Kamis, 19 Agustus 2010

Ganti Mitan, Solar Oplos Deterjen

[ Kamis, 19 Agustus 2010 ]
PROBOLINGGO - Mahalnya harga minyak tanah (mitan) membuat ibu rumah tangga di Kota Probolinggo putar otak agar bisa mendapatkan bahan bakar murah dan aman. Kini sampai ada yang memilih menggunakan solar dioplos dengan deterjen.

Salah satu yang menggunakan oplosan solar dengan deterjen adalah Siti Khodijah. Dia warga Jl Abdul Aziz gang masjid Darusalam RT 1 RW 4 Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran.

Terhitung sudah lima bulan lalu ibu dua anak tersebut mengganti minyak tanah dengan solar. Saat dikunjungi di rumahnya kemarin (18/8), Siti mengakui jika ia tidak menggunakan mitan untuk kompor, melainkan solar. Ia pun mempraktikkan pemakaian solar untuk kompornya.

"Minyak tanah kan mahal sekali, sekarang sampai Rp 7.500 seliter. Akhirnya saya mencoba pakai solar dan ternyata bisa. Pertama itu pakai solar saja, ternyata masih bau. Lalu untuk menghilangkan bau, saya coba campur solar dengan deterjen. Hasilnya tidak bau lagi," katanya.

Siti menceritakan, ide itu berasal karena keterbatasan perekonomian keluarganya untuk membeli mitan. Disamping harga mitan yang mahal, mitan juga sempat sangat langka di pasaran. Nah, inspirasi menggunakan solar itu muncul saat Siti sedang berada di pelabuhan.

Ia melihat sendiri nelayan kapal ada yang mencampur solar dengan mitan untuk bahan bakar. Hasilnya, kapal itu tidak terbakar dan justru bisa beroperasi. Dari apa yang dilihatnya itulah Siti akhirnya mau coba-coba sendiri di rumahnya.

Saat akan mempraktikkannya di dapur rumahnya, Siti sempat mendapat larangan dari suaminya, Suryanto. "Sengak mbledhos (awas meledak), tidak usah macam-macam," ujar Siti menirukan kata suaminya yang bekerja serabutan di bengkel.

Sampai lima bulan berjalan apa yang mereka khawatirkan tidak terjadi. Siti mengakui ide untuk mencampurkan detergen ke solar lantaran ia berpikir jika deterjen itu berbau wangi, jika dicampurkan ke solar maka bau solar bakal hilang. Dan, ternyata rekaan Siti itu benar. Masakannya tidak bau solar.

Satu botol air mineral ukuran besar cukup diberi satu sendok makan deterjen (apapun mereknya). "Sejak pakai solar keuangan bisa irit. Kalau biasanya 1 liter mitan itu saya pakai dua hari, kalau solar sampai tiga hari. 1 liter solar hanya Rp 4500 selisihnya Rp 3 ribu dengan harga 1 liter mitan," jelasnya.

Sekali beli solar, Siti selalu membeli lima liter sekaligus. Ia harus membeli solar di pom bensin menggunakan jirigen. Lima liter solar bisa digunakan memasak sampai dua minggu. "Awalnya saya memang takut meledak, tapi buktinya tidak. Sekarang juga agak irit," imbuh Siti yang pendapatan suaminya tidak tentu tiap minggunya.

Bedanya mitan dengan solar untuk kompor, kata Siti, sumbu kompor harus diperhatikan. Sumbu untuk solar harus lebih panjang dibanding mitan. Jika tidak api yang keluar tidak akan sempurna. "Sumbunya harus agak panjang. Nyala apinya ya tetap biru seperti kompor pakai mitan biasanya," terang Siti yang dua buah kompornya memakai solar.

Setelah membuktikan sendiri jika kompor solar aman dan tidak meledak, Siti langsung memberitahukan temuannya itu ke para tetangga. Namun kebanyakan tetangganya ketakutan kalau kompor bisa meledak akibat solar. Tapi, ternyata masih ada yang meniru cara Siti yaitu kakaknya bernama Arlinawati.

Apakah Siti tidak mendapatkan program konversi mitan ke gas elpiji? Siti mengatakan dia sudah dapat paket kompor dan elpiji dari pemerintah. Tapi, ia takut meledak. Apalagi banyak kejadian ledakan elpiji. Siti akhirnya memutuskan menjualnya. Paket itu laku dijual Rp 70 ribu di sebuah toko. "Saya akan terus pakai solar sebagai ganti lengo gas," ujar Siti. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=175575

Tidak ada komentar:

Posting Komentar