Senin, 09 Agustus 2010

Revisi Aturan, Mimpi Jadi Daya Tarik Investasi Dunia

Senin, 9 Agustus 2010 | 10:32 WIB

Indonesia siap menjadi daya tarik investasi baru bagi dunia. Keyakinan itu muncul karena pemerintah telah mengubah sejumlah peraturan yang selama ini dinilai menghambat investasi.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Armida S Alisjahbana mengatakan kemudahan dan daya tarik investasi ini antara lain terlihat dari revisi Perpres 67/2005 yang diubah menjadi Perpres 13/2010 sejak 28 Januari 2010.

"Revisi menjadi Perpres nomor 13/2010 akan menciptakan iklim investasi yang makin baik dan mendorong swasta dalam penyediaan infrastruktur," ujar Armida.

Swasta ikut dilibatkan dalam penyediaan infrastruktur, karena memang pendanaan pemerintah terbatas. Untuk itu, pemerintah mengenalkan sistem kerjasama pemerintah dan swasta.

Dicontohkan, telah ada implementasi kerjasama pemerintah swasta ini yang sukses, yakni proyek pembangkit listrik Jawa Tengah dengan kapasitas 2 x 1.000 MW. Untuk itulah, pemerintah turut peran aktif dalam acara konferensi beserta pameran infrastruktur Asia yang diselenggarakan pada April 2010 ini.

Tidak hanya revisi Perpres, tindak lanjut komitmen pemerintah Indonesia dalam percepatan pembangunan infrastruktur ini akan terus disempurnakan secara terintegrasi dari semua pemangku kepentingan.

Apalagi tahun ini pemerintah Indonesia siap “obral” proyek infrastruktur. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy S Priatna menuturkan Bappenas sendiri dalam buku kerjasama pemerintah swasta (PPP Book) telah mendaftar 86 proyek yang siap ditawarkan tahun ini. Nilai investasi dari 86 proyek itu setidaknya mencapai Rp 450 triliun. "Lumayan besar. Tapi tawaran proyek ini jangan dianggap sebagai swastanisasi proyek karena alasan ketidakmampuan pemerintah,” katanya.

Menurutnya, basis penawaran proyek adalah Build Operation Transfer, artinya bagaimana proyek yang dikerjakan dan dioperasikan oleh swasta ini berlaku masa konsensi tertentu. Dengan begitu, setelah masa konsesi berakhir, proyek yang telah dikerjakan harus diserahkan ke pemerintah.

"Jadi, PPP itu memang tidak memberi batasan berapa persen peran asing, tapi di dalamnya kami mendorong penggunaan produk-produk lokal," kata dia. Tahun ini, dari 86 proyek PPP Book itu, sebanyak 8 proyek siap dikerjakan.

Sedangkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menawarkan 30 proyek jalan tol dalam Konferensi dan Pameran Infrastruktur Asia Pasifik dengan total nilai investasi Rp 142,8 triliun. "Kami menawarkan 30 proyek jalan tol kepada investor," ujar Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.

Dia menuturkan, 30 proyek tersebut terdiri dari l5 proyek yang akan diprioritaskan dan 15 potensial project yang bisa dikembangkan melalui mekanisme Public Private Partnership (PPP). "Diprioritaskan karena sudah ada feasibility study-nya (studi kelayakan)," kata Djoko.

Kelima belas yang diprioritaskan di antaranya Jalan Tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi, Palembang-Indralaya, Cileunyi-Sumedang-Dawuan, Tegineneng-Babatan, Sukabumi-Ciranjang, Pasirkoja-Soreang, Pandaan-Malang, Medan-Binjai, Kemayoran-Kampung Melayu, Sunter-Rawa Buaya-Batu Ceper, Ulujami-Tanah Abang, Pasar Minggu-Casablanca, Sunter-Pulo Gebang-Tambelang, Duri Pulo-Kampung Melayu serta Terusan Pasteur-Ujung Berung-Cileunyi-Gede Bage.

Sedangkan potensial proyek yaitu Pekanbaru-Kandis-Dumai, Manado-Bitung, Kisaran-Tebing Tinggi, Bukit Tinggi-Padang Panjang-Lubuk Alung-Padang, Terbanggi Besar-Menggala-Pematang Panggang, Bakauheni-Terbanggi Besar, Cilegon-Bojonegara, Kamal-Teluk Naga-Batu Ceper, Gede Bage-Majalaya, Semarang-Demak, Jogjakarta-Bawen, Jogjakarta-Solo, Bandara Juanda-Tanjung Perak, Probolinggo-Banyuwangi dan Batu Ampar-Muka Kuning-Bandara Hang Nadim. Selain menawarkan proyek jalan tol, Djoko menambahkan, ditawarkan pula 10 proyek air minum, serta 2 proyek persampahan dan sanitasi.

Agresivitas Indonesia direspon negara lain. Sejumlah delegasi pengusaha Amerika Serikat yang tergabung dalam US - ASEAN Bussiness Council berjanji akan meningkatkan kerjasama jangka panjang dengan Indonesia, terutama di bidang ekonomi.

President US - ASEAN Bussiness Council Alexander Feldman mengatakan telah mendengar penjelasan pemerintah tentang prioritas untuk membangun infrastruktur. Pengusaha Amerika pun berjanji akan membantu prioritas pemerintah Indonesia dalam pembangunan infrastruktur. "Jadi kami membicarakan infrastruktur fisik seperti jalan raya, pelabuhan, fasilitas kesehatan, juga jaringan internet," ujar Feldman.

Namun, kata Feldman, rencana kedatangan Presiden Barrack Obama ke Indonesia juga diharapkan dapat meningkatkan kerjasama Indonesia - Amerika. Obama yang pernah tinggal di Indonesia diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi Indonesia - Amerika.

TAWARAN PROYEK INFRASTRUKTUR TAHUN 2010

Jumlah Proyek Nilai Investasi

Bappenas 86 Rp 450 triliun

Kementerian PU 30 proyek tol Rp 142,8 triliun.

Basis Penawaran untuk proyek Bappenas

- Build Operation Transfer, artinya bagaimana proyek yang dikerjakan dan dioperasikan oleh swasta ini berlaku masa konsensi tertentu. Dengan begitu, setelah masa konsesi berakhir, proyek yang telah dikerjakan harus diserahkan ke pemerintah.

Rincian Proyek Tol Kementerian PU

- Dari 30 proyek, terdiri l5 proyek yang akan diprioritaskan dan 15 potensial project yang bisa dikembangkan melalui mekanisme Public Private Partnership (PPP). Proyek diprioritaskan karena sudah ada feasibility study.

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=2c99001baf236c5cdfc50b33db17b7f9&jenis=d645920e395fedad7bbbed0eca3fe2e0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar