Rabu, 21 Juli 2010

Santri Probolinggo Wakili Indonesia di World Scout Boot di Kenya

[ Rabu, 21 Juli 2010 ]
Lewat Pramuka, Ingin Jadi Duta Bangsa

Pertemuan organisasi kepanduan sedunia ke-13 (13th world scoot boot) bakal digelar di Kenya 27 Juli mendatang. Di antara ribuan peserta dari berbagai belahan dunia, ada satu santri asal MA Model Genggong Probolinggo ikut berpartisipasi. Ia merupakan salah satu dari 4 peserta yang mewakili Indonesia. Siapa dia?

MUHAMMAD FAHMI, Probolinggo

Ada yang berbeda dengan penampilan Ahmad Ali Sofyan, santri kelas XII IPS MA Model Genggong kemarin (20/7). Pemuda kelahiran Situbondo ini mengenakan seragam pramuka lengkap dengan atributnya mulai dari baret cokelat sampai dengan hasduk merah putih.

Padahal pada hari Selasa seperti kemarin, para murid MA Model lainnya mengenakan seragam putih abu-abu. Meski berpenampilan berbeda, tetapi Sofyan kemarin bukan salah kostum (saltum), ia memang sengaja memakai seragam pramuka lengkap, lantaran ada acara sepulang sekolah.

"Habis sekolah nanti, langsung meluncur ke kwarcab (kwartir cabang) Kabupaten Probolinggo. Nanti (kemarin) ada acara pelepasan sebelum berangkat ke Kenya," ujar Sofyan sambil membenarkan topi baretnya saat ditemui Radar Bromo usai sekolah kemarin.

Ya, Sofyan merupakan salah satu calon peserta World Scout Boot yang digelar di Kenya 27 Juli-7 Agustus mendatang. Ia salah satu dari empat perwakilan pramuka Indonesia yang mengikuti kegiatan tersebut.

Siang kemarin, Asyik Suprapto, pembina pramuka MA model yang juga pelatih di kwarcab juga sudah mengenakan pakaian lengkap. Hari itu Asyik mengantar Sofyan untuk acara pelepasan di kantor kwarcab Dringu.

Saat ditemui Radar Bromo, Asyik nampak semringah. Ia mengaku tak dapat menutupi kebahagiaannya lantaran salah satu anak didiknya berhasil menjadi satu-satunya duta Jatim di ajang pertemuan pramuka sedunia itu.

Menurut Asyik, Indonesia mengirimkan empat kader pramuka dalam ajang World Scott Boot tersebut. "Selain Sofyan, dua orang lainnya dari Sulawesi dan ada satu lagi dari Jakarta," katanya bangga.

Sofyan sendiri juga tak menyangka ia bakal mewakili Indonesia dalam ajang pertemuan sesama aktivis pramuka tersebut. Kepada Radar Bromo Sofyan lalu menceritakan kiprahnya di dunia kepramukaan.

Sofyan mulai aktif di pramuka sejak ia duduk di bangku SMP. "Keluarga saya banyak yang aktif di pramuka," katanya.

Ia mengaku segala kegiatan yang ada di pramuka sesuai dengan minat dan bakatnya, yakni traveling. Dengan mengikuti pramuka, Sofyan mengaku bisa menyalurkan hobinya itu lantaran sering mengadakan kegiatan di luar sekolahnya.

Selain itu pramuka juga dianggap bisa membentuk karakter pribadi yang mandiri dan tangguh. Karena sudah terlatih hidup di alam yang bebas dengan segala keterbatasan. Secara mental juga sudah teruji. "Orang pramuka itu terkenal tangguh," jelasnya.

Karena itu tanpa ragu, ketika masuk SMP ia memilih aktif di ekstrakurikuler pramuka. Ketika menjadi anggota pramuka, ia mengaku mendapatkan manfaat lainnya yang juga cukup dinikmatinya, yakni mendapatkan banyak teman!

Dalam kegiatan pramuka Sofyan tegolong salah satu anggota yang aktif. Termasuk mengikuti kegiatan KPDK (Kursus Pengelola Dewan Kerja) yang diadakan Kwarda Jatim pada Januari lalu.

Menurut Sofyan, kegiatan yang digelar di Surabaya itu menjadi cikal bakal kiprahnya di pentas internasional. Saat mengikuti KPDK itu, Sofyan mendapatkan informasi dari fasilitator Kak Purwaka soal rencana kegiatan 13 th World Scoot Boot.

Saat itu Purwaka yang juga pernah mengikuti kegiatan serupa yang diadakan tiap empat tahun sekali tersebut menceritakan seluk beluk kegiatan pertemuan antar aktivis pramuka se dunia tersebut kepada Sofyan. Mendengar cerita dari Purwaka, Sofyan pun tertarik.

Usai ajang KPDK, Sofyan browsing ke internet untuk mencari informasi tentang penyelenggaraan even world scout boot tersebut. "Usai mendapatkan info, saya langsung meminta izin ke kwarcab, kwarda sampai pusat untuk ikut," bebernya.

Rencana Sofyan tersebut ternyata berjalan mulus. Ia mendapatkan rekomendasi tanpa halangan. Hanya saja dana yang semula dijanjikan diback up penuh oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga urung didapat.

Tetapi Sofyan bisa bernafas lega, sebab Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pendidikan mau membantu biaya keberangkatanya dengan sharing bersama lembaga pendidikannya. Pemkab membantu 80 persen keberangkatannya, sementara pihak sekolah membantu 20 persen.

Alhasil Sofyan pun akhirnya bakal jadi berangkat ke Kenya. Saat ini Sofyan mengaku sudah menyiapkan berbagai hal terkait keikusertaannya di Kenya. Selain fisik, beberapa hari terakhir ini ia semakin serius mendalami segala hal yang berkaitan dengan budaya Indonesia. "Salah satu cita-cita saya adalah menjadi duta bangsa. Karena itu, dalam ajang tersebut, saya mempunyai misi untuk mengenalkan budaya kita di dunia," ujarnya.

Saat ini menurut Sofyan dirinya sudah mulai mengenalkan sebagian budaya Indonesia ke beberapa calon peserta itu melalui akun facebook. "Meski belum bertemu, saya sebagian besar sudah berteman di FB dengan calon pesertanya," terang Sofyan.

Persiapan lain yang dilakukan Sofyan jelang digulirkannya ajang pertemuan itu adalah dengan banyak membaca buku tentang global warming. Pasalnya isu utama yang menjadi bahasan dalam pertemuan tersebut adalah soal seputar pemanasan global yang sekarang ini sedang terjadi di mana-mana.

"Adanya kegiatan ini menunjukkan anggapan orang awam tentang pramuka itu salah. Saat ini banyak orang awam yang berpendapat pramuka itu hanya menyanyi dan camping saja. Pramuka itu banyak memberikan pengetahuan buat kita," tegas Sofyan. (nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=170940

Tidak ada komentar:

Posting Komentar