Senin, 09 Agustus 2010

Kisah Siswi SMAN 2 Kota Probolinggo yang Di-DO Gara-Gara Facebook

[ Minggu, 08 Agustus 2010 ]
Sudah Minta Maaf, Tetap Dikeluarkan

Nama Rosdiana Islamiyati dan Mega Ayu Karina kini jadi buah bibir. Bukan karena ketiban rezeki seperti Jojo dan Shinta yang terkenal karena mengunggah adegan lips sync lagu Keong Racun di You Tube. Keduanya adalah dua di antara empat siswi SMAN 2 Kota Probolinggo yang di-DO (drop out) gara-gara menulis status di facebook.

FAMY DECTA MAULIDA, Probolinggo

Situs jejaring facebook harus diakui kini menjadi wahana paling populer untuk menyampaikan apa yang tengah kita pikirkan. Lewat status fb seseorang bisa menyampaikan apa saja isi kepalanya. What's on your mind begitu tagline yang ditawarkan di wall situs facebook setiap kali kita ingin mengganti status.

Namun, kebebasan berpikir, berekpresi, dan berpendapat lewat status facebook (fb) juga bisa "membahayakan". Lihat saja pengalaman yang dialami empat siswi Rosdiana Islamiyati dan Mega Ayu Karina dan dua temannya DR dan AN (keduanya tak mau diwawancarai). Mereka harus rela dikeluarkan dari sekolah karena ngomongin kondisi negatif di sekolah mereka secara berlebihan.

Ceritanya waktu itu Rosdiana, Mega, DR, dan AN serta beberapa teman yang lain ngobrol di wall fb. Mereka membicarakan tentang kejadian-kejadian buruk yang terjadi di sekolah mereka. Antara lain peristiwa helm dan jok motor disilet di parkiran, sepatu disilet di musala dan sebagainya.

Beberapa kutipannya sebagai berikut: "eo . crementt aq di (nama pengomentar sebelumnya) . helm.e hani td d silet ! Tp ga ad respond dr skola ." (Iya jengkel aku. Helmnya Hani tadi disilet! Tapi tidak ada respons dari sekolah).

Kemudian muncul komentar "koq iso jare .. ? pancenne skolah iki.. ati2 helmu mari ngono..". (kok bisa? Emang sekolah ini.. Hati-hati helm kamu sebentar lagi..). Saling bersahutan "tao rah . cremedd aq ! hu.umb , qu pisand nyesell mlbu skola ikie . hha , tag gowo ng kLas ae wz . :D". (Tidak tahulah. Jengkel aku. Iya aku juga menyesal masuk sekola ini. Haha tak bawa ke kelas saja kalau begitu). Ada lagi yang berkata "spatuku di silet yo meneng tok iki skola" (Sepatu ku disilet sekolah ya diam saja).

Status dan komentar-komentar itu berbuntut. Pihak sekolah tahu dan menganggap hal itu sebagai ulah pencemaran nama baik. Maka sekolah pun mengeluarkan murid-murid itu (sekolah menggunakan istilah mengembalikan pada orang tua, Red).

Beberapa hari lalu Radar Bromo berhasil menemui dan mengajak bicara Mega dan Rosdiana. Mega tinggal di Jl Abdul Hamid gang Kebon Mendek, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran. Selama ini Mega hanya tinggal bersama kakek dan adiknya.

Orang tuanya berpisah sejak Mega masih duduk di bangku SD. Mega dan adiknya berada di bawah pengawasan paman dan bibinya. Sekitar pukul 12.15 (7/8) Mega datang bersama Diana. Mereka bawa motor sendiri-sendiri.

Mengetahui banyak wartawan yang menunggu kedatangannya, dua cewek belia ini bersikap santai. Secara blakblakan Mega dan Diana menjelaskan apa yang terjadi hingga ia kena DO dari sekolah peraih penghargaan Adiwiyata Mandiri itu.

Diana bercerita, yang update status adalah DR dengan kata-kata "skolah tak bertanggung jawab + keparat!" pada hari Jumat (30/7) petang. Dari status itu muncul saling komen (komentar) enam siswa SMAN 2 dan beberapa orang lain dari luar sekolah. Anehnya, dari enam siswa SMAN 2 yang perang komentar hanya empat siswa yang dikeluarkan.

"Mungkin kata-kata kami di fb yang membuat kami dikeluarkan dari sekolah. Memang sekolah tidak bertanggung jawab dengan keamanan di sana. Helm sering hilang, jok disilet sepatu juga disilet," gerutu Diana.

Dua siswa lain yang tidak kena DO adalah Hizaburahman Geraldi Prakoso kelas XI IS 1 dan Robi Arifin XI IS 2. Ada dua siswa yang tidak dikenai sanksi membuat Diana dan Mega bertanya-tanya apa penyebabnya.

"Komentarnya Aldi juga dikosongi di dalam fotokopian fb itu. Di print-printannya juga tidak keluar. Tidak tahu kenapa kok hanya kami yang kena," imbuh cewek yang berdomisili di Jl Brantas, Kademangan ini.

Baik Diana dan Mega benar-benar merasakan ketidakadilan. "Kenapa kok tidak ada pembinaan dulu. Langsung dipanggil orangtua. Katanya kalau masih sekolah di sini nanti bisa dilaporkan pencemaran nama baik, kena denda Rp 1 M dan penjara," tutur Diana mengingat kalimat Kepala SMAN 2.

SMAN 2 juga mewanti-wanti mereka supaya permasalahan ini tidak tercium media. Kata Diana, sekolah mengatakan kalau dia harus mencari sekolah lain karena perbuatan yang dilakukannya itu. Akibatnya sampai saat ini Diana belum menemukan sekolah.

Dikeluarkannya mereka dari sekolah tidak secara bersama-sama. Hari Senin (2/8) orang tua DR, AN, dan Diana yang duluan dipanggil. Dua hari kemudian (4/8) giliran paman Mega yang dipanggil ke sekolah.

Mega, mantan kelas XI IS 2 juga menyayangkan sikap sekolah yang sampai membuat keputusan demikian. "Saya cuma komentar, dilaporkan saja ke Radar Bromo biar Pak Wali (Wali Kota Buchori) tahu. Ya mungkin karena ikut-ikutan komentar di status itu akhirnya saya kena," aku Mega yang sempat shock ketika dikeluarkan oleh sekolah.

Kedua siswi ini merasa tidak terima karena banyak yang komentar tetapi tidak ditindak seperti mereka. Diana dan Mega saat ini kesulitan mencari sekolah. Pasalnya, bahkan ada sekolah yang mengatakan bahwa persoalan fb itu sudah menyebar.

Alif Sofyan, paman Mega mengatakan, keluarganya sampai dua kali ke SMAN 2. Awalnya yang datang adalah Arif Sunivar, adik Alif, tak cukup mendengar keterangan dari Arif, Alif menunggu Mega datang. Nah, setelah mengetahui duduk permasalahannya maka Alif langsung ke SMAN 2. "Saya sudah menyampaikan baik-baik, yang dilihat itu, kenapa anak-anak sampai menulis kalimat begitu. Tetapi pihak sekolah tidak mau tahu," katanya.

Yang masih diingat oleh Diana, ia sudah meminta maaf, duduk di lantai, Kepala SMAN 2 Safiudin dan Waka Kesiswaan duduk di atas kursi, namun permintaan maaf itu tidak digubris. "Kami sudah minta maaf. Tapi, tetap saja..," kenang cewek berkaos hitam itu.

Ujungnya, sekarang empat murid itu tetap dikeluarkan dari SMAN 2. Kini, mereka harus berusaha mencari sekolah lain yang mau menerima.(nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=173956

Tidak ada komentar:

Posting Komentar