling," kata Ramut mengulang teriakannya saat itu. Warga pun berdatangan dan pelaku langsung kabur.

Menurut warga, sebenarnya bukan hanya dua orang itu yang jadi korban. Beberapa rumah lagi sempat disatroni satu perampok dengan ciri yang sama. Karena itu warga minta aparat keamanan menangkap pelaku.

"Kalau bisa antara warga dan aparat terjalin koordinasi," ungkap Slamet, warga Perum Asabri yang lain. Menurutnya, warga sebenarnya juga mengintensifkan poskamling. Tapi, jika warga memperketat keamanan dengan senjata tajam, dikhawatirkan akan menyalahi hukum.

Sementara itu, Kapolsek Mayangan AKP Noer Choiri kemarin ketika diminta penjelasan soal ini malah uring-uringan. "Siapa yang bilang seperti itu. Warga suruh ke sini... Sampeyan (wartawan) sebagai mediator, jangan sembarangan ngangkat isu," ujarnya pada Radar Bromo.

"Wong kita (polisi) setiap malam patroli..." lanjut Kapolsek. Selanjutnya, Kapolsek menyuruh Radar Bromo minta penjelasan ke kasatreskrim. Tapi, kemarin Kasatreskrim Polresta Probolinggo AKP Agus I Supriyanto sedang berada di Polda Jatim. (d7x/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=177640

Tidak ada komentar:

Posting Komentar