Kamis, 19 Agustus 2010

Upacara Unik di SDN Manghunarjo 6

[ Rabu, 18 Agustus 2010 ]
PROBOLINGGO - Upacara bendera memperingati HUT ke-65 Kemerdekaan RI kemarin digelar di mana-mana. Termasuk di SDN Mangunharjo 6 Kota Probolinggo. Upacara itu unik karena selain murid, komite sekolah dan guru juga ikut dengan mengenakan pakaian adat. Tapi, upacara ini sempat terjadi "kecelakaan".

"Kecelakaan" itu terjadi saat proses pengibaran bendera Merah Putih. Bendera belum diikat, tapi tali terburu ditarik. Alhasil, tali langsung naik ke atas tetapi bendera tetap dipegang petugas dalam posisi terbuka sampai lagu Indonesia Raya habis.

Upacara di SD Adiwiyata ini dimulai sekitar pukul 07.30 di halaman sekolah yang terletak di Jl Basuki Rahmat. Semua guru memakai pakaian adat nusantara. Sedangkan kepala sekolah menggunakan kostum pejuang lengkap dengan topi dan kacamata hitam.

Pengibar bendera pun bukan dari murid tetapi komite sekolah dan guru. Untuk petugas pengibar bendera memakai seragam TNI. Tiba saatnya pengibaran bendera awalnya tidak ada kendala. Sampai ketika bendera sudah dibentangkan dan siap dipasangi tali pengait, "kecelakaan" itu terjadi.

Melihat peristiwa itu seluruh peserta upacara hanya bisa bergumam. Ada yang tertawa tetapi ada juga yang keheranan. Hingga lagu Indonesia Raya selesai dinyanyikan paduan suara SD Mangunharjo 6 bendera itu masih dipegang oleh petugas.

Salah seorang guru berinisiatif untuk mengambil tali yang sudah berada di ujung tiang. Guru itu menggunakan senggek atau alat ngunduh buah yang terbuat dari bambu. Usaha tersebut gagal.

Kemudian seorang guru berpakaian adat Madura nekat memanjat tiang bendera dan berhasil menurunkan tali pengait. Baru setelah itu bendera Merah Putih sudah bisa berkibar. Melihat kejadian itu beberapa orang hanya bisa tertawa.

Usai upacara bendera kegiatan dilanjutkan lomba membuat ketupat bagi wali murid dan murid. Selain itu juga digelar lomba mewarna gambar pahlawan untuk kelas 1 dan 2 dan lomba melukis pahlawan untuk kelas 3 dan 6.

Kepala Sekolah SDN Manungharjo Agus Lithanta mengatakan konsep upacara unik dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah karena ingin menumbuhkan rasa kebangsaan. "Negara Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika. Kami menggunakan pakaian adat karena Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa. Para wali murid dan guru memakai ini diharapkan bisa menggambarkan persatuan dan kesatuan di negara ini," ujarnya.

Selain itu, upacara bendera kemarin juga digelar di alun-alun kota. Upacara dimulai pukul 09.45. Berbagai elemen masyarakat dan kalangan pejabat mengikuti upacara tersebut. Oleh penyelenggara peserta upacara diminta bersiap baris sejak pukul 09.30.

Upacara dalam kondisi puasa, tak semua kuat. Selama upacara berlangsung sekitar enam murid yang "tumbang". Satu diantaranya murid perempuan dari salah satu SMK negeri pingsan langsung digendong dan diletakkan di drakbaar. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=175427

Tidak ada komentar:

Posting Komentar