Kamis, 06 Mei 2010

Sebulan Jelang UAS, Mata Tyas Buta Mendadak

Kamis, 6 Mei 2010 | 08:07 WIB

Siswi SD yang Bercita-cita Jadi Guru

Probolinggo - SURYA-Cita-citanya sungguh mulia. Nurillah Sya’baning Tyas, 12, ingin menjadi seorang guru. Tapi, ujian terberat menimpanya. Siswa kelas 6 SDN Sukokerto, Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo ini buta mendadak.

dari puluhan siswa kelas 6 SDN Sukokerto, Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo yang mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS), Rabu (5/5), Nurillah Sya’baning Tyas atau biasa disapa Tyas, mendapat keistimewaan.

Putri ketiga pasangan Aspari, 52, dan Ny Fadilah, 49, ini hanya sendirian mengikuti ujian ditemani, dua guru pengawas UAS, Bahtiar dan Wiwik Rukmiati. Bahtiar bertugas membacakan soal, sedangkan Wiwik mengisikan jawaban yang dipilih Tyas.

Sejak sebulan terakhir, penglihatan Tyas mulai tidak berfungsi normal. Puncaknya, beberapa hari lalu, Tyas sudah tidak bisa lagi melihat. Dia mendadak buta. Kebutaan yang dialami Tyas datangnya tiba-tiba. Di sekolahnya, Tyas dikenal sebagai siswa yang rajin belajar. Prestasinya juga di atas rata-rata. Setiap ulangan harian dan ujian, dia sudah langganan memperoleh nilai 8 dan 9.

Ketika hari pertama dia masuk ujian mengikuti UAS, tak banyak yang bisa dilakukannya. Tatapan matanya kosong. Dia seolah tak lagi kenal dengan lingkungan, tempatnya menimba ilmu. Bahkan, Tidak semua teman dikenalnya, karena dia tak hafal dengan suara teman-temannya yang biasa menghabiskan waktu bercanda dan belajar di sekolahnya.

Kedua orangtuanya terpukul dengan penderitaan yang dialami anak ketiganya itu. Bahkan, Aspari sempat menangis sesenggukan lalu menunduk di atas bangku sekolah Tyas, lantaran tak tega dengan derita yang dialami Tyas.

“Ketika mau ikut ujian, dia masih pegang pensil dan buku. Tapi, apalah daya, dia tak bisa melihat dan saya hanya bisa menangis meratapi penderitaannya,” ujar Aspari, staf Cabang Diknas Pajarakan ini, sembari meneteskan air matanya.

Beberapa hari sebelum UAS berlangsung, Fadilah, mengaku sempat memeriksakan anaknya ke dokter mata. Namun, tidak ada kelainan dengan bola mata Tyas. Akhirnya, Tyas dirujuk ke dokter spesialis syaraf. Hasilnya cukup mengejutkan. “Hasil CT Scan, di otaknya ada benjolan, yang diduga tumor otak,” ujar Fadilah dan langsung sesenggukan menangis.

Kepala SDN Sukokerto, Sundari mengaku sengaja memberi perlakuan khusus kepada Tyas, supaya bisa terus mengikuti UAS. “Kami tetap memfasilitasinya, karena kasihan, kalau sampai tidak bisa ikut ujian,” katanya.

Ketua Komite SDN Sukokerto, H Wahid Nurahman, yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar mengaku prihatin dan mendesak Pemkab Probolinggo, supaya membantu menyembuhkan sakit yang diderita Tyas. “Saya sangat menaruh harapan kepada pemkab dan koordinator kegiatan kesejahteraan dan sosial (k3S), supaya membantu Tyas,” katanya.

Kabar soal derita yang dialami Tyas nampaknya sudah didengar Diknas Kabupatenw Probolinggo termasuk pengurus K3S. Beberapa jam setelah Surya berada di lokasi, Ketua K3S Ny Tantri Hasan Aminuddin dan Kepala Diknas H Supanut langsung mengunjungi Tyas di ruang ujian. “Nanti akan kami bantu. Semua biayanya akan kami tanggung,” kata Tantri. atiqalirahbini

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/05/06/sebulan-jelang-uas-mata-tyas-buta-mendadak.html

[ Kamis, 06 Mei 2010 ]
Jelang UASBN, Buta Mendadak
Soal Didiktekan, Jawaban Dituliskan

PAJARAKAN - Malang benar nasib Nurillah Sya'baning Tyas, 12, siswi kelas VI SDN Sukokerto I, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Tiga hari menjelang UASBN, gadis itu tiba-tiba buta. Akibatnya, dia harus mengerjakan soal ujian dengan bantuan guru dan pengawas.

Selama UASBN, guru kelas membantu membacakan soal untuknya. Tyas kemudian memberikan jawaban. Jawaban yang disebut Tyas lantas dituliskan oleh pengawas ujian pada LJK.

Tak ayal, kondisi itu menimbulkan kerpihatinan. Sebab, Tyas mengalami kebutaan dengan proses yang sangat cepat. Gejala kebutaan itu dirasakan Tyas sejak Minggu (25/4). Lalu, Tyas mengalami kebutaan total pada Minggu (2/5). Tepatnya tiga hari menjelang UASBN. Pelaksanaan UASBN sendiri pada 4-6 Mei 2010.

Meski demikian, itu tidak membuat Tyas patah arang. Kepala SDN Sukokerto I Sundari mengatakan, Tyas tetap mengikuti UASBN. Namun, pihak sekolah memberikan perlakuan khusus.

Tyas mengerjakan soal di ruang lain, terpisah dengan teman-temannya. Selain itu, Tyas dibantu guru kelas selama mengikuti UASBN. Yakni Bakhtiar Affandi untuk pelajaran Matematika dan IPA, Gunawan untuk pelajaran bahasan Indonesia dan pengawas ruang Wiwik Rumiyati.

Perlakuan khusus tersebut menurut Sundari, sudah dikoordinasikan kepada pihak-pihak terkait. Yakni Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo dan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. "Semua pihak sudah memberikan persetujuan," kata Sundari.

SDN Pajarakan sendiri menetapkan nilai standar kelulusan sebesar 7. Hal itu menurut Sundari, seimbang dengan kemampuan sekolah dan siswa. Dengan standar kelulusan itu, Sundari optimis Tyas akan lulus. "Dia anak cerdas, Mas. Meski terkendala, saya yakin Tyas lulus," lanjutnya.

Berdasarkan informasi yang diterima Radar Bromo, kebutaan Tyas disebabkan oleh tumor otak. Menurut Fadilah, 46, ibu Tyas, salah seorang dokter mata tempat Tyas berobat mengatakan kondisi mata Tyas tidak apa-apa.

Namun ketika diperiksakan ke salah seorang dokter saraf, dokter tersebut menyarankan agar Tyas didiagnosa. Dari hasil diagnosa itulah diketahui Tyas menderita tumor otak. "Kondisi mata bagus, namun sarafnya yang bermasalah," ujar Fadilah.

Kondisi Tyas ini langsung terdengar oleh beberapa kalangan. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Wahid Nurahman mengunjungi Tyas. Wahid yang juga ketua komite di sekolah tersebut mengatakan, dirinya akan mengupayakan bantuan untuk Tyas.

Hal itu perlu dilakukan agar penglihatan Tyas bisa kembali normal dan melanjutkan ke jenjang SMP. "Akan dicarikan solusi terbaik untuk Tyas," katanya.

Selang satu jam kemudian, istri Bupati Probolinggo Tantri Hasan Aminuddin juga melihat kondisi Tyas. Tantri menyatakan simpati atas keadaan Tyas. Tantri mengatakan, Tyas akan diusahakan untuk mendapat penanganan medis sesegera mungkin.

Menurut Tantri, Tyas termasuk anak yang cerdas. Hal itu bisa dilihat saat Tyas menjawab soal-soal yang didiktekan guru kelas dan pengawas ruang. "Cara menjawabnya cepat. Gurunya tidak perlu mengulang hingga dua kali," tuturnya.

Tantri berharap Tyas bisa kembali normal. Sebab menurut Tantri, Tyas tergolong pada usia produktif. Karena itu, Tantri melalui K3S akan mengusahakan penanganan medis untuk Tyas. "Agar pendidikan Tyas tidak terganggu," lanjutnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156825

Tidak ada komentar:

Posting Komentar