Senin, 09 Agustus 2010

Dewan Pertanyakan Sanksi DO

[ Minggu, 08 Agustus 2010 ]
PROBOLINGGO - Kasus empat siswi SMAN 2 Kota Probolinggo di-DO (drop out) karena berkomentar di facebook menjadi perhatian anggota dewan setempat.

Ketua Komisi A DPRD Kota Probolinggo Asad Anshari mengatakan, dari yang ia baca di Radar Bromo, pelanggaran etika memang dilakukan oleh siswa dan ini harus diberi sanksi oleh sekolah. "Pertanyaannya, apa sanksi yang diberikan oleh pihak sekolah sudah pas, termasuk prosedurnya? Kami akan kaji nanti," katanya.

Dari obrolan mereka (para siswi) di fb, lanjut politisi PKNU ini, nampak memang ada kekecewaan dari para murid. Karena sekolah tidak merespons keluhan murid atas kejadian-kejadian yang menimpa mereka. "Ada yang menarik dari obrolan mereka, ada kata kesiswaan doyan duwek, ini harus dicari apa maksudnya?," tuturnya.

Soal fb sendiri, dewan ingin agar ke depan kemajuan teknologi benar-benar dimanfaatkan untuk hal yang positif. Sebab saat ini, menurut Asad, lebih banyak yang negatif utamanya di kalangan remaja.

Sebagaimana diberitakan, empat siswi tersebut masih duduk di kelas XI berinisial DR, AN, Rosdiana Islamiyati dan Mega Ayu Karina. Jumat (30/7) lalu Dv bikin status di akun facebook (fb)-nya. Isinya mengeluhkan sikap sekolah yang tidak merespons banyaknya kejadian negatif.

Dalam status itu disebutkan banyak kejadian seperti helm hilang di parkiran sekolah, jok motor disilet dan sepatu di musala pun disilet. Peristiwa itu sudah dilaporkan kepada Bagian Kesiswaan tetapi seolah tidak ada tanggapan.

Seperti yang terlihat di wall fb tersebut, ada komentar "eo . cremett aq di (nama pengomentar sebelumnya) . helm.e hani td d silet ! Tp ga ad respond dr skola ." (Iya jengkel aku. Helmnya Hani tadi disilet! Tapi tidak ada respond dari sekolah).

Kemudian muncul komentar "koq iso jare .. ? pancenne skolah iki.. ati2 helmu mari ngono..". (kok bisa? Emang sekolah ini.. Hati-hati helm kamu sebentar lagi..). Saling bersahutan "tao rah . cremedd aq ! hu.umb , qu pisand nyesell mlbu skola ikie . hha , tag gowo ng kLas ae wz . :D". (Tidak tahulah. Jengkel aku. Iya aku juga menyesal masuk sekola ini. Haha tak bawa ke kelas saja kalau begitu). Ada lagi yang berkata "spatuku di silet yo meneng tok iki skola" (Sepatu ku disilet sekolah ya diam saja)

Parahnya dalam komentar-komentar sekitar tujuh orang siswa itu, ada beberapa yang menyebutkan salah satu nama guru dan berkata-kata kasar Misalnya "skola tak brtanggung jawaB + keparatt !", "gobLOk soro!" (bodoh sekali) atau "Ksiswaan doyan duek" (kesiswaan suka duit).

Munculnya komentar pedas di fb itu membuat pihak SMAN 2 kebakaran jenggot. Senin (2/8) lalu, empat orang siswi dan orangtuanya dipanggil ke sekolah. Para wali murid diberi penjelasan tentang kesalahan yang sudah diperbuat oleh siswi-siswi tersebut.

Koordinator LSM Wamor Imam Suliono pun berpendapat, siswa ngawur adalah bentuk kegagalan pendidik dalam membina moral dan etika siswa. "Termasuk etika dalam berkomunikasi melalui fb. Kesalahan seperti itu masih bisa dibina. Karena terjadi akibat kejengkelan saja. Kalo dikeluarkan khawatir tidak dapat sekolah pengganti. Kalau sampai DO, sekolah harus bertanggung jawab karena tidak mendukung wajar Dikdas 12 tahun," bebernya kepada Radar Bromo. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=173954

Tidak ada komentar:

Posting Komentar