Senin, 21 Juni 2010

Pemuda Punya PR Moralitas

[ Senin, 21 Juni 2010 ]
Pemuda Punya PR Moralitas
KRAKSAAN - Pemuda Indonesia memiliki sejarah cukup panjang. Bahkan, melebihi usia kemerdekaan Indonesia. Sebab kemerdekaan sendiri juga karena peran penting pemuda. "Pemuda banyak berjasa pada bangsa," ujar Pembantu Dekan I FTI ITS Surabaya Prof. Dr. Mahfud, kemarin (20/6).

Hal itu disampaikan pada seminar nasional bertema "peran strategis pemuda dalam mewujudkan bangsa yang bermartabat menuju 1 abad Indonesia." Seminar dilaksanakan di gedung Islamic Center Kraksaan.

Selain Mahfud, narasumber lain yakni Hamid dari Badan Kesbangpol Linmas Kabupaten Probolinggo dan Yuristiarso, jurnalis di Bisnis Indonesia. Seminar tersebut dilaksanakan setelah pelantikan HMI cabang persiapan Probolinggo 2010-2011.

Dalam pantauan Radar Bromo, sekitar 100 peserta mengikuti acara ini. Tak hanya anggota HMI yang hadir. Namun sejumlah siswa asal sekolah sekitar Kraksaan juga menjadi peserta. Selain itu, juga hadir sebagian alumni HMI yang berdomisili di Kabupaten Probolinggo

Ditemui di sela-sela acara, Ketua HMI cabang persiapan Probolinggo Khoirul Anam mengatakan, seminar itu dilaksanakan dengan beberapa alasan. Yakni, untuk mengubah paradigma pemuda masa kini. Sebab, banyak pemuda malas untuk bergabung dalam sebuah organisasi. "Lebih tertarik pada hal lain," ujar Anam.

Dikatakan Anam, sebenarnya pemuda masih merasakan euforia zaman sekarang. Artinya, masih banyak pemuda menganggap sekarang adalah zaman bebas. "Bebas melakukan apa pun yang diinginkan," sebut Anam.

Padahal kata Anam, justru sekarang ini masih banyak PR bagi pemuda. "Yakni sebagai penerus perjuangan bangsa. Dalam hal ini mendukung pembangunan bangsa. Terutama moralitas," jelasnya.

Sementara Mahfud dalam materinya menegaskan, organisasi pemuda memiliki pengaruh penting. Keberadaannya kata Mahfud harus tetap dipertahankan. Sebab, fungsi pemuda tetap tidak berubah. Yakni, sebagai penerus bangsa, agen kontrol dan agen perubahan sosial. "Perannya wajib diperhitungkan," tegas Mahfud.

Selain itu Mahfud juga menjelaskan keterkaitan antar organisasi yang tumbuh di Indonesia. Terutama pada masa pra kemerdekaan. Mungkin asumsi masyarakat yang mendirikan organisasi tersebut adalah para orang tua.

Padahal kata Mahfud, saat itu usia pendirinya sendiri masih muda. "Seperti pendiri Boedi Oetomo. Waktu mendirikan masih muda. Beberapa kemudian menjadi tua," seloroh Mahfud.

Sedangkan Yuristiarso mengamati moralitas pemuda zaman sekarang. Dikatakan Yuristiarso, pemuda harus bisa menjaga nilai-nilai ketimuran Indonesia. "Bangsa kita adalah bangsa yang bermoral," ujarnya.

Di sesi dialog, seorang peserta bertanya pada Yuristiarso mengenai keterkaitan pemuda dengan kasus video Ariel-Luna Maya. Dikatakannya, kasus tersebut secara khusus mencoreng citra pemuda.

Jawaban Yuristiarso, kasus tersebut jangan sampai dijadikan contoh pergaulan. Namun, Yuristiarso kemudian memilah antara peran kepemimpinan pemuda dengan selebritas. Menurutnya, kedua hal itu harus dibedakan. "Agar kita tidak ikut-ikutan terjebak," katanya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165571

Tidak ada komentar:

Posting Komentar