Senin, 09 Agustus 2010

Listrik Jatim Butuh Rp 4 T

[ Senin, 09 Agustus 2010 ]
Rasio Elektrifikasi Masih 69 Persen

SURABAYA - PLN Jatim masih memiliki pekerjaan rumah cukup berat untuk menyelesaikan masalah rasio elektrifikasi (perbandingan jumlah penduduk yang menikmati sambungan listrik di sebuah wilayah). Sebab, hingga saat ini baru 69 persen dari total penduduk yang sudah menikmati listrik. Untuk mencapai 100 persen, diperlukan investasi Rp 4 triliun.

"Untuk mencapainya bergantung pada dana pemerintah," kata Corporate Speaker PT PLN (persero) Distribusi Jatim Agus Widayanto dalam press tour yang diselenggarakan di Probolinggo, Sabtu malam (7/8).

Dana tersebut, lanjut dia, antara lain digunakan untuk membangun jaringan, gardu, serta pengadaan travo dan fasilitas lain di beberapa wilayah yang belum dialiri listrik. "Itu harus dilakukan pemerintah. Tapi, kalau pembangkit listrik bisa disediakan pihak swasta," katanya.

Dari sisi rasio elektrifikasi desa, sebenarnya Jatim sudah mencapai 99,8 persen dari total jumlah desa. Separo dari desa yang belum mendapat pasokan listrik berada di sekitar Pegunungan Argopuro, Situbondo, dan pulau-pulau kecil di sekeliling Madura. "Puluhan desa tersebut berada di lokasi yang sulit dijangkau. Solusinya sangat bergantung pada seberapa jauh pemerintah menganggarkan dana untuk pembangunan infrastruktur yang diperlukan," tandasnya.

Sementara itu, dari sisi rasio elektrifikasi pelanggan, masih ada 31 persen penduduk di Jawa Timur yang belum mendapatkan sambungan meski daerahnya sudah ter-cover listrik. PLN berharap elektrifikasi 100 persen terwujud pada 2020. Tahun tersebut sesuai dengan visi 75/100. "Yakni, pada ulang tahun ke-75 PLN pada 2020, elektefikasi sudah 100 persen. Rata di seluruh Indonesia," katanya.

Langkah awal untuk mewujudkan rencana tersebut adalah mengecilkan jumlah daftar tunggu calon pelanggan PLN. Menurut Agus, saat ini ada 100 ribuan calon pelanggan yang masuk daftar tunggu dengan total permintaan daya sekitar 100 megawatt. ''Target pada awal 2010 sedikit terkendala karena ada proses pengadaan meter yang belum tersedia di PLN. Tapi, sekarang sudah datang,'' terang Agus.

Dengan datangnya stok meteran tersebut, PLN Jawa Timur berharap daftar tunggu yang terselesaikan mencapai 30 ribuan pelanggan per bulan. ''Target penyelesaian sulit mencapai nol. Tapi, kami upayakan akhir tahun jumlahnya semakin kecil," ujarnya.

Terkait dengan pasokan, Agus mengatakan bahwa saat ini pembangkit listrik di Indonesia sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan Indonesia, meski beroperasi dengan jumlah yang pas dengan permintaan. "Di tahap tersebut, PLN mendeklarasikan bebas pemadaman bergilir." (aan/c2/fat)

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=2c99001baf236c5cdfc50b33db17b7f9&jenis=d645920e395fedad7bbbed0eca3fe2e0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar