Rabu, 01 September 2010

32 Warga Diamankan, 5 Tersangka

[ Rabu, 01 September 2010 ]
Kasus Pembantaian Warga Desa Alassapi

PROBOLINGGO - Polres Probolinggo bergerak cepat menangani kasus pembantaian Fadli Saiman, 65, seorang warga desa Alassapi, Kecamatan Banyuanyar, Minggu (29/8). Setelah berhasil menangkap dua pelaku, kemarin polres mengamankan 32 orang lagi. Tiga di antaranya jadi tersangka. Dengan begitu, ada lima orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Ironisnya, lima tersangka itu terbilang masih sanga muda. Yakni Jm, 20; Bdk, 20; Jt, 23; Sh, 28; dan Bdr, 16. Semuanya adalah warga Alassapi yang notabenennya masih tetangga Fadli. Dikabarkan masih ada beberapa pelaku lagi, yang sampai sejauh ini masih menjadi DPO.

Kasus pembunuhan Fadli Saiman yang dituduh menjadi tukang santet ini benar-benar mendapatkan perhatian polres. Itu bisa dilihat saat polres mengamankan 32 warga setempat. Tak tanggung-tanggung untuk mengamankan 32 warga Alasapi itu Polres menurunkan 2/3 kekuatannya. Persisnya mencapai 260 personel.

Operasi pengamanan warga tersebut dilakukan dini hari kemarin. Dari pantauan Radar Bromo, rombongan polres datang ke lokasi Desa Alassapi dengan menggunakan puluhan kendaraan. Mulai dari 2 truk tahanan, beberapa truk dalmas, mobil patroli polsek-polsek, bahkan ada juga mobil pembuatan SIM keliling yang ikut.

Sesampai di Dusun Krajan, Desa Alassapi, operasi pengamanan 32 warga setempat itu langsung dimulai. Kapolres AKBP Rastra Gunawan terlihat langsung mendatangi lokasi.

Polres rupanya telah menyiapkan segala sesuatunya. Sehingga begitu sampai lokasi, anggota Polres langsung masuk ke rumah-rumah warga dan langsung mengamankan orang-orang yang sudah diidentifikasi. "Sebelum ke lokasi, kami telah merencanakan matang-matang," kata Kapolres AKBP Rastra Gunawan.

Tak ayal, meski cukup banyak warga yang ditangkap, operasi pengamanan 32 warga tersebut tak membutuhkan waktu lama. Hanya dalam kurun sekitar 30 menit, dua truk tahanan sudah terisi penuh. Dengan berisikan 32 warga setempat.

Operasi yang dilakukan Polres ini pun juga cukup bersih karena tak sampai menimbulkan perhatian warga. Meski ada beberapa keluarga yang diamankan petugas menangis, namun nyaris tidak ada perlawanan sama sekali.

Beberapa orang yang diamankan ke Mapolres itu sendiri juga nyaris tidak berontak. Bahkan ada beberapa orang yang malah tersenyum ketika dikawal petugas untuk masuk ke truk. Usai dibawa ke truk, ke 32 orang tersebut lantas dibawa ke Mapolres Probolinggo untuk diperiksa dan dimintai keterangan.

Kapolres mengatakan, langkah Polres yang mengamankan 32 warga Alassapi tersebut sudah sesuai procedural dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Kami bukannya mau show of force, tetapi kami ingin memberikan pembelajaran kepada masyarakat agar tidak main hakim sendiri," tegas perwira dengan dua melati di pundaknya tersebut.

Seperti diberitakan Radar Bromo sebelumnya, dusun Krajan, Desa Alassapi, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo Minggu (29/8) lalu ramai karena dua berita kematian. Pertama kematian Asmar, 16, yang diduga warga kena santet. Disusul kemudian, kematian Fadli Saiman, 65, yang dibunuh karena dituding sebagai si penyantet.

Peristiwa menggemparkan itu bermula dari sakit typhus berkepanjangan yang diderita Asmar. Karena kondisinya kian parah, Asmar akhirnya meninggal di RSUD Waluyo Jati, Kraksaan.

Sementara jenazah Asmar dalam perjalanan menuju rumah duka, kabar kematiannya sudah menyebar di desanya. Sebagian warga menyebut, kematiannya itu disebabkan santet kiriman Fadli Saiman.

Isu tersebut memang sudah lama beredar di masyarakat setempat. Sehingga, kematian itu justru memperkuat dugaan Asmar memang disantet. Fadli sempat diamankan di rumah Tikun. Namun ditemukan tewas sekitar pukul 21.00.

Kapolres Rastra Gunawan membenarkan kalau motif pembunuhan Fadli itu berlatar belakang isu santet. "Jadi ada yurisprudensi atau tindakan pembenaran untuk main hakim sendiri dengan mengroyok beramai-ramai. Karena korban diduga warga punya santet," katanya saat menggelar press release usai mengamankan 32 warga Alassapi tersebut.

Kapolres berharap masyarakat tidak mudah percaya dengan isu-isu seputar santet. Dan meminta masyarakat untuk tidak main hakim sendiri. Dari penyelidikan sementara Polres, diduga korban dibunuh oleh banyak orang. "Diperkirakan pelaku ada 20 orang lebih," imbuh mantan Kapolresta Kediri tersebut.

Namun dari 32 warga yang diamankan kemarin, dijelaskan Kapolres tidak semuanya adalah pelaku. "Kami akan memeriksa. Tidak semua jadi tersangka. Yang tidak terbukti, akan dipulangkan dalam waktu 1 x 24 jam," jelas Kapolres.

Dalam kesempatan itu Kapolres juga menjelaskan korban tewas karena dibantai oleh lebih dari 20 orang dengan menggunakan beberapa benda seperti pentungan dan batu. "Barang bukti yang kami kumpulkan ada 4 pentungan , 4 buah batu dan sandal jepit satu sisi," beber Kapolres.

Dari pemeriksaan Polres, 32 orang yang berhasil diamankan itu 29 diantaranya dipulangkan siang harinya. "Dari 32 orang itu yang ditetapkan sebagai tersangka ada 3 orang. Yang 29 lainnya tidak cukup bukti," kata Kasatreskrim AKP Heri Mulyanto.

Tiga orang itu adalah Jt, 23, Sh, 28 dan Bdr, 16. Dengan begitu sudah ada 5 tersangka yang berhasil dibekuk polres. Sehari sebelumnya, selang beberapa jam usai mayat Fadli, ditemukan Polres juga telah menetapkan dua tersangka yakni Jm, 20 dan Bdk, 20.

Dari penyelidikan polres, diduga masih ada tersangka lainnya yang sekarang masih menjadi buruan Polres. "Sementara yang kami deteksi ada 4 orang yang jadi DPO. Yang lain masih belum diketahui," beber Kasatrekrim. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=177649

Tidak ada komentar:

Posting Komentar