Senin, 21 Juni 2010

Dalami Motif Keluarga dan Pekerjaan

[ Senin, 21 Juni 2010 ]
Korban Sempat Dapat Teror melalui SMS

KRAKSAAN - Penyelidikan Polres Probolinggo atas kasus pembunuhan Sekretaris MUI Kraksaan sekaligus guru MAN Pajarakan M. Saiful Bahri terus mengalami perkembangan. Dari pemeriksaan saksi-saksi dan penyitaan barang, polisi kini mendalami motif keluarga dan pekerjaan.

Kasatreskrim Polres AKP Heri Mulyanto mengatakan, pihaknya sudah mulai menemukan fakta-fakta terbaru. Hal ini diungkapkannya setelah mengadakan rapat internal di kantornya kemarin (20/6). "Setidaknya kami tahu beberapa hal," ujar Kasatreskrim kemarin. Tapi, ia masih enggan merinci temuan tersebut.

Diketahui, M. Saiful Bahri, 45, warga Perumahan Semampir Indah, Kraksaan Kabupaten Probolinggo menghilang pada Selasa (15/6) lalu. Berikutnya, pada Rabu (16/6) pagi, tubuhnya ditemukan tak bernyawa di sungai Rondoningo, tepatnya bawah jembatan Desa Sentong, Krejengan. Di tubuhnya ditemukan sejumlah luka tusuk dan bacok. Polisi menduga Saiful Bahri adalah korban pembunuhan berencana.

Nama Saiful Bahri dikenal tidak hanya sebagai guru MAN Pajarakan. Ia juga adalah sekretaris MUI Kraksaan. Selain itu dia merupakan sekretaris umum Lembaga Dakwah PCNU Kraksaan dan ketua Yayasan Pemberdayaan Bangsa Kabupaten Probolinggo.

Tokoh-tokoh di Kraksaan mendesak polres segera mengungkap pelaku dan motif pembunuhan ini. Polres pun bekerja keras melakukan penyelidikan. Terakhir yang dilakukan selain telah memeriksa 7 saksi adalah penyitaan para laptop dan berkas-berkas kerja korban.

Menurut Kasatreskrim, dari penyelidikan sementara polres mendalami dua motif. Yakni motif masalah pekerjaan dan motif masalah keluarga. "Belum bisa dipastikan motif yang mana. Apalagi dua-duanya sama-sama kuat. Harus dilakukan penyidikan lebih dalam," terang AKP Heri.

Bagaimana dengan hasil otopsi? Kasatreskrim menyatakan pihaknya masih belum menerima. "Besok (hari ini,) akan diambil di RSUD Waluyo Jati," ujar AKP Heri.

Yang jelas, kata Kasatreskrim, polres berkomitmen untuk menyelesaikan kasus hingga tuntas. "Yang penting kasus ini selesai. Pasti akan kami ungkap ke publik," pungkas Heri.

Terima SMS Teror

Sementara itu Sanima, ibu kandung korban, kemarin sempat menghubungi Radar Bromo melalui ponsel anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Mulabbi Holili. Kebetulan kemarin, Mulabbi bertandang ke rumah Sanima.

Menurut Sanima, pada Minggu (13/6) malam, korban sempat pulang ke rumah asalnya di Desa Pondok Kelor Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Saat itu, kata Sanima, Saiful datang sendirian. Saiful pernah mengungkapkan adanya teror yang ia terima melalui SMS (short message service). "Kata anak saya, ada teror padanya melalui SMS," ujar Sanima dalam bahasa Madura.

Mendapat keluhan itu, Sanima minta anaknya berhati-hati. Mulanya, Sanima mengira SMS tersebut hanya kerjaan orang iseng. Tapi, ternyata SMS itu bukan guyonan semata. "Saat itulah terakhir kali saya bertemu (korban)," ujar Sanima.

Sedangkan anggota dewan Mulabbi Holili berharap Polres Probolinggo mengusut kasus ini hingga tuntas. Kasus ini sudah jadi perhatian publik. Apalagi korbannya adalah tokoh publik. "Orangnya aktif di berbagai kegiatan dan tugas," kata Mulabbi. (eem/yud)

Sumber : http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165576

Tidak ada komentar:

Posting Komentar