Jumat, 11 Juni 2010

Pilihan RT, Laporkan Money Politics

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO - Masalah praktik money politics dalam ajang pemilihan ketua RT di Kota Probolinggo kembali mencuat. Yang ini terkait pemilihan ketua RT 2/RW 1 Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kanigaran. Kemarin (10/6), Zakaria, 36, salah seorang calon ketua RT, melapor ke lurah setempat M. Jusuf soal adanya praktik money politics.

Zakaria melapor kalau ada salah seorang calon ketua RT, yakni Edy Suliyanto, melakukan praktik politik uang. Zakaria tidak hanya meminta lurah menindak, tapi juga menggugurkan pencalonan Edy. Sebab, itu sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.

Selanjutnya Zakaria membeberkan, pada Selasa (8/6) sekira pukul 21.00 ada warga bernama Jamal yang disebut-sebut sebagai tim sukses Edy Suliyanto, mendatangi rumah Bu Man. Mereka bedua sama-sama warga RT 2 / RW 1 Kelurahan Curahgrinting.

Kedatangan Jamal diketahui oleh H Boang, warga yang disebut-sebut sebagai tim sukses Zakaria. Mengetahui Jamal mendatangi rumah Bu Man, Boang curiga. Apalagi, suhu politik di RT tersebut sedang meninggi karena pemilihan RT akan digelar pada Minggu (13/6).

Karena curiga, Boang saat itu terus memperhatikan apa yang dilakukan Jamal. Menurut Zakaria, saat itu Boang benar-benar melihat Jamal memberikan uang sebesar Rp 10 ribu kepada Bu Man.

Selanjutnya, Boang langsung mendatangi Jamal dan Bu Man. Setelah diurus, Bu Man mengaku kalau diberi uang oleh Jamal dan diminta memilih Edy Suliyanto. Jamal pun mengakui telah disuruh oleh ayahnya Edy Suliyanto, yakni H Abdul Hori. "Setelah ditanyakan oleh Boang uang itu untuk apa, ternyata ya untuk itu (memilih Edy Suliyanto)," jelas Zakaria.

Mendapat pengakuan itu, keesokan harinya sekitar pukul 15.00 Boang melaporkan kejadian itu kepada Zakaria. Berbekal laporan Boang, Zakaria kemarin melaporkan masalah tersebut ke Lurah Curahgrinting M. Jusuf. "Saya minta (Edy) digugurkan (pencalonannya), karena sudah melanggar dan menyalahi kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya," ujar Zakaria.

Tapi, saat dikonfirmasi masalah tersebut, Edy Suliyanto menyangkal. Bahkan dengan menyebut nama Tuhan, Edy menyatakan tak pernah melakukan tindakan tidak terpuji itu. "Tidak benar itu. Mendengar saja saya tidak, apalagi menyuruh," ujarnya saat ditemui di rumahnya kemarin.

Edy menegaskan tidak mungkin akan melakukan money politics untuk merebut kursi ketua RT. Menurutnya, kejadian itu hanya sebatas isu yang hendak menjelek-jelekkan namanya. "Kok seperti pemilihan caleg saja. Tidak mungkin saya menyuruh seperti itu. Kalau saya, tergantung apa kata orang yang menilai," ujarnya.

Menurut Edy, kalau sampai ada calon yang bermain dengan uang hanya untuk mendapatkan kursi ketua RT, itu adalah orang yang goblok. "Kalau sampai ngasih uang, goblok," ujarnya.

Katanya memberi Rp 10 ribuan? "Kenapa tidak diisukan Rp 25 ribuan saja. Demi Allah saya tidak melakukan itu," jawab Edy serius.

Sementara itu, Lurah Curahgrinting M. Jusuf setelah menerima laporan tersebut masih akan memanggil kedua belah pihak. Termasuk orang-orang yang disebut-sebut sebagai pemberi dan penerima uang. "Nanti kami pangil dulu orang-orangnya, untuk memastikan kebenarannya," ujar Jusuf.

Menurutnya, bila terbukti telah melakukan money politics, maka calon itu bisa digugurkan pencalonannya. Itu berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat oleh para calon ketua RT, pada Senin (7/6) lalu. Pada saat itu, ada kesepatan yang salah satunya membahas masalah money politics.

"Dalam pertemuan itu, sudah ada kesepakatan antara para calon untuk tidak melakukan money politics. Kalau misalkan terbukti, bisa digugurkan pencalonannya," ujarnya.

Sayang, kesepakatan itu tidak sampai berupa kesepakatan tertulis. Hanya disepakati berdasarkan kepercayaan bersama. "Tidak ada nota kesepakatan secara tertulis. Tapi, nanti tindakannya akan dikembalikan kepada hasil rapat waktu itu," jelas Lurah Jusuf. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar